Rabu, 31 Oktober 2018

B-181710023-TUGAS MENONTON DAN MEMN

RESENSI FILM 5CM 

o    Judul Film         : 5cm

o    Sutradara         : Rizal Mantovani

o    Produser          : Sunil Soraya

o    Genre              : Drama

o    Pemeran          : Herjunot Ali, Fedi Nuril, Denny Sumargo, Raline Shah, Igor Saykoji, Pevita Pearce

o    Tanggal Rilis    : 12 Desember 2012 

o    Bahasa             : Indonesia 

 

Sinopsis :

 Lima  remaja yang telah menjalin persahabatan yang cukup lama hingga pada suatu hari mereka berlima merasa jenuh dengan hubungan pertemanan ini, dan akhirnya mereka memutuskan berpisah untuk sementara dan berjanji tidak saling berhubungan dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya selama 3 bulan.

Namun setelah 3 bulan berpisah, banyak kerinduan yang mereka rasakan. Dalam perpisahan singkat itu, mereka menemukan suatu hal yang merubah mereka untuk menjalani hidup lebih baik. Akhirnya mereka putuskan kembali untuk bertemu dan merayakan kembali pertemuan mereka dengan mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru. Perjalanan mereka ke puncak Semeru untuk mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tersebut tepat pada tanggal 17 Agustus. Sebuah perjalanan yang membuat kelima pemuda ini semakin mencintai Indonesia. Banyak aral melintang dalam perjalanan mereka menuju puncak.

 

Resensi :

 Kisah ini menceritakan persahabatan antara lima pemuda yang bernama Gentayang diperankan Fedi Nuril, Arial (diperankan Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah), dan Ian yang diperankan oleh Igor "Saykoji". Film ini berdasarkan novel yang berjudul "5CM" karya Donny Dhirgantoro. Resensi ini merupakan sebuah resensi film, jadi tidak dihubungkan dan tidak dibandingkan dengan novelnya. Penilaian yang dilihat dari film. Humor, tingkah laku, dan percakapan yang terjadi bisa dianggap sebagai keseharian yang pernah terjadi di dunia nyata, tetapi tetap ada bagian yang memang tidak pantas terjadi di dunia nyata. Riani yang merupakan perempuan sendiri selalu menjadi bagian yang terlindungi daripada teman-temannya. Mereka berlima semuanya telah lulus masa kuliahnya, tetapi hanya Ian yang belum. Ian terlalu sibuk mengerjakan hal lain seperti bermain game, menonton film "blue film" dan suka sekali makan mie pada malam hari. Keunikan perempuan yang paling cantik ini, apabila sedang makan mie bersama teman-temanya ia selalu meminta kuah mie dari temannya. Arial yang memiliki tubuh atletis, bila kenalan dengan wanita lain, selalu grogi dan tidak lupa membawa kecap bila sedang makan mie di sebuah warung. Zafran memiliki keunikan berbeda pastinya, dia seorang yang puitis, dan menyukai adiknya Arial  yang bernama Dinda. Hubungan mereka berdua selalu datar, hanya hubungan jalan di tempat. Genta yang merupakan pekerja rajin dalam perusahaan bersama Riani, diam-diam dia menyukai Riani tapi tidak bisa mengungkapkan perasaannya walaupun mereka sudah kenal lama. Pada suatu malam mereka main kerumah Arial, berkumpul ditempat mereka biasa ngobrol dan bersantai. Tanpa disangka-sangka Genta mempunyai sebuah gagasan yang bikin mereka merasa sedih sekaligus bimbang. Genta ingin mereka berlima selama tiga bulan tidak boleh bertemu maupun berkomunikasi dengan cara apapun. Selama itu mereka harus melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang ingin mereka capai tanpa berhubungan satu sama lain. Riani merasa dia tidak kuat tanpa mereka semua yang selalu bersama dalam segala kegiatan. Ian setuju, karena dia ingin menyelesaikan skripsinya yang telah lama dia abaikan. Dengan begitu dia bisa fokus akan kegiatanannya dengan menyelesaikan skripsi hingga sidang. Kerja keras Ian sempat mengalami cobaan, tetapi Ian tetap tidak menyerah dia terus berusaha karena orang tua Ian telah merestui Ian untuk meneruskan kuliah S2 di Manchester. Ian sempat patah semangat saat dia memberi 300 lembar kuesioner tentang SDM ke salah satu perusahaan. Setelah keluar dari perusahaan tersebut Ian bertemu dengan salah seorang yang bekerja di tempat tersebut, dia ingin meminjam dongkrak pada Ian, dengan raut muka yang putus asa Ian meminjamkan dongkrak miliknya. Kebetulan sekali orang yang meminjam dongkrak ian bekerja dalam mengurus SDM. Cocok seperti kuesioner yang Ian teliti. Dengan begitu Ian memberikan kuesioner miliknya kepada orang tersebut. Sementara itu Zafran sibuk menelpon adiknya Arial yang bernama Dinda. Zafran selalu menelpon Dinda dengan obrolan yang itu-itu saja. Ada yang menarik pada scene ini dimana Zafran sedang random chat dengan salah satu teman yang ada di akun curhatnya. Tanpa Zafran ketahui, ternyata Zafran sedang curhat melalui chat tersebut dengan Riani. Pada scene selanjutnya Riani yang sedang di kantor menunggu hujan reda, sedang mengobrol dengan Zafran. Dan obrolan mereka pun sama, mereka merindukan sahabat-sahabatnya. Selama satu bulan mereka semua mengalami kegiatan yang tidak biasa. Terutama Arial, pada saat dia sedang nge-gym, dia berhasil kenalan dengan seorang wanita bernama Nindi. Dia berani mengajak Nindi ke villa puncak orang tuanya, tetapi mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif. Tiga bulan lamanya telah berlalu, Genta menghubungi sahabatnya dan memberitahu mereka melalui sms  bahwa selama seminggu setiap hari mereka harus berolahraga untuk mempersiapkan diri dan memberitahukan kalau mereka nanti akan bertemu di stasiun kereta api senen pada tanggal 15 Agustus. Mereka berkumpul di stasiun kereta untuk keberangkatan menuju tempat rahasia yang Genta janjikan. Mereka semua telah datang, kecuali Ian yang masih dalam perjalanan. Kereta sudah bergerak, Ian pada saat itu baru muncul dan akhirnya berhasil naik ke dalam kereta, walaupun kelelahan mengejar kereta. Rasa penasaran mereka akhirnya terjawab, mereka akan mendaki menuju puncak gunung tertingi di pulau Jawa yaitu "Puncak Mahameru". Mereka tidak hanya berlima, Arial mengajak adiknya Dinda. Berenam mereka mempersiapkan diri dari tempat penginapan hingga perjalanan mendaki ke puncak. Keindahan Mahameru dan sekitarnya begitu menakjubkan. Keindahan alam Indonesia yang memang tidak ada duanya. Sebagai warga negara Indonesia, patut bersyukur atas apa yang Tuhan berikan. Pada saat perjalanan menuju puncak Mahameru, disini terdapat jalur yang menanjak yang dinamakan  tanjakan cinta. Jalur ini disebut tanjakan cinta karena bentuk dari tanjakan ini membentuk simbol 'cinta'. Mitos yang ada pada tanjakan cinta ini, jika pada saat kita menanjak tanpa melihat kebawah dan memikirkan seseorang yang ingin kita miliki, dipercaya keinginan kita akan terwujud. Kelucuan pun terjadi pada scene ini,  Zafran dan Ian langsung mendahului teman-temanya. Zafran yang sedang meikirkan Dinda dan Ian sedang memikirkan bersama Happy Salma. Happy Salma merupakan salah seorang artis yang sangat diidolakan oleh Ian. Tiba-tiba Genta memanggil mereka berdua dari bawah, dengan spontan Zafran dan Ian langsung mengengok kebelakang. Beberapa saat mereka akhirnya sadar, kekonyolan mereka berdua membuat mereka putus asa akan keinginannya. Saat menegangkan pun tiba, mereka berlima sudah mencapai kaki Mahameru yang dikenal dengan Arcopodo. disini mereka menyempatkan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan kembali menuju puncak pada pukul 02:00 WIB. Sebelum melanjutka perjalanan mereka berdoa bersama terlebih dahulu. Suhu di tempat ini sangat dingin, bila tidak banyak bergerak tubuh bisa kaku kedinginan. Pada saat melakukan perjalanan menuju puncak, Arial sempat tidak kuat menahan dinginnya suhu disana hingga hampir saja Arial putus asa untuk melanjutkannya karena hypotermia. Dengan dorongan semangat dari teman-temannya, dia akhirnya bisa melanjutkan pendakiannya. Jalur pendakian yang sangat terjal dan sulit membuat banyak hal yang tidak mereka inginkan terjadi. Saat mendaki halangan pun kembali terjadi, runtuhan bebatuan dari atas mengenai Dinda dan Ian. Dinda mengalami luka disamping kiri bagian bawah teling sedangkan Ian pingsan karena terbentur runtuhan batu yang lumayan besar  dan sangat keras yang ada dihadapannya. Mereka berlima menolong Ian, Genta berusaha membangunkan Ian dengan napas buatannya dan menekan bagian dadanya agar Ian sadar. Karena Ian tidak sadar-sadar mereka mengira bahwa Ian telah meninggal. Zafran yang pada saat itu sangat terpukul karena sahabatnya sudah tiada, dia berteriak memanggil Ian, dan Ian pun sadar dengan kesadaran yang lucu. Setelah semuanya sadar dan kuat, mereka melanjutkan kembali pendakiannya dengan semangat yang berkobar. Hingga akhirnya mereka berhasil mencapai puncak Mahameru, puncak tertinggi di pulau Jawa. Sesampainya di puncak Mahameru, mereka berlima mengibarkan bendera merah putih sambil melihat matahari terbit tepat di tanggal 17 Agustus. Dan mereka pun mengucapkan kata-kata yang sangat memberikan semangat kepadan seluruh pemuda Indonesia untuk mencapai keindahan alam Indonesia yang telah Allah ciptakan.

            Berikut ini merupakan penggalan kalimat yang mereka ucapkan sebelum melakukan pendakian:

 Taruh puncak itu di depan kita, dan jangan lepaskan !

Yang kita perlukan adalah kaki yang berjalan lebih jauh

dan tangan yang berbuat lebih banyak

Leher yang akan lebih sering melihat ke atas

Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya

Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja

Hati yang akan bekerja lebih keras

Serta mulut yang akan selalu berdoa

Dan setiap kali impian dan cita-cita muncul, letakkan di depan kening kita,

Jangan menempel, biarkan menggantung 5 cm di depan kening,

Supaya tidak terlepas dari mata kita

Dan yang bisa dilakukan seorang manusia terhadap mimpi dan keyakinannya adalah
Ia hanya tinggal mempercayainya. 

 

 

 

 

1.      Kelebihan dan Kekurangan Film :

o    Kelebihan  : Film ini sangat bagus dari segi cerita, adegan dan pemilihan lokasi. Dengan judul yang simple, namun sangat mengesankan dan memberi banyak pesan moral.

o    Kekurangan : Banyak adegan yang di potong pada saat melakukan pendakian  di   jalur yang sulit. Hanya view yang bagus saja yang diambil.

 

2.     Kesan :

Kesan saya terhadap film ini, film ini sangat bagus yang menceritakan tentang persahabatan. Dan dalam film ini banyak menyampaikan pesan moral yang dapat kita terapkan pada kehidupan kita sehari-hari. Menurut saya, film ini merupakan salah satu film terbaik dari seluruh perfilman Indonesia sebelumnya. Film ini sangat bagus untuk ditonton dan bisa dijadikan pembelajaran.

 RESENSI BUKU 5CM

 

A. Identitas Buku

– Judul Buku : 5 CM
– Tahun Terbit : Mei 2005
– Kota Terbit : Yogyakarta
– Penulis : DhonnyDhirgantoro
– Jumlah Halaman : 381 hlm
– Nomor Edisi Terbit : ISBN 979-759-151-4

 

B. Sinopsis

Resensi Novel 5 cm – Novel ini berceritakan mengenai kisah 5 orang pemuda dan pemudi yang menjalin persahabatan dan memiliki kepribadian yang berbeda. Tokoh-tokoh dalam novel ini yang pertama adalah Riani wanita cantik yang berkacamata dan memiliki otak yang cerdas. Ia memiliki cita-cita yang tinggi ingin menjadi seorang presenter di salah satu stasiun TV. Tokoh selanjutnya ialah Zafran, gayanya sangat menampakkan bahwa dirinya adalah anak band, berbadan kurus, dan sosok Zafran ini selalu menjadi pelebur suasana dalam kisah 5 sahabat dalam novel 5 CM, kemudian adalah sosok Arial yang memiliki badan sporty dan selalu tampak rapi dalam acara apapun. Genta adalah sosok yang paling dewasa dan memiliki jiwa kepemimpinan, rambutnya agar lurus dan berjambul, memakai kacamata dan seorang aktifis kampus. Sosok terakhir adalah Ian, laki-laki bertubuh besar yang sangat mengidolakan Happy Salma. Kisah ini dimulai dari kejenuhan mereka yang selalu berkumpul bersama setiap harinya, akhirnya mereka memiliki ambisi untuk tidak bertemu selama beberapa tahun sampai apa yang mereka cita-citakan terwujud maka mereka akan berkumpul semacam reuni. Akhirnya waktu itu pun tiba, mereka berhasil meraih cita-cita yang diinginkan dan mereka berkumpul untuk pergi ke suatu tempat yang fenomenal di Indonesia, Gunung Mahameru. Kisah persahabatan 5 CM dalam perjalanan menuju puncak Mahameru pun diuji, kuatnya persahabatan mereka akhirnya berhasil menaklukan jalan yang penuh dengan perjuangan hingga akhirnya mereka dapat sampai di puncak gunung Mahameru.

 

C. Kelebihan

Resensi Novel 5 cm – Kelebihan yang dapat diambil dari novel 5 CM ini adalah mencerminkan sebuah kisah persahabatan yang harus terpisah karena harus keluar dari zona nyaman mereka ke tempat yang akan membawa mereka menuju kesuksesan. Kisah 5 CM ini menggambarkan bahwasanya dengan bersama maka perjalanan yang ditempuh dan rintangan yang dihadapi akan terasa lebih mudah, pembaca seolah dihanyutkan dengan kisah adegan 5 CM ini saat menanjak gunung Mahameru, dan penulis sukses membuat para pembaca penasaran apa yang terjadi selanjutnya setelah mereka sampai di puncak Mahameru.

 

D. Kekurangan

Resensi Novel 5 cm – Kekurangan yang terdapat dalam novel 5 CM sejauh ini sudah cukup bagus dan baik, namun pastinya tidak ada suatu karya yang sempurna, dalam novel ini ada beberapa bahasa yang tidak dimengerti oleh pembaca dan ada beberapa konteks bahasa yang tidak mengalir. Novel 5 CM ini seolah menggambarkan imajinasi yang luar biasa bahwa sangat mudahnya menggapai mimpi apa yang diidamkan tanpa melalui proses yang panjang.

 

 

 

E. Kesimpulan

Melalui 5 cm, kita diajak "bermain-main" dengan rasa cinta pada negeri ini secara sederhana melalui kelima sahabat yang menjadi tokoh utama novel besutan penulis muda, Donny Dirghantoro. Novel ini dibuka dengan perkenalan masing-masing tokoh yaitu Arial, Zafran, Genta, Riani dan Ian. Dengan cerdas, sang penulis merekatkan karakter kuat pada masing-masing tokoh. Hal ini yang membuat 5 Cm unggul dari novel lain. Jika secara umum pada permulaan novel kita dibiarkan menebak seperti apa karakter para tokoh, maka di dalam 5 cm, kita tidak dibiarkan menebak sebab karakter tokoh sudah terbaca kuat di halaman awal. 
Kelima tokoh utama ini telah berada dalam lingkar persahabatan selama kurang lebih 7 tahun. Hingga suatu saat mereka diliputi kebosanan. Kehidupan yang monoton membuat mereka berpikir untuk berpisah selama 3 bulan. Dalam masa "berpisah tersebut", mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa dengan hal baru. Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang mencintai salah satu sahabatnya. Tentang Zafran yang merindui adik Arial, sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan diam. Dan masih banyak lagi lainnya. Sampai pada bagian ini, konsep nasionalisme masih blur. Ide mengenai nasionalisme disisip penulis dengan cerkas pada bagian saat mereka kembali bertemu. Kelima sahabat ini memutuskan menunaikan rindu dengan mendaki puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Surga dunia yang dititip Tuhan di Nusantara. Alasan yang lebih dari cukup bagi orang-orang (khususnya anak muda) untuk mencintai bangsa ini dan memajukannya dengan tekad yang disimpan di jidat, tak lebih dari 5 Cm. Pada bagian ini pula, penulis merubah kisah persahabatan menjadi kisah petualangan yang dibumbui kisah cinta yang manis. Cinta segitiga di antara mereka dikemas dengan tawa bukan tangis. Hal ini yang menjadikan 5 Cm menarik. Hal kecil yang mainstream dibuat berbeda tetapi natural. Hal lain yang mempertegas semangat nasionalisme dalam buku ini adalah petikan-petikan quote yang powerful misalnya:

SARAN :

Sebuah Negara Tidak Akan Pernah Kekurangan Seorang Pemimpin Apabila Anak Mudanya Sering Berpetualang di Hutan, Gunung & Lautan.

 Resensi Film Soe Hok Gie

Film ini diproduksi ke dalam layar lebar seluloid dengan tata suara yang tak yakin terdengar stereo. Saya tak tahu apakah memang sulit melakukan mixing 4 kanal suara (surround, center dan subwoofer bisa virtual dari filtering kiri/kanan)? Kecuali pada saat syuting dan editing input suara memang hanya sedikit, jadi sayang kualitas teater dengan tata suara DTS tidak terpakai. Okelah, mungkin tata suara surround terlalu canggih, saya lihat sistem stereonya saja, di banyak adegan sering terjadi tumpang tindih, narasi bertabrakan dengan backsoundhingga saya sulit mendengar, terkadang backsound volumenya terlalu kencang dibandingkan narasi atau dialog. Saya tidak tahu ini kesalahan di tata suara teater ataukah memang dari seluloidnya seperti itu. Ah, ngejelekkin mulu! Film ini dikemas dengan setting yang baik, meskipun saya tidak tahu persis seperti apa kondisi jalan, rumah, pakaian, budaya dan tata bahasa tahun 1950-an hingga akhir 1960-an. Hanya para orang tua kita yang bisa mengkonfirmasikan apakah benar Jakarta pada tahun itu kata-kata 'gue' dan 'lu' sudah sangat membudaya? Apakah benar tahun tersebut sudah ada jam tangan bulat tipis yang dipakai Gie? Orang tua saya dulu tidak tinggal di Jakarta, jadi saya tidak ada tempat bertanya. Eh, anak Betawi yang bonyoknya lama di Jakarta kasih tahu gue ye! Diawali dengan narasi Gie yang datar seperti seseorang bercerita kepada anak kecil mulai mendeskripsikan siapa itu Soe Hok Gie, pikirannya, keluarganya dan lingkungannya. Dialog dan adegan perlahan-lahan ditunjukkan untuk menampilkancharacter development Gie dari sejak SMP hingga masuk Kolese Kanisius. Satu yang tak saya suka adalah pergantian adegan ke adegan diselingi layar hitam selama beberapa detik, buat saya ini cukup mengganggu. Dalam menonton film di bioskop mata dan telinga saya tak butuh istirahat, atau menghela nafas sejenak. Memasuki Fakultas Sastra UI karakter Gie semakin ditunjukkan penuh konflik, ketidakpuasannya terhadap pemerintahan, keprihatinannya kepada masyarakat, pandangannya kepada perempuan, bahkan kepada pola dan budaya kemahasiswaan di kampusnya. Gie memang tak mau menjadi top leader di kampusnya namun ia punya dukungan penuh kepada sahabatnya Herman Lantang, yang selain aktif bersama di kemahasiswaan juga bersama-sama membentuk organisasi hobi yang waktu itu bisa dikatakan gila di jaman revolusi, yaitu naik gunung. Jika anda membaca Catatan Seorang Demonstran tentu anda berharap adegan-adegan demonstrasi yang dimotori oleh Gie dan sahabat-sahabatnya, bahkan cukup detil dituliskan dalam catatan hariannya. Memang tidak banyak ditunjukkan dan saya sempat berpikir bahwa film ini akan menyodorkan bagaimana proses sebuah demonstrasi mahasiswa disiapkan secara teknis dan nonteknisnya, saya tak berharap ada adegan demonstrasi kolosal yang mahal. Di sisi lain kegiatan hobinya naik gunung kurang ditunjukkan, sebab saya ingin tahu pada tahun itu seperti apa mereka menyiapkan peralatan naik gunung yang tentunya tak mudah didapatkan seperti sekarang, dan hal ini ada penjelasannya di buku CSD. Di film ini cakrawala lebar hanya bisa anda dapatkan dalam setting di gunung, termasuk di padang Edelweiss (padang Suryakencana kalau tidak salah namanya) Gunung Gede dan puncak triangulasi Gunung Pangrango (saya pernah duduk juga di puncak Pangrango tersebut dan tidur di kelilingi bunga Edelweiss yang berlimpah), sedangkan di kota hanyalah sudut-sudut kamera sempit namun cukup tertata dalam menggambarkan suasana kota lama Jakarta.Satu yang kurang dari film ini adalah Gie pernah melakukan perjalanan ke luar negeri yaitu ke Amerika dan ke Australia di tahun 1968, setahun sebelum Mapala UI menyiapkan pendakian ke puncak tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung Semeru, namun tidak ada deskripsi atau adegan tentang hal ini, memang cukup mengecewakan, namun bisa dimengerti jika alasannya adalah sulit dan mahalnya pengambilan gambar. Salah satu catatannya selama ke Australia adalah piringan hitam Joan Baez-nya ditahan di bandara. Di waktu sebelumnya Sita menyanyikan lagu Donna Donna Donna dengan apik, bahkan cukup menyayat hati mendengar kembali lagu tersebut di film Gie. Lagu "Donna Donna Donna" dulu saya dengarkan sambil membaca buku CSD, yang cukup memengaruhi saya menyukai lagu-lagu Joan Baez yang lain, terutama lagu Diamond and Rust (1975).


 

Resensi Film Sang Pencerah

Sang Pencerah adalah sebuah film yang mengisahkan pada suatu kampung terbesar di yogyakarta yakni kampung Kauman, dengan Masjid besar sebagai pusat kegiatan Agama yang dipimpin seorang penghulu serta diberikan gelar Kamaludiningrat pada tahun 1868. Bukan hanya itu saja film yang digaraf oleh Ram Punjabi ini telah mendapatkan dukungan dari pimpinan pusat Muhammadiyah keluarga besar kyai Haji Ahmad Dahlan, warga Kauman dan kota Gede Yogyakarta. Saat itu Islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang meletakan raja sebagai perwujudan Tuhan dan masyarakat banyak meyakini bahwa raja adalah sabda Tuhan yang membuat syariat Islam bergeser kearah tahayul dan mistik. Sementara itu, kemiskinan dan kebodohan sangat merajalela yang diakibatkan oleh politik tanam kerja paksa penjajah Belanda. Sedangkan Agama tidak bisa mengatasi keadaan dikarenakan terlalu sibuk dengan urusan tahayul yang jelas-jelas jauh meleset bertentangan dengan Al'Quran dan Sunah Rassul. Pada suatu masa lahirlah seorang anak laki-laki yang memiliki sifat berbeda dengan masyarakat kampung kauman dan diberina Muhammad, kebanyakan masyarakat kampung selalu memberikan sesajen ditempat-tempat yang dianggap sakral salah satunya menyimpan kelapa muda dan kembang-kembang dibawah pohon rindang. Setelah tumbuh besar anak tersebut menjadi seorang pengajar ngaji akan tetapi masyarakat malah semakin dibutakan dengan kebohohan bahkan tercipta adanya suatu kelompok yang disebut kelompok kejawen. Kebiasaan dari kelompok tersebut adalah menjelek-jelekan islam, menganggap Islam itu agama yang terbelakang mereka lebih memilih untuk bersenang-senang dengan kaum penjajah Belanda salah satunya yaitu minum alkohol yang sudah jelas dilarang oleh ajaran Islam. Masyarakat begitu membenci anak tersebut ketika sudah menjadi kyai karena dianggap ajarannya menyesatkan karena kyai tersebut berkeinginan merubah sifat masyarakat kearah yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya. Kyai tersebut mulai mendekati masyarakat Kauman secara perlahan-lahan yakni masuk kesuatu kelompok, sekolah-sekolah dengan pendekatan ajaran Islam yang sesungguhnya. Masyarakat kampung bahkan menganggap bahwa ajaran yang diajarkan kyai Muhammad tersebut menyesatkan dan anak-anak dari masyarakat kampung dilarang untuk belajar terhadapnya karena sudah dikategorikan sebagai orang kafir. Bukan hanya itu saja, keluarga kyai Muhammad ayah dan ibunya Muhammad selalu melarang kyai Muhammad untuk meneruskan ajarannya itu. Muhammad selaku kyai dikampung tersebut selalu di cemoohkan oleh warga masyarakat kampung Kauman bilamana Kyai Muhammad lewat mereka selalu menyebutnya dengan sebutan kyai kafir namun Kyai Muhammad tidak terpengaruh dengan ejekan-ejekan yang dilontarkan orang-orang, Kyai Muhamad tetap sabar dan teguh dengan pendiriannya. Pada suatu masa kyai muhammad mendirikan sekolah madrasah dengan dibantu oleh murid-muridnya, sekolah tersebut dibuka secara geratis untuk umum, anak-anak yang belum sekolah, dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Kyai Muhammad dan murid-muridnya mencari anak-anak dikampung Kauman mereka dirawat layaknya anak sendiri dan dibekali dengan ajaran-ajaran Islam yang benar. Namun setelah berdirinya sekolah tersebut mendapati tolakan-tolakan dari guru-guru besar yang dahulu mengajari Muhammad saat menuntut ilmu karena sekolah yang didirikan Muhammad menggunakan fasilitas-fasilitas yang sudah modern seperti adanya meja, kursi, papan tulis. Guru-gurunya marah karena fasilitas tersebut adalah fasilitas yang digunakan oleh orang-orang kafir. Saat guru besar yang mengajari Muhammad tempo dulu datang mengunjungi sekolah yang didirikan kyai Muhammad, gurunya kyai Muhammad tersebut malah mengejek-ngejek Muhammad karena kyai Muhammad salah telah menggunakan fasilitas sekolahnya dengan buatan orang-orang kafir. Akan tetapi kyai muhammad menanggapinya dengan tenang dan sabar malah kyai Muhammad menjelaskan balik secara sopan kepada gurunya tersebut. Diakhir kisah ajaran yang diajarkan Kyai Muhammad diterima oleh Masyarakat kampung Kauman, saking diterimanya banyak orang-orang dari kampung tersebut meminta nasehat kepada kyai muhammad. Akhirnya mulai dari situlah kyai Muhamad disenangi oleh masyarakat kampung bahkan sampai memiliki banyak murid ataupun santri-santri yang belajar kepadanya.

RESENSI FILM NYAI AHMAD DAHLAN 

Sutradara: Olla Ata Adonara

Penulis: Dyah Kalsitorini

Pemain: Tika Bravani, David Chalik, Cok Simbara, Della Puspita, Rara Nawangsih, Egy Fadly, Inne Azri, Malvino Fajaro

 

Film biografi Indonesia berjudul "Nyai Ahmad Dahlan" ini merupakan film yang bercerita tentang kisah dari seorang wanita bernama Siti Walidah ( Tika Bravani ) yang lebih dikenal dengan 'Nyai Ahmad Dahlan. Sejak kecil Siti Walidah memiliki impian untuk menjadi seorang yang pintar, Siti Walidah lahir pada tahun 1872 di sebuah Kampung Kauman.Pada saat zaman tersebut, perempuan memiliki pergaulan yang sangat terbatas dan tidak belajar di sekolah formal. Setelah dewasa, Siti Walidah menikah dengan seorang pria bernama KH Ahmad Dahlan ( David Chalik ) dan dengan menjadi istri beliau menjadi Nyai Ahmad Dahlan. Kyai Ahmad Dahlan merupakan seorang sosok lelaki yang memiliki pikiran maju dan mendukung istrinya untuk bersama membangun bangsa Indonesia.Kyai Ahmad Dahlan bersama dengan Nyai Ahmad Dahlan juga dengan segala kecerdasannya ikut membangun dan membesarkan Muhammadiyah. Karena pergaulan dari Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan para tokoh-tokoh, baik dari tokoh dari Muhammadiyah dan juga tokoh pemimpin bangsa lainnya dan kebanyakan dari teman seperjuangan suaminya, wawasan dan pandangan dari Nyai Ahmad Dahlan menjadi sangat luas. Tokoh-tokoh pemimpin bangsa tersebut tidak lain adalah Bung Karno, Bung Tomo, Jenderal Sudirman, KH Mas Mansyur dan lain-lainnya.Setelah mendirikan dan membesarkan Muhammadiyah, Nyai Ahmad Dahlan turut merintis sebuah kelompok pengajian demi pengajian untuk memberikan ilmu keagamaan bagi para semua wanita hingga terbentuknya organasisai yang dikenal dengan 'Aisyiyah'. Pada zaman tersebut, tidak mudah untuk membesarkan organasasi wanita, Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan para pengurus Aisyiyah harus berjuang memajukan perempuan yang bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan negara.Menurut Nyai Ahmad Dahlan, bahwa wanita juga sepadan perannya dengan lelaki namun tidak boleh sampai melupakan fitrahnya sebagai seorang wanita. Pada saat Jepang masuk ke Indonesia, beliau menentang para penjajah Jepang dengan melarang para warga untuk menyembah dewa matahari. Bersama dengan para warga, beliau mendirikan dapur umum bagi para pejuang untuk melawan para penjajah. Kehidupan bersama dengan KH Ahmad Dahlan, Nyai Ahmad Dahlan juga saling mendukung dalam hal membangun bangsa tergambar begitu indah. Dengan cinta menjadi landasan dalam menjalani hidup dan perjuangan.


02181310237 Judul ( perjanjian renville yang membuat belanda semakin dapat menguasai indonesia )

B181710086-TUGAS FILM DAN BUKU

Resensi Film Soe Hok Gie

Film ini diproduksi ke dalam layar lebar seluloid dengan tata suara yang tak yakin terdengar stereo. Saya tak tahu apakah memang sulit melakukan mixing 4 kanal suara (surround, center dan subwoofer bisa virtual dari filtering kiri/kanan)? Kecuali pada saat syuting dan editing input suara memang hanya sedikit, jadi sayang kualitas teater dengan tata suara DTS tidak terpakai. Okelah, mungkin tata suara surround terlalu canggih, saya lihat sistem stereonya saja, di banyak adegan sering terjadi tumpang tindih, narasi bertabrakan dengan backsoundhingga saya sulit mendengar, terkadang backsound volumenya terlalu kencang dibandingkan narasi atau dialog. Saya tidak tahu ini kesalahan di tata suara teater ataukah memang dari seluloidnya seperti itu. Ah, ngejelekkin mulu! Film ini dikemas dengan setting yang baik, meskipun saya tidak tahu persis seperti apa kondisi jalan, rumah, pakaian, budaya dan tata bahasa tahun 1950-an hingga akhir 1960-an. Hanya para orang tua kita yang bisa mengkonfirmasikan apakah benar Jakarta pada tahun itu kata-kata 'gue' dan 'lu' sudah sangat membudaya? Apakah benar tahun tersebut sudah ada jam tangan bulat tipis yang dipakai Gie? Orang tua saya dulu tidak tinggal di Jakarta, jadi saya tidak ada tempat bertanya. Eh, anak Betawi yang bonyoknya lama di Jakarta kasih tahu gue ye! Diawali dengan narasi Gie yang datar seperti seseorang bercerita kepada anak kecil mulai mendeskripsikan siapa itu Soe Hok Gie, pikirannya, keluarganya dan lingkungannya. Dialog dan adegan perlahan-lahan ditunjukkan untuk menampilkancharacter development Gie dari sejak SMP hingga masuk Kolese Kanisius. Satu yang tak saya suka adalah pergantian adegan ke adegan diselingi layar hitam selama beberapa detik, buat saya ini cukup mengganggu. Dalam menonton film di bioskop mata dan telinga saya tak butuh istirahat, atau menghela nafas sejenak. Memasuki Fakultas Sastra UI karakter Gie semakin ditunjukkan penuh konflik, ketidakpuasannya terhadap pemerintahan, keprihatinannya kepada masyarakat, pandangannya kepada perempuan, bahkan kepada pola dan budaya kemahasiswaan di kampusnya. Gie memang tak mau menjadi top leader di kampusnya namun ia punya dukungan penuh kepada sahabatnya Herman Lantang, yang selain aktif bersama di kemahasiswaan juga bersama-sama membentuk organisasi hobi yang waktu itu bisa dikatakan gila di jaman revolusi, yaitu naik gunung. Jika anda membaca Catatan Seorang Demonstran tentu anda berharap adegan-adegan demonstrasi yang dimotori oleh Gie dan sahabat-sahabatnya, bahkan cukup detil dituliskan dalam catatan hariannya. Memang tidak banyak ditunjukkan dan saya sempat berpikir bahwa film ini akan menyodorkan bagaimana proses sebuah demonstrasi mahasiswa disiapkan secara teknis dan nonteknisnya, saya tak berharap ada adegan demonstrasi kolosal yang mahal. Di sisi lain kegiatan hobinya naik gunung kurang ditunjukkan, sebab saya ingin tahu pada tahun itu seperti apa mereka menyiapkan peralatan naik gunung yang tentunya tak mudah didapatkan seperti sekarang, dan hal ini ada penjelasannya di buku CSD. Di film ini cakrawala lebar hanya bisa anda dapatkan dalam setting di gunung, termasuk di padang Edelweiss (padang Suryakencana kalau tidak salah namanya) Gunung Gede dan puncak triangulasi Gunung Pangrango (saya pernah duduk juga di puncak Pangrango tersebut dan tidur di kelilingi bunga Edelweiss yang berlimpah), sedangkan di kota hanyalah sudut-sudut kamera sempit namun cukup tertata dalam menggambarkan suasana kota lama Jakarta. Satu yang kurang dari film ini adalah Gie pernah melakukan perjalanan ke luar negeri yaitu ke Amerika dan ke Australia di tahun 1968, setahun sebelum Mapala UI menyiapkan pendakian ke puncak tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung Semeru, namun tidak ada deskripsi atau adegan tentang hal ini, memang cukup mengecewakan, namun bisa dimengerti jika alasannya adalah sulit dan mahalnya pengambilan gambar. Salah satu catatannya selama ke Australia adalah piringan hitam Joan Baez-nya ditahan di bandara. Di waktu sebelumnya Sita menyanyikan lagu Donna Donna Donna dengan apik, bahkan cukup menyayat hati mendengar kembali lagu tersebut di film Gie. Lagu "Donna Donna Donna" dulu saya dengarkan sambil membaca buku CSD, yang cukup memengaruhi saya menyukai lagu-lagu Joan Baez yang lain, terutama lagu Diamond and Rust (1975).


RESENSI NOVEL THE DA VINCI CODE

Judul Buku      : The Da Vinci Code

Pengarang       : Dan Brown

Penerjemah      : Ingrid Dwijani Nimpoeno

Penerbit           : Penerbit Bentang

Tahun Terbit   : 2013

 

         Jacques Saunire adalah seorang ahli simbologi dan kurator seni dari Museum Louvre. Robert Langdon yang merupakan seorang Pakar Simbiologi mendapat telepon yang mengabarkan bahwa Jacques Saunire tewas dalam keadaan yang tidak wajar, yakni dalam keadaan tidak berbusana dan posisinya sama dengan lukisan karya Leonardo Da Vinci dan  dan perut yang terlukis  simbol pentakel oleh darahnya sendiri yaitu The Vitruvian Man.  Bezu Fache merupakan seorang kapten Central Directorate Judicial Police (DCPD) Perancis dan ia  meminta Robert Langdon agar memecahkan makna simbol-simbol pada kematian  Jacques Saunire. Fache mencurigai Langdon sebagai pelaku pembunuhan Sauniere, hal tersebut dikarenakan kode yang tertulis disamping mayat Sauniere, kemudian diperkuat dengan adanya agenda pertemuan antara Langdon dan Sauniere. Sebab itu, Fache ingin menangkap Langdon ke Museum Louvre, namun untuk menghindari adanya kecurigaan Fache beralasan untuk memanggil Langdon agar membantunya dalam proses penyelidikan. Selain itu, DCPD  mendapat bantuan dari departemen kriptografi yaitu Sophie Neveu. Kehadiran Sophie Neveu menghadirkan beberapa informasi terkait kematian Sauniere, tidak hanya itu ia pun memberi informasi rahasia kepada Langdon  bahwa sebenarnya Fache berniat menangkap Langdon. Sophie Neveu juga memberitahu Langdon bahwa ia adalah cucu dari Sauniere. Oleh karena itu, Langdon dan Sauniere melarikan diri dari kejaran DCPD. Dari perjalanan penyelidikan kematian Sauniere, lambat laun mereka mengungkap rahasia dibalik Sauniere yang ternyata adalah anggota dari Priory of Sion. Priory of Sion adalah perkumpulan rahasia yang pernah dipimpin oleh Isaac Newton dan Leonardo da Vinci, perkumpulan ini bertugas melindungi rahasia keturunan Yesus dan Holy Grail (Cawan Suci).

KEKURANGAN :

Novel ini banyak menuai kontroversi dari berbagai belah pihak dan komentar positif maupun negatif. Hal ini dikarenakan novel ini mengandung teori dari kristenitas. Namun buku ini menjadi novel terlaris pada tahun 2009 bahkan cerita dari The Da Vinci Code telah diadaptasi ke film layar lebar. Kesuksesan tersebut diperoleh karena cerita yang dikemas dengan menarik dan banyak mengandung kode-kode maupun misteri yang membuat penasaran pembaca.

KEUNGGULAN :

Salah satu hal yang menarik dari novel ini adalah pembagian bab dalam cerita di dalamnya karena Dan Brown seringkali melakukan peralihan fokus tokoh. Pada bab pertama fokus cerita adalah kepada tokoh Robert Langdon kemudian pada bab kedua berganti menjadi Sophie Neveu dan begitu juga dengan bab-bab sesudahnya.  Dan Brown juga sering menyelipkan bab pendek di antara cerita, dengan pengaturan bab sedemikian rupa, pembaca akan dipermudah untuk berhenti sejenak untuk melanjutkan ke bab selanjutnya.

 

 

SARAN :

Kekurangan dalam buku ini menurut saya hanya terletak pada pencetakan bukunya yang mana buku dicetak tidak seperti ukuran buku lainnya yang lebar. Buku ini dicetak dengan ukuran yang kecil sehingga halamannya terlihat sangat banyak. Hal tersebut membuat saya sulit untuk membawanya ke mana-mana.

 

KESIMPULAN : Buku sangat mendidik bermotivasi untuk di pelajari

 

 RESENSI FILM GIE

Sutradara  :Riri Riza

Produser  :Mira Lesmana

Penulis  :Riri Riza

Pemeran   : Nicholas Saputra, Wulan Guritno,Indra Birowo, Lukman Sardi, Sita Nursanti, Thomas Nawilis, Jonathan Mulia, Christian Audy, Donny Alamsyah, Robby Tumewu, Tutie Kirana, Gino Korompis, Surya Saputra, Happy Salma

Distributor  :Sinemart Pictures

Durasi   :147 menit

 

Soe Hok Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942. Sejak tahun 1956 di masa SMP Soe Hok Gie sudah memiliki sifat yang berani untuk melawan tindakan semena-mena. Dia sudah tertarik dengan karya-karya sastra seperti karangan Mahatma Gandhi. Di tahun 1959, saat itu Soe Hok Gie masih mengenyam pendidikan di SMA Kolese Kanisius. Dia sudah terbiasa dengan membaca koran dan mendengar radio sehingga mengerti benar apa yang sedang terjadi di Indonesia, saat itu dia menyadari benar demokrasi yang sebenarnya bukan demokrasi "…kita seolah-olah merayakan demokrasi tapi memotong lidah-lidah orang yang mengemukakan pendapat mereka yang merugikan pemerintahan…". Soe Hok Gie di masa SMA sudah sering menulis pendapatnya dan dipajang di mading sekolah. Dia percaya bahwa generasi muda bertugas untuk menghancurkan kekacauan yang sudah terjadi seperti korupsi.

Tahun 1963, Soe Hok Gie selalu menjadi pembicara di kalangan teman-temannya tentang politik di Indonesia, mengemukakan pendapatnya dengan tujuan menggerakkan generasi muda dalam memperjuangkan kebenaran di tengah kekacauan politik seperti kapitalisme yang saat itu merajalela di Indonesia. Karena pemikirannya, seorang ketua partai sosialis memintanya bergabung dalam kampanye. Pernah suatu kali Soe Hok Gie berkesempatan untuk menemui Soekarno. Menurutnya, Soekarno memiliki 3 gelar seperti raja-raja, seperti gelar politik, gelar militer dan gelar agama. Karena itu beliau bersikap seperti raja-raja terdahulu; beristri banyak dan mendirikan keraton-keraton. Soekarno menentang nasionalis. Soe Hok Gie berpendapat bahwa lebih baik berkata tidak pada Soekarno

Di tengah gencarnya dia mengemukakan pendapatnya tentang politik beserta idealis pemikirannya, dia juga dekat dengan seorang wanita bernama Ira, wanita ini seringkali hadir dan mendengarkan ceramah Soe Hok Gie dengan seksama. Suatu ketika Soe Hok Gie bertemu kembali dengan teman lamanya, Han, yang mendukung gerakan komunis. Tetapi tidak bagi Soe Hok Gie, dia lebih memilih tidak terhadap semua partai karena menurutnya itu semua adalah permainan politik. Di UI saat itu sudah ada banyak partai dan golongan yang masuk kedalam universitas dari GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia). Tapi Soe Hok Gie berharap bahwa mahasiswa dapat memilih keputusan atas prinsip dewasa tanpa melibatkan agama, ras, ormas atau golongan manapun. "Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor" begitulah ungkapannya terhadap pandangannya tentang politik.

1 Oktober 1965, keadaan politik di Indonesia semakin parah, situasi semakin berbahaya dengan munculnya berita penculikan Ahmad Yani. Saat itu, ada 2 organisasi yang memiliki pengaruh besar di Indonesia, yaitu anti komunis dan PKI, Soekarno lebih condong ke PKI demi politik keseimbangan.

Januari 1966, untuk menghancurkan gerakan anti-komunis, Soekarno menaikkan harga-harga sasarannya untuk membuat masyarakat khawatir dan lupa tujuannya untuk menumpas PKI. Mahasiswa UI saat itu  bergabung menjadi satu dengan tujuan menghancurkan PKI, tetapi Soe Hok Gie menilai harus ada keseimbangan ekonomi dan tidak boleh banyak menuntut, jika tidak akan terjadi 'Chaos'. Februari 1966, Soekarno menyatakan untuk tidak membubarkan PKI dan tidak menurunkan harga, sehingga puluhan mahasiswa kembali berdemo tetapi dihentikan oleh ABRI. Dimana organisasi anti-komunis juga bergerak yang salah satunya menangkap orang-orang yang berhubungan dengan PKI dan salah satu yang tertangkap adalah Han, teman Soe Hok Gie. Di Bali terdapat peristiwa pembunuhan bagi mereka yang dianggap PKI, total korbannya adalah 80.000 jiwa. Walaupun situasi sudah genting tetap saja Soe Hok Gie menulis apa yang ada dipikirannya termasuk apa yang sebenarnya terjadi dalam peristiwa Bali tersebut, sehingga banyak orang yang menjauhinya. "lebih baik saya diasingkan dari pada menyerah pada kemunafikan" itulah kata-kata yang diucapkan di tengah orang-orang yang mulai mundur dalam perjuangan. Soe Hok Gie mulai diincar oleh orang-orang  yang tidak senang dengan pemikirannya. Soe Hok Gie meninggal pada 16 Desember 1969, Semeru-Jawa Timur, Indonesia. Saran kepada pembaca adalah kita harus berani seperti Soe Hok Gie dan menentang dengan tegas apa yang menurut kita tidak patut dilakukan, bukan hanya duduk diam di tempat mengikuti alur.



FILM LASKAR PELANGI

FILM LASKAR PELANGI

Pemain            : Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian), Mahar (Veris Yamarno), Ibu Muslimah (Cut Mini), Pak Harfan (Ikranagara), Pak Mahmud (Tora Sudiro), Zulkarnaen (Slamet Rahardjo), Bapak Ikal (Mathias Muchus), Ibu Ikal (Rieke Diah Pitaloka),Ikal Dewasa ( Lukman Sardi ), Lintang Dewasa (Ario Bayu), Pak Bakri (Teuku Rifnu Wikana), Bapak Lintang (Alex Komang), Istri Pak Harfan (Jajang C.Noer), Ayah A Ling (Roby Tumewu), Kucai ( Yogi Nugraha), Syahdan (M. Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), Trapani (Suharyadi), Harun (Jefry Yanuar), Sahara (Dewi Ratih Ayu), Flo (Marcella), A Ling (Levina)

Produser         : Mira Lesmana

Sutradara       : Riri Riza

Durasi             : 125 Menit

Sinopsis           : Sebuah film yang merupakan adaptasi dari sebuah novel berjudul "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata. Berawal dari Ikal yang diperankan oleh Lukman Sardi ( anak asli Pulau Belitong ) yang berkunjung ke kampung halamannya. Ia mengantarkan cerita pada masa kecil di pulau tersebut, cerita tentang pertama kalinya ia masuk sekolah SD Muhammadiyah. Kelas baru yang berusaha dibuka oleh 2 orang guru yang hebat bu Muslimah & pak Harfan, sekolah yang memiliki syarat untuk membuka sekolah tersebut dimana harus memiliki 10 orang murid. Saat itu masih hanya 9 orang, kemudian harun yang menyelamatkan anak-anak yang ingin bersekolah sebagai siswa yang ke-10. Maka terbentuklah Laskar Pelangi dari 10 orang murid itu yang terdiri dari Ikal, Lintang, Mahar, Borek, A-Kiong, Kucai, Syahdan, Borek, Trapani, Sahara dan Harun.

5 tahun bersama bu muslimah, pak harfan, dan ke-10 anak Laskar Pelangi itu banyak melawati aral melintang. Namun dengan keunikan dan keistimewaan anak-anak tersebut membuat alur cerita lebih seru.

Banyak cerita yang membuat saya tertawa, seperti saat adegan ikal yang jatuh cinta kepada a-ling, hanya melihat tangan a-ling hatinya langsung berbunga-bunga. Saat mahar menghibur menghibur ikal dengan nyanyian bunga seroja dan diiringi tarian anak-anak laskar pelangi, itu merupakan adegan yang membuat saya tertawa terbahak-bahak. Adegan yang menurut saya menegangkan adalah saat lomba cerdas cermat, dimana seorang lintang yang telat karena di perjalanan ada seekor buaya yang berada di jalan sehingga ia tidak bisa lewat.

Film ini berceritakan tentang bagaimana anak-anak di salah satu pulau terindah di Indonesia. Dimana mereka harus berjuang untuk bersekolah. Cerita ke-10 anak Laskar Pelangi yang terus berjuang untuk menggapai mimpi mereka, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia.

Kelebihan        : Menurut saya ini merupakan film yang sangat bagus yang diambil dari sebuah novel cerita anak negeri di pulau terindah di Indonesia yaitu Pulau Belitong. Film ini juga bisa mempromosikan pulau tersebut, bahwa negeri kita ini mempunyai pulau yang sangat indah. Alur ceritanya juga bagus sangat natural dengan kepolosan ke-10 anak Laskar Pelangi tersebut.

Kekurangan    : Untuk kekurangan mengenai film ini menurut saya tidak ada. Namun bila kita membaca novelnya, memang banyak adegan yang tidak ditayangkan di film ini.

Saran            : Saya sangat mengharapkan ada lebih banyak film-film seperti Laskar Pelangi ini. Karena film-film seperti ini akan meningkatkan moral anak-anak bangsa kita bahwa kita itu BISA jika mau BERJUANG.                                                            

Kesimpulan   : Menurut kesimpulan saya film ini sangat mendidik anak­-anak yang ada di daerah dapat semangat untuk mengejar impiannya.

RESENSI FILM NYAI AHMAD DAHLAN

 

Sutradara: Olla Ata Adonara

Penulis: Dyah Kalsitorini

Pemain: Tika Bravani, David Chalik, Cok Simbara, Della Puspita, Rara Nawangsih, Egy Fadly, Inne Azri, Malvino Fajaro

 

Sinopsis Mengenai Film Nyai Ahmad Dahlan 2017

Film biografi Indonesia berjudul "Nyai Ahmad Dahlan" ini merupakan film yang bercerita tentang kisah dari seorang wanita bernama Siti Walidah ( Tika Bravani ) yang lebih dikenal dengan 'Nyai Ahmad Dahlan. Sejak kecil Siti Walidah memiliki impian untuk menjadi seorang yang pintar, Siti Walidah lahir pada tahun 1872 di sebuah Kampung Kauman. Pada saat zaman tersebut, perempuan memiliki pergaulan yang sangat terbatas dan tidak belajar di sekolah formal. Setelah dewasa, Siti Walidah menikah dengan seorang pria bernama KH Ahmad Dahlan ( David Chalik ) dan dengan menjadi istri beliau menjadi Nyai Ahmad Dahlan. Kyai Ahmad Dahlan merupakan seorang sosok lelaki yang memiliki pikiran maju dan mendukung istrinya untuk bersama membangun bangsa Indonesia. Kyai Ahmad Dahlan bersama dengan Nyai Ahmad Dahlan juga dengan segala kecerdasannya ikut membangun dan membesarkan Muhammadiyah. Karena pergaulan dari Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan para tokoh-tokoh, baik dari tokoh dari Muhammadiyah dan juga tokoh pemimpin bangsa lainnya dan kebanyakan dari teman seperjuangan suaminya, wawasan dan pandangan dari Nyai Ahmad Dahlan menjadi sangat luas. Tokoh-tokoh pemimpin bangsa tersebut tidak lain adalah Bung Karno, Bung Tomo, Jenderal Sudirman, KH Mas Mansyur dan lain-lainnya. Setelah mendirikan dan membesarkan Muhammadiyah, Nyai Ahmad Dahlan turut merintis sebuah kelompok pengajian demi pengajian untuk memberikan ilmu keagamaan bagi para semua wanita hingga terbentuknya organasisai yang dikenal dengan 'Aisyiyah'. Pada zaman tersebut, tidak mudah untuk membesarkan organasasi wanita, Nyai Ahmad Dahlan bersama dengan para pengurus Aisyiyah harus berjuang memajukan perempuan yang bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan negara. Menurut Nyai Ahmad Dahlan, bahwa wanita juga sepadan perannya dengan lelaki namun tidak boleh sampai melupakan fitrahnya sebagai seorang wanita. Pada saat Jepang masuk ke Indonesia, beliau menentang para penjajah Jepang dengan melarang para warga untuk menyembah dewa matahari. Bersama dengan para warga, beliau mendirikan dapur umum bagi para pejuang untuk melawan para penjajah. Kehidupan bersama dengan KH Ahmad Dahlan, Nyai Ahmad Dahlan juga saling mendukung dalam hal membangun bangsa tergambar begitu indah. Dengan cinta menjadi landasan dalam menjalani hidup dan perjuangan.


B181710043-TUGAS MENONTON FILM DAN MEMBACA BUKU

TUGAS 1  : Resensi Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong

Identitas Buku

·         Judul : Chairul Tanjung Si Anak Singkong

·         Penulis : Jahja Gunawan Diredja

·         Kota : Jakarta

·         Penerbit : PT Kompas Media Nusantara

·         Tebal : XVI + 384 halaman

·         Tahun terbit : Juni 2012

·         ISBN :978-979-709-650-2

·         Sinopsis : Biografi Chairul Tanjung yang diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga , Chairul Tanjung mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya, termasuk Chairul Tanjung. Orangtuanya mempunyai prinsip, "Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.'' Apapun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan. Sang ibunda Halimah , mengatakan bahwa uang kuliah Chairul Tanjung pertama yang diberikan kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan kain halus miliknya. Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga Chairul Tanjung, ketika Chairul Tanjung juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya pengusaha. Trans Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media, gaya hidup, dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat dua stasiun TV, yaitu Trans TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel Careefour. Selain itu juga ada perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, hotel, biro perjalanan, dan sejumlah department store yang menyediakan kebutahan fashion merek terkenal .

·         Kelemahan : Buku ini memiliki kertas yang kurang bagus warnanya kuning dan begitu tipis sehingga tidak begitu nikmat kalau dilihat. Begitu pula dengan cover bukunya warnanya kurang begitu bagus, seharusnya menggunakan warna hijau atau biru agar pembaca dapat tertarik untuk membacanya. Buku ini terlalu tebal dan mahal sehingga kurangnya minat baca untuk kalangan masyarkat menengah kebawah membeli buku tersebut.

·         Keunggulan : Buku ini memiliki cerita yang sangat menarik untuk dibaca karena banyak hal yang bisa dipelajari dari bhuku tersebut contohnya baktinya seorang anak kepada ibunya, tetap semangat untuk mencapai keberhasilan, dan banyak lagi yang bisa dipelajari. Bahasa penuturan yang digunakan cukup menarik untuk dibaca karena sederhana dan mudah dipahami untuk berbagai kalangan.

·         Saran dan penilian tentang buku : Lebih baik mahasiswa membaca buku anak singkong ini karena sangat memotivasi sekali, kerja kerasnya, perjuangannya benar-benar dari nol beliau lakukan untuk mendapatkan yang beliau mau selama ini. Sepertinya buku ini dapat juga agar masyarakat indonesia lebih mengetahui bagaimana kisah kehidupan Chairul Tanjung yang patut dicontoh untuk menjadi sukses. Melihat cerita dibuku ini , bangga sekali terhadap pak Chairul Tanjung karena , beliau hebat dalam membangun hubungan dengan orang lain sejak beliau masih menjadi seorang mahasiswa. Hal itu juga mungkin yang merupakan kunci sukses pak Chairul Tanjung dalam berbisnis. Bangga sekali Indonesia memiliki pak Chairul Tanjung, selain sebagai penguasaha yang sukses, juga membuka banyak lapangan pekerjaan. Buku ini menarik dibaca dan bermanfaat untuk siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang Chairul Tanjung berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri dan bukan warisan dari keluarga kolongmerat.

TUGAS 2 : FILM MANDIRI

 

 

Judul                           : Laskar Pemimpi

Tokoh utama             :

·         Sri Mulyani (Tika Panggabean)

·         Udjo (Udjo Project Pop)

·         Tumino (Gugum Project Pop)

·         Ahok (Odie Project Pop)

·         Toar (Yosi Project Pop)

Sutradara                  : Monty Tiwa     
Produser                    : Chand Parwez Servia
Penulis naskah          : Monty & Eric Tiwa
Lama durasi              : 96 menit

Jenis film                   : Komedi – Perang – Musikal
Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 membuat Sri Mulyani (Tika Project Pop) terbuang dari kampung halamannya di Maguwo, Jawa Tengah. Sri yang lugu mengembara sampai ke wilayah Panjen dan bertemu dengan pasukan gerilya Indonesia pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) yang sedang membuka pendaftaran anggota baru. Bersama Sri hari itu, Udjo, putra seorang ningrat yang mendaftarkan diri karena diperdaya Wiwid (Shanty) gadis pujaan hatinya. Selain itu, ada Ahok (Odie Project Pop) dan Tumino (Gugum Project Pop), pemuda desa dari wilayah sekitar Panjen. Mereka kemudian bergabung dengan Toar (Yosi Project Pop) pemuda rabun yang sudah lebih dulu menjadi gerilyawan, Kopral Jono (Dwi Sasono) yang sering diturunkan pangkatnya, dan Letnan Bowo (T. Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi Sugito. Sebelum Sri dan teman-temannya mendapat bekal bertempur yang memadai, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt sudah menyerang basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt menculik Wiwid dan adiknya, Yayuk (Masayu Anastasia) hingga menimbulkan kemarahan Kopral Jono dan anggota baru gerilyawan Panjen. Di bawah pimpinan Kopral Jono, laskar yang minim pengalaman itu nekad kabur dari markas untuk membebaskan teman-teman mereka. Dengan hanya mengandalkan keterangan dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL yang mereka tawan, dan laskar mbalelo itu menyerbu markas Letnan Kuyt. Akibatnya, mereka malah terdesak lalu ikut ditawan. Untunglah Letnan Bowo dengan pasukan Panjen lainnya menyusul dan membebaskan mereka. Ulah Kopral Jono dan anak buahnya itu membuat Kapten Hadi murka. Mereka dipecat dengan tidak terhormat. Hal ini membuat mereka tidak diikutsertakan dalam serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Tapi, semangat bertempur Kopral Jono dan para laskar terbuang itu tidak surut. Diam-diam mereka bergerak sendiri mencegat pasukan bantuan Belanda dalam suatu misi nekad, mereka dikenal sebagai pasukan elite oleh pasukan Siliwangi, dan turut mencatatkan sejarah sebagai pahlawan ugal-ugalan yang terlupakan. Film ini menarik sekali di tambah ide cerita yang unik dan berbeda dengan film lainnya. Dimana film lain sedang heboh membuat film bertema modern, film ini justru hadir dengan gendre perangnya. Ini membuat kita sadar untuk tidak melupakan jasa pahlawan dahulu dan mengerti bagaimana perjuangan mereka.Yang membuat film ini menarik adalah salah satunya adanya bumbuan musik dan juga komedi. Karena itulah yang membuat penonton menjadi terus mengikuti filmnya hingga akhir. Endingnya tidak terlalu memuaskan karena akhirnya mereka menjadi pahlawan yang tak diketahui siapa. Ini juga menjadi gelitikan dimana banyak pahlawan kita dulu yang terlupakan. Juga membuat kita semakin ingin mengenal dan mempelajari sejarah perjuangan bangsa, membangkitkan jiwa nasionalisme dan memperbesar rasa cinta tanah air.
Kekurangan dari film ini adalah sedikitnya meceritakan keadaaan perang sesungguhnya. Tidak ada serbuan tentara yang besar dimana granat berterbangan atau peluru yang saling menerjang.Film ini akan terlihat komplit dengan penambahan nuansa seperti itu. namun secara keseluruhan film ini merupakan film yang menarik, inspiratif dan layak ditonton sebagai hiburan.

TUGAS 3 : FILM GIE

Judul Film      : GIE

Sutradara        : Riri riza

Produser         : Mira lesmana

Durasi             : 141 Menit

Jenis Film       : Biografi, Drama

Tahun Terbit   : 2005

            GIE, Seorang pemuda Indonesia keturunan Cina, lahir pada 17  Desember 1942  ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik. Sejak masih di bangku sekolah, Gie dikenal sebagai siswa yang kritis, seakan kata-kata dia selalu benar dan orang lain harus setuju akan kata-katanya, bahkan Gie sampai berdebat dengan gurunya. Tapi, dibalik sifatnya yang kritis itu dia juga hobi menonton film, mendaki gunung, membaca dan menulis, dalam setiap tulisan nya Gie berani mengkritisi pemerintah sehingga tulisannya sering dimuat di berbagai surat kabar. Keberanian Gie dalam mengkritisi pemerintahan Soekarno makin menjadi setelah dia menjadi mahasiswa fakultas sastra di Universitas Indoensia. Di sana pikirannya semakin terasah dan di sana pulalah Gie menemukan sahabat-sahabat yang memiliki minat yang sama sepertinya, gunung dan film. Pada saat itu di UI, bermunculan organisasi-organisasi yang terbentuk karena kepentingan agama dan golongan, seperti PMKRI dan HMI. Gie yang seorang katholik, diajak bergabung ke PMKRI oleh temannya, Jaka. Namun, gie menolak. Dia merasa bahwa politik yang membawa kepentingan agama dan golongan bukanlah jalan untuk membawa perubahan hidup bangsa Indonesia. Pada bulan Januari 1966 saat itu soekarno mengadakan politik kenaikan harga yang sasarannya jelas yaitu untuk membuat masyarakat panic dan tidak berpikir tentang penumpasan PKI akan tetapi berpikir tentang perutnya. Seluruh  organisasi yang ada di UI bersatu membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) untuk membubarkan PKI dengan cara berdemo di depan menteri yang pada saat itu banyak melakukan korupsi dimana-mana. Mahasiswa UI saat itu bersatu, mereka berusaha meminta hak-hak rakyat dengan cara berdemo secara besara-besaran. Mahasiswa ini mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah yang dikenal sebai tritura. Tuntutan mahasiswa ini hingga Februari 1966 belum terpenuhi, bahkaan Presiden sendiri menegaskan bahwa tidak akan membubarkan PKI. Barulah pada 11 Maret 1966 Soekarno menyerahakan mandatnya kepada panglima angkatan darat Soeharto. Saat itulah sesungguhnya militer yang sebelumnya bersitegang dengan PKI mendapat kekuasaan. Para anggota PKI pun diburu, ditangkap, disiksa dan dibantai termasuk sahabat Han, sahabat Gie karena di duga dia masih mengikuti ajaran komunis yang menyebabkan dirinya di bunuh mati oleh militer Indonesia.

Setelah dia lulus dari perguruan tinggi, ia bekerja sebagai seorang jurnalis, ia sering mengeluarkan pendapat lewat media massa. Sampai pada suatu hari semua teman-teman yang dulu bersama dengan dia memperjuangkan pendapatnya, kini meninggalkan dia. Gie merasa kesepian dan tertekan atas sikap teman-temannya, akhirnya menuju ke puncak Gunung Semeru. Namun ternyata hari itu adalah hari terakhir dalam hidupnya. Gie meninggal pada bulan Desember tahun 1969 di Gunung Semeru dipangkuan sahabatnya, Herman Lambang. Film yang di bintangi oleh Nicholas Saputra ini diangkat dari sebuah catatan Soe Hok Gie, seorang pemuda dari etnis tionghoa yang senang menuliskan keresahan keresahannya dalam sebuah buku catatan selama kurang lebih 13 tahun. Film ini berlatarkan pada masa Orde lama di rumah Gie, Istana Presiden, Jalan Raya, Stasiun Kereta Api, puncak gunung dan Kampus UI (Universitas Indonesia) sebagai pusat kegiatan para Mahasiswa dalam menuntut ilmu. Dan di kampus pun banyak kegiatan yang terjadi dari mulai demo sampai muncul dan memuncaknya konflik. Alur yang digambarkan di film ini adalah maju mundur, terlihat ketika dikisahkan catatan perjalanan hidup Gie dari mulai duduk di bangku sekolah hingga tamat dari perguruan tinggi dan teringat kembali pada masa remaja dan suasana di kampus nya. Tokoh Gie yang di perankan Nicholas Saputa ini lebih menonjolkan karakternya yang kritis dan penuh dengan pendirian. Sedangkan pemikiran yang ada pada Ira, Herman dan teman-teman Gie yang lainnya pun sejalan dengan pemikiran nya. Ada kedua sahabat Soek yang berbeda jalan pemikirannya, yaitu Hans dan Jaka. Harapan yang jaka pegang bagus sekali tetapi kurang tepat, karena apa yang di harapkan Jaka tidak sejalan dengan tindakan yang dia tempuh. Begitu pula dengan Hans, Ia ingin sekali mendapatkan perubahan pada dirinya dengan mengikuti organisasi PKI tetapi dia malah menderita yang akhirnya meregang nyawa. Film ini mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang berani mengmukakan pendapatnya dan dapat mengubah mainset para mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang kritis dan nyata dalam tindakannya. Dan film ini juga sangat bagus untuk orang-orang yang tertarik dengan ilmu politik. Walaupun ketika pertama kali menonton film ini jalan ceritanya sedikit sulit untuk di pahami, tetapi jika kita menonton ulang barulah kita paham jalan ceritanya. Selain itu, audio dalam film ini kurang seimbang ketika monolog Gie kurang jelas terdengar karena latar belakang musiknya yang terlalu keras. Dan juga sebaiknya tidak menyisipkan adegan yang tidak pantas untuk di muat dalam film yang bertemakan tentang perjuangan mahasiswa ini.


TUGAS 4 : FILM SANG PENCERAH


Resensi Film Sang Pencerah

 

Jenis film          : Drama.

Sutradara          : Hanung Bramantyo.

Penulis             : Hanung Bramantyo.

Pemain             :

·         Lukman Sardi

·         Slamet Rahardjo

·         Zaskia Adya  Mecca

·         Giring

·         Ihsan Idol Ikranegara

·         Yati Surachman

·         Joshua Suherman

Nama kecil Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) adalah Muhammad Darwis (Ihsan Taroreh). Ia lahir dari pasangan orang ttua yang dikenal sebagai pemuka agama. ayahnya, Kyai Haji Abu Bakar, adalah serang khatib dan Imama besar di Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta. sedangkan ibunya anaka seorang penghulu bernama Haji Ibrahim. silsilah keturunannya menunjukkan bahwa ia mempunya keturunan priyayi dan kyai sekaligus. Pada tahun 1890, pada usia yang masihh remaja Muhammad Darwis diminta oleh ayahnya untuk menunaikan ibadah haji sambil memperdalam ilmu agama Islam di tanahh suci. Saat Muhammad Darwis berangkat ke tanah suci sang ayah berkata padanya untuk pulang dengan membawa perubahan. Setelah ia pulang haji ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Setelah ia kembali ke kampng Kauman, ia mulai merubah kebiasan-kebiasaan warga Kauman yang ia anggap banyak menyimpang dari ajaran Islam, pertama ia mulai dengan menghilangkan upacara- upacara kebudayaan, selanjutnya yang paling dianggap heboh ialah, mengubah arat kiblat, ia mendapat penolakan keras terutama dari Kiai Penghulu, perubahan yang ia sampaikan diannggap menentang adat, sampai-sampai ia disebut Kiai Kafir, yang sungguh sangat memilukan ialah saat adegan perobohan Langgar Kidul, karena nampaknya si Muslim yang lain menampakkan sisi buruknya karena terpancing emosi, Ahmad Dahlanpun hampir menyerah, tetapi ternyata masih ada orang yang baik padanya. Kemudian setelahnya ia mulai bergabung dengan Budi Utomo, ia mulai belajar bagaimana mendirikan sekolah, selalu aktif memberikan santunan kepada warga disekitar Kauman, karena ia sudah bermimpi untuk mendirikan sekolah formal, dan juga mendirikan Muhammadiyah. Ia bermimpi bisa mendirikan organisasi sebagai tempat berjuang. Itulah cikal bakal Muhammadiyah bisa sebesar ini, dari impian seorang Ahmad Dahlan. Ada sisi menarik dari film ini yakni, banyak yang menyangkut kehidupan keluarganya tak ditampilkan, misalnya ketika Ahmad Dahlan memiliki 4 orang istri, atau mungkin karena durasi film yang di batasi sehingga tak bisa tersampaikan karena keterbatasan waktu. nampaknya difilm ini banyak sisi pribadi kehidupan rumah tangga Ahmad Dahlan, jauh lebih banyak menampilkan sisi kemanusiaan Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah secara singkat, tapi mampu memahamkan. Film ini sangat diapresiasi untuk ditonton ,banyak teladan yang baik didalamnya. Terutama bagi kalangan warga Muhammadiyah harus menontonya, banyak kisah menarik dan hikmah yang bisa didapat dari menonton film ini. Bagaimana impian bisa menghasilakn sesutu yang bermanfaat, menghasilkan cahaya untuk sesama, dengan hanya bermodal keikhlasan dan ketulusan.


TUGAS 5 : FILM NYAI AHMAD DAHLAN

Penilaian saya sebagai warga Muhammadiyah terhadap film ini, Saya merasa bangga dengan film ini karena disini mengisahkan bagaimana perjuangan dalam pendirian organisasi Muhammadiyah & Aisyiyah, dikisahkan  juga bagaimana ketaatan sebagai peran seorang istri terhadap suami & keluarga. Inti filmnya ini sebenarnya ingin memberikan pesan bahwa Perempuan itu harus sepadan perannya dengan laki-laki tapi tidak juga melupakan fitrahnya sebagai perempuan. Cerita kehidupan Nyai dgn Ahmad Dahlan yang saling mendukung satu sama lain untuk membangun bangsa digambarkan juga romantis sampai membuat kesan bahwa cinta adalah landasan dalam menjalani hidup & perjuangan. Akan tetapi, penilaian saya sebagai penikmat film, saya agak kecewa & menyayangkan alur sepanjang ceritanya yang terlalu datar &  membosankan. Padahal ada banyak adegan-adegan konflik atau cerita-cerita yang apabila lebih di eksploitaisi lagi bisa menjadi jalan cerita yang menarik. Seperti saat adegan penolakan warga terhadap ajaran Muhammadiyah atau saat ada tentara jepang yag ingin menjajah dan menyuruh warga untuk menyembah matahari, semua persoalan dan konflik itu hanya diselesaikan singkat saja dengan inti klimaks yang sedikit memaksa. Alur jalan ceritanya banyak terlalu dipangkas agar berjalan cepat, Kalau ada yg sudah membaca biograpi Nyai Ahmad Dahlan di wikipedia, pasti merasa seakan naskah ceritanya hasil dari biograpi wikipedia itu sendiri. Penokohan-penokohannya juga terlalu fokus cuma ke Nyai & Ahmad Dahlannya saja sehingga karakter pendukung yang lain seperti Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Kyai Haji Mas Mansyur, dan lainnya terabaikan & terlupakan. Padahal ada banyak juga beberapa karakter pendukung yang kalau di eksploitasi lagi bakal menjadi karakter yang menarik & diingat, kayak si mbah yang mau belajar membaca, menulis, ngaji. Saya yakin setelah menonton film ini, beberapa penonton pasti hanya mengingat wajah pemeran Nyai dan Ahmad dahlannya ketimbang dengan dengan karakter yang lain, Bahkan karakter keluarga-keluarga dari Nyai dan Ahmad dahlan seperti anak-anak & cucu-cucu beliau juga akan cepat dilupakan penonton. Ceritanya memang tidak berhubungan dengan cerita pendahulunya seperti dalam film "Sang Pencerah" karena baik pemeran, sutradara, & produsernya sudah jelas berbeda. Jadi kalau ekspetasi sebelum menonton film ini akan sama seperti saat menonton Sang Pencerah, bersiaplah mungkin anda akan sedikit kecewa karena dibandingkan dengan film Sang Pencerah yang dulu, film ini terasa jauh kualitasnya baik cerita, gambar suasana, & penokohannya. Tapi tidak ada salahnya juga untuk ditonton karena dengan film ini juga dapat memberikan motivasi kepada masyarakat luas khususnya bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk terus berkarya dan berkontribusi terhadap kemajuan Persyarikatan Umat dan Bangsa.