DESKRIPSI
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi di tahun 1908. Salah satunya adalah Budi Utomo, karna salah satu oerganisasi penting di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Pergerakan nasional bangsa Indonesia diyakini oleh sebagian besar bangsa Indonesia berawal sejak tahun 1908. Pendiri organisasi Budi Utomo adalah Wahidin Soedirohoesodo. Wahidin Sudirohusodo, dr. adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Namanya Wahidin Sudirohusodo selalu dikaitkan dengan organisani Budi Utomo karena meskipun Wahidin Sudirohusodo bukan merupakan pendiri organisasi kebangkitan nasional itu, Wahidin Sudirohusodo menjadi salah satu penggagas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.
Pria yang lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 7 Januari 1852 ini menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Yogyakarta yang kemudian dia lanjutkan dengan bersekolah di Europeesche Lagere School yang juga berlokasi di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah tersebut, Sudirohusodo memutuskan untuk masuk di Sekolah Dokter Jawa atau yang juga dikenal dengan sebutan STOVIA di Jakarta.
Selama hidupnya, Sudirohusodo yang diketahui merupakan keturunan Bugis-Makassar ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Sehinggga tak heran bila dia disukai banyak orang. Dari pergaulannya inilah, Sudirohusodo akhirnya sedikit banyak mengerti penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda..
Selain sering bergaul dengan rakyat, dokter yang terkenal pula pandai menabuh gamelan dan mencintai seni suara, ini juga sering mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat di beberapa kota di Jawa. Para tokoh itu kemudian diajaknya untuk menyisihkan sedikit uang mereka yang nantinya digunakan untuk menolong pemuda-pemuda yang cerdas, tetapi tidak mampu melanjutkan sekolahnya. Namun sayangnya, Sudirohusodo kurang mendapat sambutan.
Pada tanggal 20 Mei 1908, Sutomo dan kawan-kawannya mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Inilah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Karena itu, tanggal lahir Budi Utomo, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Wahidin Sudirohusodo sendiri wafat pada tanggal 26 Mei 1917. kemudian dimakamkan di Yogyakarta.
PENDAHULUAN
Dalam penerapan politik etis terkandung di dalamnya usaha memajukan pengajaran dan pendidikan bagi generasi muda di Indonesia. Salah satu kendala dalam memajukan bidang pendidikan karena terbatasnya anggaran dana. Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi dr.Wahidin Sudirohusodo sehingga melakukan kegiatan menghimpun dana dengan melakukan propaganda berkeliling di Jawa tahun 1906. dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya. Pada tahun 1901 dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi direktur majalah Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang dikhususkan untuk kalangan priyayi. Hal ini mencerminkan perhatian seorang priyayi terhadap masalah-masalah dan status golongan priyayi itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa melalui pendidikan Barat. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa melalui pendidikan barat. Beliau menghimpun beasiswa agar dapat memberikan pendidikan modern atau barat kepada golongan priyayi Jawa dengan mendirikan Studie Fonds atau Yayasan Beasiswa. Ide dr. Wahidin Sudirohusodo selanjutnya menarik perhatian seorang mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA) bernama Sutomo. Akhirnya Sutomo mendirikan sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo. Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama kali di Indonesia yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Corak baru yang diperkenalkan Budi Utomo adalah kesadaran lokal yang diformulasikan dalam wadah organisasi modern dalam arti bahwa organisasi ini mempunyai pemimpin, ideologi yang jelas, dan anggota. Namun tidak semua golongan priyayi mendukung berdirinya Budi Utomo tersebut. Hal ini disebabkan kaum priyayi birokrasi dari golongan ningrat atau aristikrat mengadakan reaksi jika gerakan tersebut mengancam kedudukan kaum aristokrasi yang menginginkan situasi status quo, yaitu keadaan yang dapat menjamin kepentingan mereka. Gerakan kaum terpelajar tersebut akan membawa perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elite birokrasi. Meskipun kaum intelektual pada masa awal pergerakan nasional didominasi kaum priyayi, namun Budi Utomo dapatmembahayakan kedudukan kaum feodal konservatif terkait status sosialnya. Program utama dari Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi politik karena adanya aturan yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Disamping itu, pemerintah Hindia Belanda sedang melaksanakan program edukasi dari politik ethis sehingga terdapat kesesuaian kedua program. Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan para pelajar STOVIA sebagai intinya dengan gerakan awal jangkauannya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Jangkauan wilayah yang terbatas ini, menjadikan Budi Utomo dianggap sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan, karena salah satu programnya berbunyi " de harmonische ontwikkeling van land en volk van Jawa en Madura" (kemajuan yang harmonis bagi nusa Jawa dan Madura). Dengan demikian, mencerminkan kesatuan administrasi kedua pulau tersebut yang mencakup juga masyarakat Sunda yang kebudayaannya mempunyai kaitan dengan Jawa meski yang dipakai sebagai bahasa resmi organisasi adalah bahasa Melayu. Budi Utomo tidak langsung terjun dalam lapangan politik praktis karena dalaam rangka strategi dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu itu sehingga Budi Utomo lebih berorientasi kultural. Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan konggresnya yang pertama di Yogyakarta. Konggres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu ; Kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, tehnik, industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih R.T Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sedangkan anggota-anggota Pengurus Besar pada umumnya pegawai pemerintahan atau mantan pegawai pemerintahan dengan pusat organisasi berada di Yogyakarta. Pengurus hasil konggres ini merupakan dewan pimpinan yang didominasi oleh para pejabat generasi tua yang mendukung pendidikan yang semakin luas dikalangan priyayi dan mendorong pengusaha Jawa. Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat dukungan semakin luas dikalangan cendekiawan Jawa maka para pelajar tersebut memberi kesempatan kepada golongan tua untuk memegang peranan yang lebih besar bagi gerakan ini. Ini dibuktikan dengan terpilihnya golongan tua sebagai pengurus dalam konggres Budi Utomo I di Yogyakarta. Ketua terpilih R.T Tirtokusumo, sebagai seorang bupati lebih memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial Belanda dibanding reaksi dari warga pribumi. Sebelumnya terjadi persaingan daalam konggres itu, disebabkan terdapat kelompok minoritas yang dipimpin dr.Cipto Mangunkusumo yang berusaha memperjuangan Budi Utomo berubah menjadi partai politik yang berjuang untuk mengangkat rakyast pada umumnya tidak terbatas hanya golongan priyayi dan kegiatannya meliputi seluruh Indonesiaa, tidak hanya Jawa dan Madura saja. Namun, pandangan dr. Cipto Mangunkusumo gagal mendapat dukungan bahkan pada tahun 1909, beliau mengundurkan diri dari Budi Utomo dan kemudian bergabung dengan Indische Partij. Asas dan tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan. Selain tujuannya yang lain adalah menjamin kehidupan sebagai Bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan atau secara samar-samar menyebutkan kemajuan bagi Bangsa Hindia dimana jangkuan geraknya terbatas pada Jawa dan Madura serta baru meluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, kelamin, dan agama. Jika dicermati dari pernyataan tersebut, maka secara tersirat nampak pada Budi Utomo yakni kehormatan Bangsa. Bangsa yang terhormat adalah Bangsa yang memiliki derajat yang sama dengan Bangsa lain. Karena Bangsa Indonesia pada waktu itu tidak terhormat karena dijajah Belanda. Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu "ikut berusaha melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia". Sungguh suatu langkah maju, karena waktu itu gelora persatuan telah berkumandang di udara pergerakan kita. Disitu nampak bahwa Budi Utomo sedang berusaha memperluas ruang geraknya. Tidak hanya menuju kehidupan harmonis bagi Jawa dan Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi persatuan Indonesia. Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi politik, namun dalam perjalanannya Budi Utomo berubah haluan ke arah politik. Hal ini terbukti pada tahun 1915 Budi Utomo ikut aktif dalam "Inlandsche Militie" dan waktu Volksraad dibentuk. Budi Utomo juga tergabung dalam "Radicale Concentratic" yakni persatuan aliran-aliran yang dicap kiri dalam Volksraad. Hal tersebut berdampak dikuranginya anggaran pendidikan Budi Utomo secara drastis oleh pemerintah. Situasi ini berakibat terjadinya perpecahan antara golongan radikal dan moderat di Budi Utomo. Pada tahun 1924, dr.Sutomo yang tidak puas dengan Budi Utomo mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya. Penyebabnya adalah asas kebangsaan Jawa dari Budi Utomo sudah tidak relevan dengan perkembangan rasa kebangsaan yang menuju pada sifat nasional. Indonesische Studieclub pada perkembangannya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia. Pada tahun 1927, Budi Utomo masuk dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) yang dipelopori Ir.Sukarno. Meskipun demikian, Budi Utomo tetap eksis dengan asas kooperatifnya. Pada tahun 1928, Budi Utomo menambah asas perjuangannya yaitu: medewerking tot de verwezenlijking van de Indonesischeeenheidsgedachte (ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia).Hal ini sebagai isyarat Budi Utomo menuju kehidupan yang lebih luas tidak hanya jawa dan Madura, namun meliputi seluruh Indonesia. Usaha ini diteruskan dengan mengadakan fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) pimpinan dr.Sutomo. Fusi ini terjadi pada tahun 1935, hasil fusi melahirkan Parindra (Partai Indonesia Raya), sehingga berakhirlah riwayat Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan pertama di Indonesia.
PEMBAHASAN
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi modern pertama kali di Indonesia yang didirikan oleh dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Menurut beberapa sarjana, perkataan Budi Utomo berasal dari kata Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi, berarti "keterbukaan jiwa","pikiran"," kesadaran", "akal", atau "pengadilan". Tetapi juga bisa berarti " daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum". Sementara itu, perkataan Jawa utomo berasal dari uttama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti " tingkat pertama" atau " sangat baik"( Gonda dalam Akira Nagazumi, 1989: 58).
Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya. Pada tahun 1901 Dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi direktur majalah Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang dikhususkan untuk kalangan priyayi. Hal ini mencerminkan perhatian seorang priyayi terhadap masalah-masalah dan status golongan priyayi itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa melalui pendidikan Barat (Ricklefs, 1991:248- 249).
Namun tidak semua golongan priyayi mendukung berdirinya Budi Utomo tersebut. Hal ini disebabkan kaum priyayi birokrasi dari golongan ningrat atau aristikrat mengadakan reaksi jika gerakan tersebut mengancam kedudukan kaum aristokrasi yang menginginkan situasi status quo, yaitu keadaan yang dapat menjamin kepentingan mereka (Sartono Kartodirdjo, 1993:102). Gerakan kaum terpelajar tersebut akan membawa perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elite birokrasi.
Program utama dari Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi politik karena adanya aturan yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Disamping itu, pemerintah Hindia Belanda sedang melaksanakan program edukasi dari politik ethis sehingga terdapat kesesuaian kedua program (Kansil, 1986:22-23). Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan para pelajar STOVIA sebagai intinya dengan gerakan awal jangkauannya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Jangkauan wilayah yang terbatas ini, menjadikan Budi Utomo dianggap sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan, karena salah satu programnya berbunyi " de harmonische ontwikkeling van land en volk van Jawa en Madura" (kemajuan yang harmonis bagi nusa Jawa dan Madura). Dengan demikian, mencerminkan kesatuan administrasi kedua pulau tersebut yang mencakup juga masyarakat Sunda yang kebudayaannya mempunyai kaitan dengan Jawa meski yang dipakai sebagai bahasa resmi organisasi adalah bahasa Melayu (Ricklefs, 1991:24).
Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan konggresnya yang pertama di Yogyakarta. Konggres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu ; Kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, tehnik , industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih R.T Tirtokusumo,bupati Karanganyar sedangkan anggota-anggota Pengurus Besar pada umumnya pegawai pemerintahan atau mantan pegawai pemerintahan dengan pusat organisasi berada di Yogyakarta (Pringgodigdo, 1984:1). Pengurus hasil konggres ini merupakan dewan pimpinan yang didominasi oleh para pejabat generasi tua yang mendukung pendidikan yang semakin luas dikalangan priyayi dan mendorong pengusaha Jawa (Ricklefs, 1991: 250).
Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat dukungan semakin luas dikalangan cendekiawan Jawa maka para pelajar tersebut memberi kesempatan kepada golongan tua untuk memegang peranan yang lebih besar bagi gerakan ini. Ini dibuktikan dengan terpilihnya golongan tua sebagai pengurus dalam konggres Budi Utomo I di Yogyakarta. Ketua terpilih R.T Tirtokusumo, sebagai seorang bupati lebih memperhatikan reaksi daro pemerintah kolonial Belanda dibanding reaksi dari warga pribumi (Nugroho Notosusanto, 1975:182).
PERKEMBANGAN BUDI UTOMO
Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, organisasi Budi Utomo menggelar kongres pertamanya di kota Yogyakarta. Saat diadakannya kongres ini, Budi Utomo telah memiliki 7 cabang yang tersebar di beberapa kota, yaitu Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Ponorogo. Hasil kongres yang pertama Budi Utomo menghasilkan beberapa keputusan, yaitu :
- Budi Utomo tidak berpolitik
- Kegiatan Budi Utomo ditujukan pada bidang sosial, budaya, dan pendidikan
- Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura
- Terpilihnya mantan Bupati Karanganyar yang bernama Tirto Kusumo sebagai ketua budi Utomo pusat
Semenjak dipimpin oleh Tirto Kusumo, Budi Utomo banyak dimasuki oleh anggota baru dari kalangan bangsawan dan pejabat colonial, sehingga banyak anggota muda saat itu yang lebih memilih untuk mundur. Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para pemimpin dari mulai terbentuk semakin terdesak ke belakang. Strategi awal Budi Utomo yang pada dasarnya bersifat kooperatif, telah berubah.
TUJUAN BUDI UTOMO
Tujuan Budi Utomo adalah untuk memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Pada saat itu, istilah persatuan seluruh Indonesia belum dikenal. Maka Budi Utomo hanya berfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat Jawa dan Madura. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan beberapa usaha, yaitu :
- Memajukan pengajaran sebagaimana yang menjadi tujuan dari Dr.Wahidin
- Memajukan pertanian, peternakan, perdagangan. jadi bidang perekonomian juga menjadi fokus untuk memajukan kesejahteraan
- Memajukan teknik industri
- Menghidupkan kembali kebudayaan
Terjadi perbedaan pendapat dalam kongres pertama itu. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya kelompok minoritas pimpinan dr. Cipto Mangunkusumo. Kelompok minoritas ini bermaksud dan berkeinginan memperjuangan Budi Utomo agar menjadi partai politik yang nantinya bermanfaat untuk mengangkat rakyat secara umum, tidak terbatas hanya pada kaum bangsawan. Mereka juga menginginkan agar pergerakan Budi Utomo tidak sebatas di Jawa dan Madura, namun cakupannya menyeluruh ke seluruh Nusantara. Namun, pendapat dr. Cipto Mangunkusumo tidak berhasil mendapat dukungan. Pada akhirnya, tahun 1909, dr. Ciptomangunkusumo mengundurkan diri dari Budi Utomo.
· Tahun 1924
· Soetomo merasa tidak puas dengan Budi Utomo. Penyebab ketidakpuasan itu adalah seiring berjalannya waktu asas kebangsaan Jawa pada Budi Utomo sudah tidak sejalan lagi dengan asas kebangsaan yang sifatnya nasionalis. Soetomo kemudian mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya pada tahun 1924. Indonesische Studieclub seiring perkembangannya kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia.
· Tahun 1927
· Budi Utomo bergabung ke dalam gerakan PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) pada tahun 1927. PPPKI adalah sebuah gerakan yang Ir. Soekarno sebagai pelopornya. Meskipun demikian, Budi Utomo tetap berkecimpung pada kegiatan-kegiatan kebangsaannya.
· Tahun 1928
· Pada tahun 1928, Budi Utomo mengambil suatu langkah maju dengan menambah asas dan tujuan pergerakannya, yaitu turut berusaha mewujudkan cita-cita persatuan Indonesia. Ini adalah langkah bijak perjuangan, sebab pada saat itu semangat persatuan bangsa Indonesia sedang berkibar di bumi Nusantara. Dari situ terlihat bahwa Budi Utomo sedang berusaha memperluas gerakannya. Budi utomo tidak hanya mementingkan rakyat Jawa dan Madura, tetapi secara keseluruhan Budi Utomo juga memperhatikan persatuan Indonesia.
· Tahun 1935
· Usaha mencapai persatuan Indonesia dilanjutkan dengan melakukan fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia). Persatuan ini dipimpin oleh Soetomo. Hasil fusi ini membentuk Parindra (Partai Indonesia Raya). Dengan ini maka berakhirlah Budi Utomo yang berperan sebagai organisasi pergerakan di Indonesia.
BERAKHIRNYA OGANISASI BUDI UTOMO DI INDONESIA
Runtuhnya organisasi budi Utumo yaitu pada tahun 1935, hal ini di sebabkan karena adanya tekanan terhadap pergerakan nasional dari pemerintah kolonial membuat Budi Utomo kehilangan wibawa, sehingga terjadi perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam pengaruh Budi Utomo makin berkurang. Pada tahun 1935 organisasi ini bergabung dengan organisasi lain menjadi Parindra (Suhartono, 2001 : 31). Sejak saat itu Budi Utomo terus mundur dari arena politik dan kembali kekeadaan sebelumnya. Dalam bukunya Pringgodigdo, 1998:2-3, menyebutkan bahwa keruntuhan Budi Utomo disebabkan karena adanya propaganda kemerdekaan Indonesia yang dilakukan Indische Partji berdasarkan ke Bangsaan sebagai indier yang terdiri dari Bangsa Indinesia, Belanda Peranakan, dan Tionghoa. Banyak orang yang memandang Budi Utomo lembek oleh karena menuju "kemajuan yang selaras buat tanah air dan Bangsa" serta terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk Bangsa Indonesia dari Jawa, Madura, Bali, dan Lombok yaitu daerah yang berkebudayaan Jawa semata-mata) meninggalkan Budi Utomo.
Berdirinya Muhamadyah merugikan Budi Utomo, karena Budi Utomo tidak mencampuri agama. Jadi Budi Utomo kehilangan kedudukan monopolinya yang menyebabkan timbulnya perkumpulan beraliran Indisch-Nasionalisme Radikal yang beraliran demokratis dengan dasar agama dan yang beraliran keinginan mengadakan pengajaran modern berdasarkan agama dan ke Bangsaan diluar politik. Beranjak dipemerintahan kolonial menyebut Budi Utomo sebagai tanda keberhasilan politik Etis dimana memang itu yang dikehendakinya: suatu organisasi pribumi progresif-moderta serta dikendalikan oleh para pejabat. Pejabat-pejabat Belanda lainnya mencurigai Budi Utomo atau menganggapnya sebagai gangguan potensial. Desember 1909 Budi Utomo dinyatakan sebagai organisasi sah. Adanya sambutan hangat dari Batavia menyebabkan banyak orang Indonesia tidak puas dengan pemerintah yang mencurigai itu (Ricklefs, 2005 : 250-251).
SIMPULAN
Bermula dari dampak politik etis, Budi Utomo sebagai organisasi awal pada masa pergerakan Indonesia didirikan oleh siswa STOVIA. Budi Utomo bebas dari prasangka keagamaan, tetapi lebih untuk meningkatkan pendidikan dan kebudayaan. Namun, pada perkembangan selanjutnya mengarah pada bidang politik. Budi Utomo mempunyai fungsi yang istimewa karena bisa menjadi jembatan antara para pejabat kolonial yang maju dengan kaum terpelajar Jawa. Hal ini merupakan sumbangan yang tidak ternilai bagi masa depan Indonesia. Kelahiran Budi Utomo telah menjadi tonggak yang menumbuhkan semangat perjuangan, sekaligus menjadi inspirasi berdirinya berbagai organisasi di seluruh pelosok tanah air, baik yang bersifat kedaerahan, politik, keagamaan, serikat pekerja, kewanitaan maupun kepemudaan. Pada kurun selanjutnya muncul sejumlah organisasi seperti Sarekat Islam, Indische Partij, dan berbagai organisasi lainnya. Hal ini mewarnai awal kebangkitan nasional yang mencapai puncaknya pada tahun 1928. Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, sedangkan kebangkitan pemuda Indonesia ditandai dengan adanya peristiwa Sumpah Pemuda.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indoberita.com/2015/05/16393/sejarah-singkat-hari-kebangkitan-nasional-setiap-20-mei/ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah 1976/1977, sejarah daerah Kalimantan Timur. Pringgodigdo, Ak, Mr., sedjarah Pergerakan Rakyat Indonesia, pustaka rakyat, Jakarta 1950.
http://conanjavahistory.blogspot.com/2013/05/makalah-budi-utomo_2784.html
http://www.ilmudasar.com/2017/03/Pengertian-Fungsi-Tujuan-Terbentuknya-Budi-Utomo-adalah.html
http://www.hariansejarah.id/2017/01/budi-utomo-sebagai-organisasi-awal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar