DESKRIPSI
Adapun tujuan artikel ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang sejarah-sejarah dan peristiwa-peristiwa yang ada di Indonesia. Salah satunya pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningratdengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso. Pada awal perang Dunia ke II, jepang selalu mendapat kemenangan melawan sekutu, tetapi pada tahun 1942 jepang mulai mengalami kekalahan dari sekutu, seperti pertempuran di Laut karang (Mei 1942), pertempuran Midway (Juni 1942). Jepang yang semula Berjaya menguasai Asia Selatan dan Asia Tenggara mulai terdesak oleh pasukan Sekutu. (Tahun 1942 merupakan titik balik jalannya Perang Asia Timur Raya).
Pada tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak. Kekalahan jepang di Asia Pasifik tinggal menunggu waktu. Pada situasi demikian, perlawanan rakyat semakin menyala. Keadaan tersebuk diperburuk oleh turunnya mobil prajurit, krisis ekonomi, dan politik dalam negeri Jepang sendiri. Demikian halnya dengan pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall, dipukul mundur oleh pasukan Sekutu. Selanjutnya Jepang mengalami serangan udara di kota Ambon, Makasar, Menado dan Surabaya. Bahkan pasukan Sekutu telah mendarat di daerah-daerah minyak seperti Tarakan dan Balikpapan.
Pada tanggal 17 Juli 1944, Jendral Hideki Tojo meletakkan Jabatan sebagai perdana menteri. Ia digantikan pleh Jendral Kuaniaki Koiso. Koiso mempunyai berat memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa-bangsa Asia. Karena itu ia menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah Negara, termasuk Indonesia.
Pada tanggal 7 September 1944 Jendral Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia di kelak kemudian hari. Janji itu disampaikan di depan sidang Teikoko Qinkai (perlemen Jepang). Tujuannya agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang.
Sejak diikrarkan janji kemerdekaan, di kantor-kantor boleh dikibarkan sang Merah Putih yang berdampingan dengan bendera jepang (Hinomaru) dan diiperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia di kantor, di sekolah, dan di media massa. Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya ingin mementingkan dirinya sendiri, yaitu pertama; Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat Indonesia,dan yang kedua; untuk melaksanakan politik kolonialnya.
PENDAHULUAN
Di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu Kebangkitan Nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sodirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo yang didirikan pada 20 Mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya, sepert Sarekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911) dibawah H.O.S Cokroaminoto, Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh Tiga Serangkai yaitu : Douwes Dakker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Surya diningrat ( yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajardewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak berumur panjang karena pimpinannya dibuang keluarnegeri (1913).
Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.Mulailah kini perjuangan Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Tujuan itu diekspesikannya dengan tujuan yang jelas, kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain : M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbapranoto, serta tokoh-tokoh pemuda lainnya. Perjuangan rintisan Kesatuan Nasional kemudian Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
Pada masa ini perjuangan juga dilakukun secara kooperasi, antara lain munculnya patindo dan parinda. Pada saat ini muncul pula fraksibaru dalamVolksraad yang diketuai oleh M. Husni Thamrin, yaitu Fraksi Nasional yang menurut jaminan kemerdekaan nasional, selain itu juga menuru tadanya pelarangan sekolah swasta. Untuk nanti muncul Petisi Sutarjo yang menuntut perbaikan Indonesia serta wakil Indonesia di volksraad. Tetapi tuntutan ini ditolak oleh pemerintah Belanda sehingga melahirkan GAPI yang tidak mendapat tanggapan dari Belanda sehingga Jepang datang di Indonesia.
PEMBAHASAN
BPUPKI atau badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pihak jepang pada tanggal 29 april 1945. Badan ini dibentuk dengan alasan mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia supaya mau membantu bangsa jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Badan ini diketuai oleh Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat serta wakilnya yaitu Ichibangase Yoshio (orang jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang).
Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang melalui Jendral Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Tujuan dibentuknya BPUPKI untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting yang berkaitan dengan persiapan pembentukan Negara Indonesia merdeka.
Tugas utama BPUPKI mempelajari dan menyusun rencana pembangunan pemerintahan Indonesia merdeka. BPUPKI beranggotakan 64 orang,sebagai ketua Dr. Rajiman Wediodiningrat. Dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, di gedung Cuo Sangi In (sekarang gedung Departemen Luar Negeri) Jalan Pejambon, Jakarta. Pada pelantikan dikibarkan bendera Hinomaru oleh Mr. AR Pringgodigdo, dan Merah Putih oleh Toyohiko Masuda. Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ).
Pada hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta sebagian para anggota sebagai berikut :
Ketua (kaicoo) : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin) : Hibangse Yosio (Orang Jepang)
Ketua Muda ( Fuku kaico): R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala atau Zimokyoku Kucoo)
Anggota 60 orang :
Ir. Sukarno.
2 Drs. Muhammad Hatta
3 Ki Hajar Dewantara
4 Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja
5 Dr. Samsi Sastrawidagda
6 Dr. Sukiman Wiryosanjoyo
7 Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat
8 K. H. A Ahmad Sanusi
9 Haji Abdul Wahid Hasyim
10 Haji Agus Salim
11 Ir. Pangeran Muhammad Nur
12 Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar
13 Abdul Kahar Muzakir
14 Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo
15 Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo
16 Abdul Kaffar
17 K.H. Abdul Halim Majalengka (Muhammad Syatari)
18 Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat.
19 Ki Bagus Hadikusumo
20 Kiai Haji Abdul Fatah Hasan
21 Kiai Haji Mas Mansoer.
22 Kiai Haji Masjkur.
23 Agus Muhsin Dasaad
24 Liem Koen Hian
25 Mas Aris.
26 Mas Sutarjo Kartohadikusumo
27 Mr. A.A. Maramis
28 Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro.
29 Mr. Mas Besar Martokusumo.
30 Mr. Mas Susanto Tirtoprojo
31 Mr. Muhammad Yamin
32 Mr. Raden Ahmad Subarjo
33 Mr. Raden Hindromartono,
34 AR Baswedan
35 Mr. Raden Mas Sartono.
36 Mr. Raden Panji Singgih.
37 Mr. Raden Syamsudin
38 Mr. Raden Suwandi.
39 Mr. Raden, Sastromulyono.
40 Mr. Yohanes Latuharhary
41 Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso
42 Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito
43 Oey Tiang Tjoei
44 Oey Tjong Hauw
45 Bandoro Pangeran Hario Purubojo
46 P.F. Dahler
47 Parada Harahap
48 Prof. Dr. Mr. Raden Supomo.
49 Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat
50 Prof. Dr. Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma
51 Raden Abdul Kadir
52 Raden Abdulrahim Pratalykrama
53 Raden Abikusno Cokrosuyoso
54 Raden Adipati Ario Purbonegoro Sumitro Kolopaking
55 Raden Adipati Wiranatakoesoema V.
56 Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo.
57 Raden Asikin Natanegara
58 Raden Mas Margono Joyohadikusumo
59 Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
60 Raden Oto Iskandardinata
61 Raden Panji Suroso
62 Raden Ruslan Wongsokusumo
63 Raden Sudirman
64 Raden Sukarjo Wiryopranoto
BPUPKI mengadakan siding dua kali, yaitu
a. Sidang pertama, 29 Mei – 1 Juni 1945,membahas dasar Negara Indonesia
.b. Sidang kedua, 10 – 17 Juli 1945, membahas Rancangan Undang-undang Dasar. Disamping itu, pada tanggal 29 april 1945 jepang memperbolehkan berkibarnya bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang.
1. Sidang BPUPKI Pertama
Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada jaman kolonial Belanda.
Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema Dasar Negara. Sidang ini membahas dan merancang calon dasar Negara R.I. yang akan merdeka. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas asar Negara kebangsaan Republik Indonesia,yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial)
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo menyampaikan lima prinsip dasar Negara yang dinamakan Dasar Negara Indonesia Merdeka, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan lima asas dasar Negara Indonesia yang diberi nama Pancasila, yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu :
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan dan Kebudayaan
Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali disebutnya sebagai Ekasila yaitu merupakan sila gotong royong merupakan upaya Soekarno dalam menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-kesatuan. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila, namun konsep bersikap kesatuan tersebut pada akhirnya disetujui dengan urutan serta redaksi yang sedikit berbeda. Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru.
. Masa antara Rapat Pertama dan Kedua
Setelah berakhir masa sidang BPUPKI yang pertama, belum nampak hasil kesepakatan Dasar Negara Indonesia. Maka dibentuk panitia delapan (panitia kecil) yang tugasnya untuk memeriksa usul-usul yang masuk untuk ditampung dan dilaporkan pada sidang BPUPKI yang kedua. Beranggotakan 8 orang :
1. Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)
2. Ki Bagoes Hadikoesoemo
3. Kyai haji wachid hasyim
4. Mr. Muhammad yamin
5. M. soetardjo kartohadikoesoemo
6. Mr. A.A. maramis
7. R. Oto iskandar dinata
8. Drs. Mohammad hatta
Hasil rapat panitia kecil (panitia Delapan) :
1. Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka.
2. Supaya hukum dasar yang akan dirancangkan itu diberi semacam preambule (Mukaddimah).
3. Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujudnya suatu hukum dasar.
4. Membentuk satu panitia kecil penyelidik usu-usul/perumusan dasar negara yang dituangkan dalam mukaddimah hukum dasar.
Segera selesai sidang Panitia Kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai penyidik usul-usul/perumus Dasar Negara yang dituangkan dalam Mukaddimah Hukum Dasar yang beranggotakan 9 orang yang besidang di kediaman Ir. Soekarno,di Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta.
1. Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)
2. Drs. Mohammad hatta
3. Mr. A.A. maramis
4. Kyai haji wachid hasyim
5. Abdul kahar muzakir
6. Abikusno tjokrosujoso
7. H. Agus salim
8. Mr. Achmad soebardjo
9. Mr. Muhammad yamin
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945), membahas rancangan UUD
Rapat kedua berlangsung 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dikenalkan 5 anggota baru : abdul fatah hasan, asikin natanegara, P. Surio Hamidjojo, Mr. Muhammad Besar, dan Abdul Kaffar. Dalam rapat ini pula dibentuk "Panitia Perancang Undang-Undang Dasar" beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, "Panitia Pembelaan Tanah Air" dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso beranggotakan 23 orang dan "Panitia Ekonomi dan Keuangan" diketuai Mohamad Hatta beranggotakan 23 orang. Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:
1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
2. Mr. Wongsonegoro
3. Mr. Achmad Soebardjo
4. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. R.P. Singgih
6. H. Agus Salim
7. Dr. Soekiman
t.Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu:
1. Pernyataan indonesia merdeka
2. Pembukaan UUD 1945
3. Batang tubuh UUD
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertamaPiagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
a. Perumusan Dasar Negara Indonesia
untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka .
a. Rumusan Mr. Muh. Yamin
Tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk penyampaian rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr Muh . Yamin mengemukakan lima" Ajas Dasar Negara Republik Indonesia "sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemusiaan
3. Peri ke-tuhanan
4. PeriKerakyataan
5. Kesejahteraan rakyat
b. Rumusan prof. Dr .Mr. Soepomo
Pada tanggal 31 mei 1945 prof. Dr.Mr Soepomo mengajukanDasar Negara Indonesia Merdeka yaitu sebagai berikut :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan
4. Musyawarah
5. Keadilan sosial
c. Rumusan Ir. Soekarno
Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama , itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai "Lahirnya pancasila ".selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka ,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .
Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar negara .Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Piagam Jakarta
Pada tanggal 22 juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan dengan 9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut juga sebagai panitia sembilan. Anggotanya berjumlah 9orang , yaitu sebagai berikut:
1. Soekarno
2. Drs.Moh. Hatta
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Ahmad soebardjo
5. Mr. A.A . Maramis
6. Abdul kadir Muzakir
7. K. H. Wachid Hasjim
8. H. Agus Salim
9. Abikusno Tjokrosjos
Mr. Muh. Yamin menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau Jakarta Charter. rumusan rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah sebagai berikut :
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari'at islam sebagai pemeluk –pemeluknya.
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Kesatuan Indonesia
4. (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan perwakilan
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia
c. Rancangan UUD
Pada tanggal 10 juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal pembukaan atau preambule-nya oleh sebuah panitia perancang UUD dangan suara bulat menyetujui isi prembule (pembukaan) yang di ambil dari piagam jakarta. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian di sempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Djaja diningrat , H. Agus salaim, dan Prof . Dr. Mr . Soetomo
Persidangan ke2 BPUPKI di laksanakan pada tanggal 14 juli 1945 dalam rangka menerima laporan panitia perancang UUD. Ir. Soekarno selaku ketua penitia melaporkan 3 hasil yaitu :
1. Pernyataan indonesia merdeka
2. Pembukaan UUD
3. UUD (batang tubuh ) .
SIMPULAN
Tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memperoleh kemerdekaan, namun kemerdekaan itu tidak diperoleh dengan mudah atau pun kemerdekaan itu pemberian bangsa lain. Semua itu ditempuh dengan perjuangan yang sangat panjang dan melelah. Tidak sedikit jiwa yang berjatuh bermandikan darah dan keringat, istri yang menjadi janda ditinggal kepala rumah tangga yang berselimutkan baju berbau darah dananak-anak yang menjadi yatim kerena tubuh sang ayah dipenuhi peluru-peluru penjajah. Kemerdekaan di negeri ini tidak instan, tapi melalui tahap demi tahap. Tidak lelahnya para pejuang kita bertempur, baik melalui peperangan maupun diplomatik.
BPUPKI adalah salah satu pintu pembuka dari beberapa pintu pembuka jalan harus dilewati para pejuang kita untuk memperoleh kemerdekaan. Walaupun BPUPKI ada ikut campur Jepang, namun semua keputusan murni dari pejuang kita semata dengan tujuan yang satu yaitu kemerdekaan Indonesia. BPUPKI suatu sejarah yang perlu di tulis dengan tinta emas dalam sejarah negeri ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://mustaqimzone.files.wordpress.com/2010/02/sidang-bpupki.jpg?w=300&h=194
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg/300px-Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Sidang_BPUPKI_-_1.jpg/300px-Sidang_BPUPKI_-_1.jpg
Buku IPS Terpadu SMP kelas /VIII/2010/pembentukan-bpupki