Selasa, 06 November 2018

PANCASILA : PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM PERGERAKAN DAN PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA

NAMA            :  RIYAN MAREZA

NIM                :  181310290

KELAS          :  08 (MALAM)

RUANG          :  206

TEMA            :  PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM PERGERAKAN DAN PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA

 

PERANAN MAHASISWA DAN PEMUDA DALAM KEMAJUAN DAN PEMBANGUNAN INDONESIA

 

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang memiliki ilmu yang tinggi.Terlepas dari itu semua bagi saya mahasiswa itu adalah unit bagian dari masyarakat yang harus memberikan rmanfaat untuk masyarakat dengan berbagai karyanya. Mahasiswa lahir dari masyarakat dan sudah sepatutnya mahasiswa berperan aktif dan membela kepentingan masyarakat untuk kemajuan bangsa ini. Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda bangsa ini. Kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan factor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaultan bangsa ini tentu akan menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman yang harus dihadapi. Masalah-masalah yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Banyak masalah yang timbul sebagai warisan masa lalu, masalah yang timbul sekarang maupun masalah yang timbul di masa depan negara kita.

Dengan masalah-masalah yang sudah ada maupun yang akan datang, penting bagi rakyat Indonesia, terutama kaum pemuda dan mahasiswa untuk membiasakan diri dalam meningkatkan dan memperbaiki produktifitas kita sebagai Bangsa Indonesia. Gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa sebagai control pemerintahan dan control social terus berkembang pesat, hingga terjadi Tragedi Trisakti yang merupakan gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa. Gerakan ini menuntut reformasi perubahan pemerintahan yang KKN ( korupsi, kolusi dan Nepotisme ) dan memaksa Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Oleh karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif, dan meninggalkan sisi negatifnya. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia yang mandiri, bersatu dan damai walaupun berbeda agama, suku, dan budaya, dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di negara kita.

Gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa sebagai control pemerintahan dan control social terus berkembang pesat, hingga terjadi tragedi trisakti yang merupakan gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa. Gerakan ini menuntut reformasi perubahan pemerintahan yang KKN ( korupsi, kolusi dan nepotisme ) dan memaksa Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia.

Pemuda dan mahasiwa adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus narkoba, kejahatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Peranan pemuda dan mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.

Peranan pemuda dan mahasiwa terlihat sudah mulai terarah ke gerakan pemuda dan mahasiswa pada zaman reformasi. Bisa kita lihat pada peristiwa Kenaikan BBM kemarin. Unjuk rasa pemuda dan mahasiswa terlihat anarkis. Jika Kenaikan Harga BBM benar-benar terjadi, bisa saja unjuk rasa pemuda dan mahasiswa menjadi unjuk rasa besar-besaran, seperti Tragedi Trisakti pada zaman reformasi.Dilihat dari segi positifnya, peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa sudah membaik, misalnya dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan pemuda menjadi pemenang atau hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa.

Peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun proyek kebangkitan bangsa adalah mengisi pembangunan, melakukan social control terhadap kebijakan pemerintah, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Mengisi pembangunan misalnya adalah dengan cara belajar dengan baik di kampus, ikut lomba sana-sini, membuat suatu penelitian atau temuan-temuan baru yang dapat menjawab permasalahan yang ada. Mengisi pembangunan dengan intellectual capital yang mahasiswa seharusnya miliki .

Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh mahasiwa. Keempat peran ini adalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Keempat peran itu, adalah:

  1. Agent of change

Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi terpuruk. Dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kesenjangan antara si Kaya dan si Miskin sangat jelas sekali terlihat. Yang kaya sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskin harus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Dari segi politik, kita melihat banyak pejabat yang melakukan korupsi. Mereka sibuk untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan amanahnya untuk mensejahterakan rakyat. Bagaimana ingin menyejahterakan rakyat sementara uang rakyat saja mereka curi. Sungguh ironi memang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yang dimilikinya tetapi untuk mensejahterakan kehidupan rakyat saja, negara ini belum mampu untuk melakukannya. Untuk itu mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap bangsa ini.

  1. Iron stock

Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan idealisme yang dimilikinya membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam melakukan pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang di dapat dari pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.

  1. Social control

Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya gejala yang tidak beres di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan dengan Undang-undang dan merugikan masyarakat. Kontrol yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam bentuk demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negatif terhadap mahasiswa yang melakukan demo. Padahal demo yang dilakukan oleh mahasiswa itu hanya semata-mata untuk membela kepentingan rakyat. Siapa lagi yang akan membela dan menjadi garda terdepan dalam pergerakan untuk rakyat kalau bukan mahasiswa yang notabene juga berasal dari rakyat. Tentunya demo yang dilakukan oleh mahasiswa harus mengindahkan norma-norma yang ada sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dan damai. Selain dengan demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan kontrol sosialnya dengan jalan diskusi dan melakukan kajian. Namun cara seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial, itu dikembalikan kepada diri masing-masing mahasiswa.

  1. Moral force

Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.Itulah keempat peran yang ideal dan seyogyanya harus dilakukan oleh mahasiswa. Implementasi dari peran tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memahami dan menjalani nilai-nilai yang terkandung di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Pendidikan diperlukan agar mahasiswa memiliki intelektual dan wawasan yang luas sehingga membantu di dalam proses berpikir untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan. Penelitian diperlukan untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat dengan landasan research agar karya tersebut tepat sasaran. Pengabdian masyarakat diperlukan agar ilmu yang didapat oleh mahasiswa tidak disimpan untuk dirinya sendiri tetapi berusaha agar masyarakat juga merasakan manfaat dari ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa.

Peran pemuda atau generasi muda dalam pembangunan dan pergerakkan bangsa indonesia yaitu:

1. Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan. Pemuda harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita perjuangannya. Pemuda atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan harus menjadi asset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa depan.

Pemuda atau generasi muda yang tergabung dalam berbagai organisasi kemasyarakatan pemuda memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari berbagai sudut pandang. Kemudian proses kaderisasi formal dan informal dalam organisasi serta interaksi kuat dengan berbagai lapisan sosial termasuk dengan elit penguasa akan menjadi pengalaman (experience) dan ilmu berharga untuk mengusung perubahan.

2. Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, syarat dasar moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi dan perilaku moral kepentingan suatu kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama, sesuatu yang sensitive dalam kebersamaan.

3. Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda atau pemuda akan mengangkat moral perjuangan pemuda atau generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas suatu negara atau bangsa. Visi reformasi seperti pemberantasan KKN, amandeman konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar dan egaliter seharusnya juga dapat memacu dan memicu semangat pemuda atau generasi muda untuk memulai setting agenda perubahan.

4. Menguatkan semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jatidiri daerah. Semangat kebangsaan diperlukan sebagai identitas dan kebanggaan, sementara jatidiri daerah akan menguatkan komitmen untuk membangun dan mengembangkan daerah. Keduanya diperlukan agar anak bangsa tidak tercerabut dari akar budaya dan sejarahnya.

5. Perlunya kesepahaman bagi pemuda atau generasi muda dalam melaksanakan agenda-agenda pembangunan. Energi pemuda yang bersatu cukup untuk mendorong terwujudnya perubahan. Sesuai karakter pemuda yang memiliki kekuatan (fisik), kecerdasan (fikir), dan ketinggian moral, serta kecepatan belajar atas berbagai peristiwa yang dapat mendukung akselerasi perubahan.

6. Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari , bahwa sumber daya (resource) negeri ini sebagai aset yang harus dipertahankan, tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis.

7. Pemuda atau generasi muda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan atau pressure group agar kebijakan-kebijakan strategis daerah memang harus betul-betul mengakar bagi kepentingan dan kemashlatan umat.

8. Memiliki semangat juang yang tinggi peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang terakhir adalah tertanam nya jiwa semangat perjuangan yang tinggi pada generasi muda baik pada masa sekarang maupun masa terdahulu. Hal yang dapat dilakukan adalah seperti selalu berusaha sebaik mungkin untuk dapat mencapai prestasi yang membanggakan bangsa Indonesia di mata dunia, menghilangkan jiwa mudah menyerah, menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, dan lain sebagainya.

Terlebih lagi semangat pemuda dalam usahanya mencapai tujuan pembangunan nasional, seperti dengan menyampaikan ide-ide pembangunan yang baru maupun keinginan untuk terjun langsung dalam pembangunan bangsa Indonesia. Walaupun kegagalan sering dialami oleh para pemuda Indonesia, tetapi perlu diingat kembali untuk tidak mudah menyerah karena sebenarnya kegagalan merupakan suatu awal dari kebangkitan dan juga kesuksesan.

Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata mahasiswa , mungkin tidak hanya satu jawaban yang akan terucap dari banyak orang dengan beraneka ragam latar belakang pendidikan.

Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dibalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara utamanya ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan.
            Seperti saya yang sekarang memilih untuk melanjutkan studi saya ke salah satu Perguruan Tinggi Swasta, sebuah universitas yang melahirkan tenaga kependidikan dan non kependidikan. Sebuah universitas berkualitas, yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan Tenaga Kependidikan dan Tenaga Non-Kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademis-profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, saya sudah resmi menjadi seorang mahasiswa. Namun apa yang bisa saya lakukan untuk membangun dan memajukan negeri ini? Mahasiswa merupakan salah satu generasi penerus bangsa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi yang memajukan bangsa ini. Apakah kita harus terus bertahan di bawah kemiskinan? Perlu diadakan banyak perubahan sehingga SDM yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan SDM yang berkualitas yang bisa bersaing dengan negara-negara lain yang ada di dunia. Apapun yang kita lakukan semua berawal dari sendiri. Tidak mungkin kita menyuruh orang lain melakukan hal yang kita inginkan, jika kita sendiri tidak melakukan hal tersebut. Tentunya hal tersebut adalah hal yang positif. Semua hal dimulai dari hal kecil, dari hal yang kecil-kecil tersebut bisa memberikan dampak atau pengaruh yang besar dan luas. Sebagai seorang mahasiswa, kita seharusnya bisa memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap negara yang kita cintai ini. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk ikut serta dalam memajukan bangsa ini dan tentunya sesuai dengan tujuan bangsa ini yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur dan sentosa.
            Seperti saya yang sekarang memilih untuk melanjutkan studi saya ke salah satu Perguruan Tinggi Swasta, sebuah universitas yang melahirkan tenaga kependidikan dan non kependidikan. Sebuah universitas berkualitas, yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan Tenaga Kependidikan dan Tenaga Non-Kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademis-profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, saya sudah resmi menjadi seorang mahasiswa.

Namun apa yang bisa saya lakukan untuk membangun dan memajukan negeri ini?
Mahasiswa merupakan salah satu generasi penerus bangsa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi yang memajukan bangsa ini. Apakah kita harus terus bertahan di bawah kemiskinan? Perlu diadakan banyak perubahan sehingga SDM yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan SDM yang berkualitas yang bisa bersaing dengan negara-negara lain yang ada di dunia. Apapun yang kita lakukan semua berawal dari sendiri. Tidak mungkin kita menyuruh orang lain melakukan hal yang kita inginkan, jika kita sendiri tidak melakukan hal tersebut. Tentunya hal tersebut adalah hal yang positif. Semua hal dimulai dari hal kecil, dari hal yang kecil-kecil tersebut bisa memberikan dampak atau pengaruh yang besar dan luas. Sebagai seorang mahasiswa, kita seharusnya bisa memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap negara yang kita cintai ini. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk ikut serta dalam memajukan bangsa ini dan tentunya sesuai dengan tujuan bangsa ini yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
            Pentingnya pendidikan tinggi seharusnya tidak hanya sekedar sadar atau reseptif akan kemajuan ilmu dan teknologi masa depan, tetapi seharusnya pendidikan tinggi pun berfungsi untuk membenahi tingkat pendidikan di bawahnya. Paradigma yang ada pada beberapa bagian aktivitas para mahasiswa senantiasa dihabiskan dengan hanya belajar dikelas, menerima dan mengerjakan tugas dan bermain. Begitulah pemandangan suram yang sering kita lihat dalam dunia kampus. Barangkali, apabila karena faktor internal (karena mahasiswa itu sendiri) maka bisa kita maklumi. Akan tetapi apabila hal ini karena akibat sistem yang membuat mereka seperti itu dalam kehidupan kampus, maka bukan waktunya lagi mahasiswa untuk diam dan jalan ditempat. Lalu, apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam mempersiapkan masa depan bangsa ini? Mahasiswa Indonesia harus mampu menatap masa depan bangsa untuk bersaing dengan negara tetangga dan dunia, tidak perlu terjun langsung ke dalam kancah politik. Mahasiswa dan pelajar ada baiknya kembali ke khitahnya untuk fokus belajar. Perlu kita ingat bahwa saat ini kita mengalami ketertinggalan dalam dunia pendidikan dibanding negara tetangga sebut saja Malaysia dan Singapura.

 Belajar merupakan kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa untuk menghasilkan mahasiswa yang cerdas dan memiliki SDM yang berkualitas. Namun tentunya tidak hanya belajar dalam artian mendapat ilmu sebanyak-banyaknya sebagai langkah dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal yang perlu lakukan yaitu bagaimana menggunakan ilmu yang kita punya itu untuk berguna bagi orang banyak yaitu dengan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh semua mahasiswa. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini patut dikembangkan dalam diri setiap mahasiswa agar bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi masyarakat luas. Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah. 1. Pendidikan dan Pengajaran, 2. Penelitian dan Pengembangan dan 3. Pengabdian pada Masyarakat. Ketiga faktor ini sangat erat hubungannya, sebab penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lainnya. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk bisa melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian ini diterapkan melalui pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sangat berkaitan dengan tujuan pendidikan tingkat perguruan tinggi seperti Universitas atau Institut yaitu 1.

 Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia.

Dengan memahami secara bijak  peran mahasiswa dan pemuda, kebangkitan bangsa ini tak akan lama lagi kita raih. Dengan mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera saat ini.

Mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran-peran lainnya. Saat ini yang paling dibutuhkan adalah mahasiswa-mahasiswa dengan semangat juang tinggi dalam mengoptimalkan kemerdekaan sehingga mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa seutuhnya yang tidak hanya berani menyuarakan saja tanpa berani mengambil tidakan nyata. Dengan demikian mahasiswa Indonesia mampu benar-benar menjadi pioner pembangunan bangsa.

 

 

 

 

TUGAS PANCASILA 3000 KATA

NAMA    : HAFIZH WASKITA

NIM        :  181310290

KELAS     :  08 (MALAM)

RUANG  :  206

TEMA      :  Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam pergerakan dan pembangunan Bangsa Indonesia




GENERASI MUDA PERANCANG DAN PELAKSANA CITA CITA BANGSA


Mahasiswa adalah kaum intelektual yang memiliki ilmu yang tinggi. Terlepas dari itu semua bagi saya mahasiswa itu adalah unit bagian dari masyarakat yang harus memberikan rmanfaat untuk masyarakat dengan berbagai karyanya. Mahasiswa lahir dari masyarakat dan sudah sepatutnya mahasiswa berperan aktif dan membela kepentingan masyarakat untuk kemajuan bangsa ini.

Mahasiswa tidak sepatutnya hanya sekadar menuntut ilmu dan mencari IP setinggi-tingginya tetapi melupakan perannya yang signifikan dalam membangun bangsa ini. Aktivitas yang dilakukan mahasiswa tidak hanya belajar memahami mata kuliah yang diajarkan dosen dan mengerjakan tugas kuliah tetapi mahasiswa harus berkontribusi nyata dalam membela kebutuhan rakyat. Karena mahasiswa adalah salah satu unsur terpenting dalam pembangunan bangsa. Peranan mahasiswa menjadi sangat penting karena mahasiswa adalah kelompok yang idealis yang terlepas dari pengaruh pihak manapun. Idealisme yang dimiliki mahasiswa membuatnya semangat melakukan perjuangan terhadap kebenaran yang dia yakini. Mahasiswa tidak pantang menyerah dan tidak takut terhadap apapun termasuk presiden sekalipun di dalam menyampaikan aspirasi yang mereka miliki. Pandangan, pemikiran dan sikap mahasiswa inilah yang dibutuhkan dalam mewujudkan Indonesia yang progresif.

Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh mahasiwa. Keempat peran ini adalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Keempat peran itu, adalah:

1.      Agent of change

Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi terpuruk. Dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kesenjangan antara si Kaya dan si Miskin sangat jelas sekali terlihat. Yang kaya sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskin harus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Dari segi politik, kita melihat banyak pejabat yang melakukan korupsi. Mereka sibuk untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan amanahnya untuk mensejahterakan rakyat. Bagaimana ingin menyejahterakan rakyat sementara uang rakyat saja mereka curi. Sungguh ironi memang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yang dimilikinya tetapi untuk mensejahterakan kehidupan rakyat saja, negara ini belum mampu untuk melakukannya. Untuk itu mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap bangsa ini.

 

 

2.      Iron Stock

Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan idealisme yang dimilikinya membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam melakukan pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang di dapat dari pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.

 

3.      Social control

Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya gejala yang tidak beres di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan dengan Undang-undang dan merugikan masyarakat. Kontrol yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam bentuk demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negatif terhadap mahasiswa yang melakukan demo. Padahal demo yang dilakukan oleh mahasiswa itu hanya semata-mata untuk membela kepentingan rakyat. Siapa lagi yang akan membela dan menjadi garda terdepan dalam pergerakan untuk rakyat kalau bukan mahasiswa yang notabene juga berasal dari rakyat. Tentunya demo yang dilakukan oleh mahasiswa harus mengindahkan norma-norma yang ada sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dan damai. Selain dengan demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan kontrol sosialnya dengan jalan diskusi dan melakukan kajian. Namun cara seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial, itu dikembalikan kepada diri masing-masing mahasiswa.

 

4.      Moral Force

Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.

Itulah keempat peran yang ideal dan seyogyanya harus dilakukan oleh mahasiswa. Implementasi dari peran tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memahami dan menjalani nilai-nilai yang terkandung di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

 

Pendidikan diperlukan agar mahasiswa memiliki intelektual dan wawasan yang luas sehingga membantu di dalam proses berpikir untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan. Penelitian diperlukan untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat dengan landasan research agar karya tersebut tepat sasaran. Pengabdian masyarakat diperlukan agar ilmu yang didapat oleh mahasiswa tidak disimpan untuk dirinya sendiri tetapi berusaha agar masyarakat juga merasakan manfaat dari ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa.

 

 

Betapa pentingnya peran mahasiswa untuk membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Untuk itu kita sebagai mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar belajar mencari IP setinggi-tingginya namun kita juga harus berkontribusi nyata di tengah-tengah masyarakat. Karena mahasiswa adalah salah satu unsur terpenting dalam pembangunan bangsa.




 

Apa yang terlintas dibenak kita ketika kita mendengar kata mahasiswa , mungkin tidak hanya satu jawaban yang akan terucap dari banyak orang dengan beraneka ragam latar belakang pendidikan. Mahasiswa merupakan sebuah status yang disandang seseorang ketika ia menjalani pendidikan formal pada sebuah perguruan tinggi. Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa apabila ia tercatat sebagai mahasiswa secara administrasi sebuah perguruan tinggi yang tentunya mengikuti kegiatan belajar dan mengajar serta kegiatan lainnya. Status ini menjadi mutlak apabila kita berbicara dalam konteks pendidikan formal. Ternyata dibalik statusnya itu, masih banyak sekali peranan seorang yang menyandang status mahasiswa untuk menunjukkan peranannya pada kehidupan masyarakat terlebih lagi pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara utamanya ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
           

Sejarah membuktikan bagaimana kekuatan mahasiswa dalam pergantian rezim yang diktator menuju perubahan kearah lebih baik, sebagai contoh gerakan mahasiswa bersama komponen bangsa lainnya yang ketika itu masyarakat, parpol dan ABRI dalam menyuarakan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang berhasil menggantikan rezim kekuasaan saat itu yang dinilai cenderung terlau berpihak pada haluan kiri. Kemudian bagaimana peristiwa Malari (Petaka Lima Belas Januari) yang dimotori oleh Hariman Siregar yang notabene sebagai mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia, dan masih membekas diingatan kita ketika kekuatan mahasiswa untuk menggulingkan rezim orde baru yang otoriter yang telah berkuasa selama 32 tahun. Itu merupakan bukti-bukti nyata dimana mahasiswa menunjukkan peranannya dikancah perpolitikan nasional yang tentunya untuk menciptakan keselarasan menuju masyarakat yang makmur dan sentosa.
           

Seperti saya yang sekarang memilih untuk melanjutkan studi saya ke salah satu Perguruan Tinggi Swasta, sebuah universitas yang melahirkan tenaga kependidikan dan non kependidikan. Sebuah universitas berkualitas, yang dikembangkan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, menghasilkan Tenaga Kependidikan dan Tenaga Non-Kependidikan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan akademis-profesional yang tinggi, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, saya sudah resmi menjadi seorang mahasiswa. Namun apa yang bisa saya lakukan untuk membangun dan memajukan negeri ini?
           

Mahasiswa merupakan salah satu generasi penerus bangsa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi yang memajukan bangsa ini. Apakah kita harus terus bertahan di bawah kemiskinan? Perlu diadakan banyak perubahan sehingga SDM yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan SDM yang berkualitas yang bisa bersaing dengan negara-negara lain yang ada di dunia. Apapun yang kita lakukan semua berawal dari sendiri. Tidak mungkin kita menyuruh orang lain melakukan hal yang kita inginkan, jika kita sendiri tidak melakukan hal tersebut. Tentunya hal tersebut adalah hal yang positif. Semua hal dimulai dari hal kecil, dari hal yang kecil-kecil tersebut bisa memberikan dampak atau pengaruh yang besar dan luas. Sebagai seorang mahasiswa, kita seharusnya bisa memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap negara yang kita cintai ini. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk ikut serta dalam memajukan bangsa ini dan tentunya sesuai dengan tujuan bangsa ini yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
            Pentingnya pendidikan tinggi seharusnya tidak hanya sekedar sadar atau reseptif akan kemajuan ilmu dan teknologi masa depan, tetapi seharusnya pendidikan tinggi pun berfungsi untuk membenahi tingkat pendidikan di bawahnya. Paradigma yang ada pada beberapa bagian aktivitas para mahasiswa senantiasa dihabiskan dengan hanya belajar dikelas, menerima dan mengerjakan tugas dan bermain. Begitulah pemandangan suram yang sering kita lihat dalam dunia kampus. Barangkali, apabila karena faktor internal (karena mahasiswa itu sendiri) maka bisa kita maklumi. Akan tetapi apabila hal ini karena akibat sistem yang membuat mereka seperti itu dalam kehidupan kampus, maka bukan waktunya lagi mahasiswa untuk diam dan jalan ditempat.
           

Lalu, apa yang harus dilakukan mahasiswa dalam mempersiapkan masa depan bangsa ini? Mahasiswa Indonesia harus mampu menatap masa depan bangsa untuk bersaing dengan negara tetangga dan dunia, tidak perlu terjun langsung ke dalam kancah politik. Mahasiswa dan pelajar ada baiknya kembali ke khitahnya untuk fokus belajar. Perlu kita ingat bahwa saat ini kita mengalami ketertinggalan dalam dunia pendidikan dibanding negara tetangga sebut saja Malaysia dan Singapura. Belajar merupakan kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa untuk menghasilkan mahasiswa yang cerdas dan memiliki SDM yang berkualitas. Namun tentunya tidak hanya belajar dalam artian mendapat ilmu sebanyak-banyaknya sebagai langkah dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal yang perlu lakukan yaitu bagaimana menggunakan ilmu yang kita punya itu untuk berguna bagi orang banyak yaitu dengan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh semua mahasiswa. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini patut dikembangkan dalam diri setiap mahasiswa agar bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi masyarakat luas. Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah. 1. Pendidikan dan Pengajaran, 2. Penelitian dan Pengembangan dan 3. Pengabdian pada Masyarakat.
           

Ketiga faktor ini sangat erat hubungannya, sebab penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lainnya. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk bisa melakukan penelitian diperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan sebagi hasil pendidikan dan penelitian ini diterapkan melalui pengabdian pada masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Tri Dharma Perguruan Tinggi ini sangat berkaitan dengan tujuan pendidikan tingkat perguruan tinggi seperti Universitas atau Institut yaitu 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Peran mahasiswa bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya dan juga sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.

Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri di dalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada didalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa Indonesia, roh perubahan itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh mahasiswa Indonesia. Jadi lakukan apa kamu bisa lakukan untuk bangsa ini, terutama ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.        

 

Peran pemuda atau generasi muda dalam pembangunan dan pergerakkan bangsa indonesia yaitu:

1. Saatnya pemuda menempatkan diri sebagai agen sekaligus pemimpin perubahan. Pemuda harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita perjuangannya. Pemuda atau generasi muda yang relatif bersih dari berbagai kepentingan harus menjadi asset yang potensial dan mahal untuk kejayaan dimasa depan.

Pemuda atau generasi muda yang tergabung dalam berbagai organisasi kemasyarakatan pemuda memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan. Mereka memahami dengan baik kondisi daerahnya dari berbagai sudut pandang. Kemudian proses kaderisasi formal dan informal dalam organisasi serta interaksi kuat dengan berbagai lapisan sosial termasuk dengan elit penguasa akan menjadi pengalaman (experience) dan ilmu berharga untuk mengusung perubahan.

2. Pemuda harus bersatu dalam kepentingan yang sama (common interest) untuk suatu kemajuan dan perubahan. Tidak ada yang bisa menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan generasi muda atau pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur. Namun bersatunya pemuda dalam satu perjuangan bukanlah persoalan mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, syarat dasar moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan pribadi dan perilaku moral kepentingan suatu kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum. Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama, sesuatu yang sensitive dalam kebersamaan.

3. Mengembalikan semangat nasionalisme dan patriotisme dikalangan generasi muda atau pemuda akan mengangkat moral perjuangan pemuda atau generasi muda. Nasionalisme adalah kunci integritas suatu negara atau bangsa. Visi reformasi seperti pemberantasan KKN, amandeman konstitusi, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar dan egaliter seharusnya juga dapat memacu dan memicu semangat pemuda atau generasi muda untuk memulai setting agenda perubahan.

4. Menguatkan semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan jatidiri daerah. Semangat kebangsaan diperlukan sebagai identitas dan kebanggaan, sementara jatidiri daerah akan menguatkan komitmen untuk membangun dan mengembangkan daerah. Keduanya diperlukan agar anak bangsa tidak tercerabut dari akar budaya dan sejarahnya.

5. Perlunya kesepahaman bagi pemuda atau generasi muda dalam melaksanakan agenda-agenda pembangunan. Energi pemuda yang bersatu cukup untuk mendorong terwujudnya perubahan. Sesuai karakter pemuda yang memiliki kekuatan (fisik), kecerdasan (fikir), dan ketinggian moral, serta kecepatan belajar atas berbagai peristiwa yang dapat mendukung akselerasi perubahan.

6. Pemuda menjadi aktor untuk terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenarnya. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebagian orang termasuk generasi muda. Pemuda harus menyadari , bahwa sumber daya (resource) negeri ini sebagai aset yang harus dipertahankan, tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis.

7. Pemuda atau generasi muda harus dapat memainkan perannya sebagai kelompok penekan atau pressure group agar kebijakan-kebijakan strategis daerah memang harus betul-betul mengakar bagi kepentingan dan kemashlatan umat.

8. Memiliki semangat juang yang tinggi peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang terakhir adalah tertanam nya jiwa semangat perjuangan yang tinggi pada generasi muda baik pada masa sekarang maupun masa terdahulu. Hal yang dapat dilakukan adalah seperti selalu berusaha sebaik mungkin untuk dapat mencapai prestasi yang membanggakan bangsa Indonesia di mata dunia, menghilangkan jiwa mudah menyerah, menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, dan lain sebagainya.

Terlebih lagi semangat pemuda dalam usahanya mencapai tujuan pembangunan nasional, seperti dengan menyampaikan ide-ide pembangunan yang baru maupun keinginan untuk terjun langsung dalam pembangunan bangsa Indonesia. Walaupun kegagalan sering dialami oleh para pemuda Indonesia, tetapi perlu diingat kembali untuk tidak mudah menyerah karena sebenarnya kegagalan merupakan suatu awal dari kebangkitan dan juga kesuksesan.

9. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah young human resources sebagai salah satu sumber pembangunan. Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan melibatkan secara fungsional .

Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai 'generasi yang berlalu' (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan negara.

Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap xxxxxxxxxxtapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan 'kebersihan'-nya dari noda orde masanya.

Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI. Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan pemerintah Orde Baru hingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh Presiden Soeharto. Lewat gerakan Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan muncul sebagai 'penyelamat krisis' bangsa.Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah sangat urgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum berakhir. Pemuda yang menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk tampil, meski tantangan yang dihadapi selalu berbeda.

10.Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun  gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusioner nya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar. Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6      (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).

Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan     berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei   1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-  pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan.

 

Dengan melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.

 

C181710026_Propaganda yang dilakukan seseorang dalam penegakan hukum di dalam organisasi

Latar belakang dari film V for Vendetta adalah negara inggris yang menerapkan kepemimpinan yang totaliter. Hal ini berawal setelah perang dunia ketiga yang meluluhlantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak di mana-mana, kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang politikus  yang ambisius untuk meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara, tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama lain selain satu agama dianggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki Al-Qur'an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Di tengah kondisi demikian, ada seseorang yang menyebut dirinya V, dia mulai mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan propaganda yang dikenal dengan istilah "propaganda by deed". Dalam satu peristiwa, V mengatakan pada publik melalui stasiun televisi yang disadap olehnya, bahwa, "Untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi, kalian hanya perlu bercermin."Aksi seorang V pun dimulai. Satu persatu para politikus, yang merupakan sejumlah tokoh penting dari partai politik yang berkuasa, menemui ajalnya. Hal ini berkaitan dengan 'dosa-dosa' para politikus tersebut pada masa lampau yang telah memilih V sebagai salah satu korbannya. Plot pemberontakan itu sendiri disusun oleh V sedemikian rupa sehingga dalam waktu satu tahun , yang diharapkan seluruh kekuasaan fasis akan runtuh.Hingga titik terakhirnya di mana publik dengan tenang berjalan menuju Trafalgar Square dan berkumpul menyaksikan bagaimana gedung parlemen meledak dan runtuh. Tentara yang berjaga bahkan tak melepaskan satu tembakan. Semua orang penting partai yang dianggap berdosa pada masa lampau telah menemui ajalnya di bawah keadilan yang dibawa oleh V. Sang pemimpin negara, Kanselir Adam Sutler, tewas ditembak Creedy, komandan pertahanan. Creedy sendiri kemudian dibunuh V. Semua mulus walau V sendiri akhirnya menemui ajalnya di tangan para Fingerman, polisi khusus pemerintah.

Sinopsis film Divergent full movie. faksi yang dimiliki gadis yang beranjak dewasa, dia adalah Tris. Tidak lama lagi adalah penentuan ujian faksi, dan Tris berharap ia berada di faksi Abnegation bersama keluarganya meskipun ia sangat menginginkan menjadi bagian dari Dauntless. Tapi ketika tes dilakukan oleh Tori, Tori melihat dalam diri Tris bahwa ia adalah Divergent. Namun Tori menyembunyikan hasil tes itu dan mengatakan pada Tris untuk tak memberitahukan pada orang lain.

Kemudian setelah itu, dalam penentuan faksi Tris memilih Dauntless yang membuat orang tuanya kecewa. Sedangkan adiknya Caleb memilih golongan Erudite.

Perjuangannya diterima dalam kelompok Dauntless tak diberikan kemudahan oleh pemimpinnya, Eric. Tapi semangat yang dimiliki Tris, membuat salah satu seniornya yang bernama Four selalu membantunya sehingga kedekatan di antara mereka terlihat jelas.

Semakin mereka dekat, membuat Four menyadari bahwa Tris memiliki lebih dari satu kepribadian. Four menganggap Tris salah satu Divergent sama seperti dirinya. Tris yang tak yakin akan berhasil menjadi Dauntless sungguhan, diketahui oleh Jeanine. Jeanine adalah wanita yang memburu para Divergent.

Dibantu Four, Tris berusaha mengungkap konspirasi politik dalam usaha menyingkirkan para Divergent. Perjuangan itu membuatnya harus kehilangan orang yang ia sayangi termasuk dari golongan Abnegation.

Kesimpulan dari 2 cerita (film)  tersebut adalah seseorang yang mampu menegakan hukum walaupun dia harus berjuang dari awal dan mengorbankan nyawanya demi menegakan hukum yang adil dan untuk kesejahteraan masyarakat.

08 181310283 PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA SEBAGAI PEMIMPIN MASA DEPAN

PENTINGNYA PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA
Mahasiswa berasal dari dua kata yang digabungkan, yaitu Maha dan Siswa. Maha yang artinya tertinggi sedangkan siswa adalah bagian dari kaum pelajar. Jadi, Mahasiswa adalah orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Mahasiswa juga dapat dikatakan sebuah komunitas yang sangat unik yang berada di tengah tengah masyarakat dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan kelebihan dan kesempatan yang dimilikinya, maka tidak pantaslah seorang mahasiswa mementingkan kepentingan pribadi (apatis) tanpa memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negaranya.

Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa dapat dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk peradaban Bangsa Indonesia.

1. Mahasiswa sebagai Iron Stock

Mahasiswa adalah bagian dari sebuah harapan kecil masyarakat yang diharapkan dapat merubah kondisi bangsa yang saat ini semakin runyam akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi, baik itu masalah politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sandang dan juga pangan.
Mahasiswa yang diharapkan lahir menjadi pemimpin pemimpin tangguh, berakhlak mulia dan intelektual serta kritis terhadap kondisi bangsanya.

Sejarah telah melahirkan banyak cerita tentang peranan pemuda dan kaum pelajar (baca : mahasiswa) dalam perubahan kondisi bangsa dan negaranya mulai dari zaman kenabian, zaman kolonialisme hingga zaman reformasi.

2. Mahasiswa sebagai Guardian of Value

Mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai nilai moral di dalam masyarakat.nilai nilai yang harus dijaga mahasiswa adalah nilai nilai yang bersifat mutlak serta tidak ada lagi keraguan didalamnya.

Sebagai Agen Guardian of Value, sudah seharusnya mahasiswa menjadi contoh yang baik di lingkungan masyarakat serta juga menjadi bagian untuk mencegah hal hal yang merusak nilai nilai moral yang saat ini sedang merongrong kehidupan para pemuda.

Didasari atau tidak, pemuda atau mahasiswa sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan.
Baik buruknya suatu Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan Negara.  Generasi muda  harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral diwujudkan dengan menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak pada setiap dimensi kehidupan kepemudaan, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental-spiritual, dan meningkatkan kesadaran hukum. Sebagai kontrol sosial diwujudkan dengan memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadaran atas tanggungjawab, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, menjamin transparansi dan akuntabilitas publik, dan memberikan kemudahan akses informasi.
Sebagai agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, dan budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, serta kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.
Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda merupakan kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Untuk itu, tanggung jawab dan peran strategis pemuda di segala dimensi pembangunan perlu ditingkatkan dalam kerangka hukum nasional sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan, kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, keadilan, partisipatif, kebersamaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi. Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah belanda dan jepang kala itu, ketika menjatuhkan rezim Soekarno (orde lama), hingga kembali menjatuhkan rezim Soeharto (orde baru), pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.  Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap waktunya. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa. Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif, sekitar 30-40 % pemuda dari total jumlah penduduk Indonesia dalam kisaran umur 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun.
Saya melihat bahwa pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikan. Di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam/pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis  dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan. Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik.
Saya melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik,  pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam  urusan akademik pun banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa.
Problematika Pemuda
Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Adapun masalah lain yang turut menjadi pemicu terancamnya posisi pemuda adalah lemahnya pengawasan orang tua, keluarga, serta orang terdekat termasuk pula lemahnya pemahaman pemuda terhadap agama, melanggar tatanan hukum yang berlaku, dan lain sebagainya mengakibatkan pemuda banyak terjerumus dalam pusaran pergaulan yang mengantarkan pemuda pada titik kehancuran. Fakta yang ada sekarang menjadi bukti hal tersebut, misalnya dari beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa seks bebas, penyalahgunaan narkoba, justru lebih banyak dilakukan oleh pemuda. Hal ini menjadi tugas bersama berbagai elemen guna menyelamatkan pemuda, sekaligus menyelamatkan bangsa dari krisis kepemudaan yang berprestasi.
Seperangkat aturan saja tidaklah cukup untuk melindungi pemuda dari berbagai kemungkinan terburuk, tanpa didukung oleh peran pemerintah, masyarakat, swasta, dan lain sebagainya dalam implementasi seperangkat regulasi. Untuk itu harus dicari solusi agar proses pengembangan potensi pemuda bukan hanya terbentuk dalam rencana semata, melainkan direalisai melalui mekanisme yang sudah diatur sedemikian rupa. Salah satunya adalah organisai yang memang merupakan salah satu wadah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pemuda, sebab organisasi merupakan sarana paling efektif untuk menginisiasi dan melakukan perubahan tersebut.
PERANAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (ERA DAHULU)
Di era Reformasi, para pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan negeri ini. Berbagai peristiwa besar identik dengan peran pemuda dan mahasiwa didalamnya.
Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa sering menjadi tombak perjuangan nasional. Beberapa Gerakan pemuda dan Mahasiswa yang dicatat di dalam sejarah adalah sebagai berikut :
1. Budi Utomo
2. Sumpah Pemuda
3. Perhimpunan Indonesia
4. Peristiwa Rengasdengklok

Gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa sebagai control pemerintahan dan control social terus berkembang pesat, hingga terjadi Tragedi Trisakti yang merupakan gerakan perjuangan pemuda dan mahasiswa. Gerakan ini menuntut reformasi perubahan pemerintahan yang KKN ( korupsi, kolusi dan Nepotisme ) dan memaksa Presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Sejarah panjang gerakan pemuda dan mahasiswa merupakan salah satu bukti eksistensi dan tanggung jawab sebagai rakyat Indonesia dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia.
Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan para mahasiswa dan para pemuda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para pemuda dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan negara.
PERANAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (ERA SEKARANG)
Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda antara lain kasus narkoba, kejahatan, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Peranan pemuda dan mahasiswa tentunya masih sangat diperlukan untuk regenerasi dalam mewujudkan dan melanjutkan cita-cita bangsa ini yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan terdahulu.
Peranan pemuda dan mahasiwa terlihat sudah mulai terarah ke gerakan pemuda dan mahasiswa pada zaman reformasi. Bisa kita lihat pada peristiwa Kenaikan BBM kemarin. Unjuk rasa pemuda dan mahasiswa terlihat anarkis. Jika Kenaikan Harga BBM benar-benar terjadi, bisa saja unjuk rasa pemuda dan mahasiswa menjadi unjuk rasa besar-besaran, seperti Tragedi Trisakti pada zaman reformasi.
Dilihat dari segi positifnya, peranan pemuda terhadap kemajuan bangsa sudah membaik, misalnya dengan memenangkan kompetisi antar negara. Dengan pemuda menjadi pemenag atau hanya berpartisipasi, itu sudah menjadi peranan dalam kemauan bangsa.
PERAN SERTA MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA
Generasi muda merupakan salah satu pilar penting penentu bangsa. Artinya, generasi muda memiliki tanggung jawab yang sama dengan elemen masyarakat lainnya untuk ikut mewujudkan kehidupan sadar hukum dan menghargai pranata hukum konstitusi yang berlaku di masyarakat .
Tulang punggung perubahan itu ada di tangan pemuda, khususnya mahasiswa disini karena mahasiswa secara strata sosial diyakini setiap orang dapat dipercaya dan memiliki capital intelektual dan sosial lebih baik dibandingkan dengan cluster pemuda lainnya yang tak bergelar mahasiswa. Kurang tepat rasanya jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang orientasinya terlalu egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat dengan segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa gangguan. Egois sekali rasanya kalo kita memiliki cita-cita seperti itu tanpa punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib bangsa ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi negara kita saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar itu ada dalam diri mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek kebangkitan bangsa ini akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa,seperti sejarah yang terus berulang dari masa ke masa .
Peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun proyek kebangkitan bangsa adalah mengisi pembangunan, melakukan social control terhadap kebijakan pemerintah, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Mengisi pembangunan misalnya adalah dengan cara belajar dengan baik di kampus, ikut lomba sana-sini, membuat suatu penelitian atau temuan-temuan baru yang dapat menjawab permasalahan yang ada. Mengisi pembangunan dengan intellectual capital yang mahasiswa seharusnya miliki .
Melakukan social control terhadap segala kebijakan pemerintah, namun ketika mahasiswa berbicara sebagi agen of control ada sekian konsekuensi yang menghadang baik berupa tekanan, ancaman maupun bentuk lain dan sejenis, walaupun demikian bukan berarti konsekuensi semacam ini lantas mampu menyurutkan mahasiswa dalam cita-citanya yang mulia selama mahasiswa memahami perannya sebagai agen of control. Mahasiswa adalah salah satu kelompok elit dalam masyarakat yang masih memiliki idealisme yang tinggi, dikarenakan posisi mahasiswa sebagai cluster penerus bangsa yang sanggat dihapkan mampu membawa perubahan maka tidaklah bijak apabila mahasiswa hanya diam ketika melihat kesewenang-wenangan baik dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak non pemerintah, dalam konteks ini mahasiswa haruslah mampu menempatkan diri sesuai dengan fungsi sosialnya secara tepat walapun mahasiswa seakan-akan terpisah dari jenis masyarkat lainnya tetapi sejatinya mahasiswa tetap terikat dengan fungsi-fungsi sosialnya, maka mahasiswa haruslah mampu menjadi suatu cluster masyarakat yang mampu membaca kebenaran secara proporsional, ketika pemerintah misalnya benar dalam kebijakannya maka mahasiswa harus berani memuji keberhasilan pemerintah dan sebaliknya ketika pemerintah mengambil keputusan yang menyudutkan rakyat maka mahasiswa harus berada di barisan depan perjuangan. Tetapi sekali lagi bahwa mahasiswa haruslah mehamami perannya secara utuh dan mendalam karena dinamika saat ini cenderung merujuk pada jenis mahasiswa yang egois, yang hanya menganggap diri mereka sebagai cluster tersendiri dari masyarakat yang sedikit atau bahkan sama sekali memeliki ikatan fungsi-fungsi sosial tertentu, sehingga yang terjadi beberapa tahun terakhir mahasiswa kehilangan jatidirinya hal ini ditandai dengan teriakan-teriakan mahasiswa yang kurang mengena dan kontekstual dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, kecenderungan yang terjadi adalah mahasiswa membawa kepentingan kelompok, kepentingan cluster tertentu, maupun yang paling parah suara mereka adalah suara hasil
provokasi yang terkadang kurang mendasar serta difrent orientation .
Melakukan pengabdian yang rutin dan massive kepada masyarakat luas. Penyuluhan-penyuluhan telah banyak digalakkan di desa-desa sebagian lingkar kampus bahkan desa di seluruh pelosok di Indonesia, namun sayang kesadaran semacam ini hanya dimiliki oleh segelintir mahasiswa, sebuah pekerjaan rumah yang cukup rumit sebenarnya bagi bangsa Indonesia namun harapan selalu muncul seiring dengan munculnya generasi baru mahasiswa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri tampilnya mahasiswa sebagai genarasi pengapdi adalah peranan mahasiswa yang paling diharapkan segera muncul namun, kondisi setelah perang kemerdekaan menunjukan progress kearah sebaliknya, mahasiswa era modern cenderung apatis dengan kondisi masyarakat walupun memang ada sebagain kecil mahasiwa yang begitu peduli dengan kondisi masyrakat, hal ini amatlah ketika kita bandingkan dengan konteks mahasiswa pada zaman kemerdekaan yang tidak hanya menyuarakan pembelaan terhadap kepentingan masyarakat tetapi mereka sekaligus menjadi barisan depan yang melalukan perubahan baik berupa pemikiran maupun pratik nyata, dan terbukti Indonesia mampu terbebas dari belenggu penjajahan, maka tiada yang lebih bijak ketika mahasiswa dengan sekian kondisinya terus memegang cita-cita sebagai suatu cluster intelektual yang senantiasa bertangungjawab dengan kondisi sosial-kemasyarakatan .
Dengan memahami secara bijak akan peran mahasiswa, kebangkitan bangsa ini tak akan lama lagi kita raih. Mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera saat ini. Mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, arif dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran-peran lainnya. Saat ini yang paling dibutuhkan adalah mahasiswa-mahasiswa dengan semangat juang tinggi dalam mengoptimalkan kemerdekaan sehingga mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa seutuhnya yang tidak hanya berani menyuarakan saja tanpa berani mengambil tidakan nyata. Dengan demikian mahasiswa Indonesia mampu benar-benar menjadi pioner pembangunan bangsa .


PERANAN PEMUDA DAN MAHASISWA DALAM KEMAJUAN BANGSA (SETELAH ZAMAN KEMERDEKAAN).

Melihat dari uraian sejarah perjuangan para pemuda dan mahasiswa pada masa penjajahan, seharusnya kaum muda pada masa kini menjadi penerus dari pada perjuangan kaum muda dahulu. Jika kaum muda dahulu begitu gigih dalam perjuangannya untuk merdeka dan bebas dari belenggu penjajah, pemuda di masa sekarang juga harus gigih untuk mengaktualisasikan kemerdekaan menjadi pilar kemajuan bangsa.
Bagi bangsa Indonesia, faktor pemuda dan mahasiswa merupakan wujud kekuatan potensial yang selalu menunjukkan kehadirannya dalam seriap peristiwa sejarah perjuangan bangsa. Kualitas pemuda ialah investasi utama bagi bangsa untuk memenuhi tuntutan politik dalam lingkungan globalisasi yang kian tak terelakkan.
Sebelum berbicara mengenai peranan mahasiswa dalam menyiapkan Indonesia emas 2045,akan lebih baik jika kita mengenal terlebih dahulu siapa mahasiswa itu sesungguhnya.Mahasiswa itu bukan sekedar seseorang yang belajar di dunia perkuliahan saja, namunseorang mahssiswa adalah generasi muda yang mempunyai identitas sebagai insane yang religious, insan dinamis, insane soaial dan insane yang mandiri.banyak kalangan yang memberikan persepsi berbeda mengenai pengertian mahasiswa. !dayang mengatakan mahasiswa adalah agen perubahan, mahasiswa adalah kaum intelektualyang memiliki ilmu yang tinggi. terlepas dari itu semua bagi saya mahasiswa itu adalah unit bagian dari masyarakat yang harus memberikan keberman#aatan untuk masyarakat dengan berbagai karyanya. Mahasiswa lahir dari masyarakat dan sudah sepatutnya mahasiswa berperan aktif di dalam membela kepentingan masyarakat untuk kemajuan bangsa ini.Mahasiswa tidak sepatutnya hanya sekadar menuntut ilmu dan mencari  setinggi tingginya tetapi melupakan perannya yang signignifikan dalam membangun bangsa ini. aktifitas yangdilakukan mahasiswa seharusnya tidak hanya belajar memahami mata kuliah yang diajarkandosen dan mengerjakan tugas kuliah tetapi mahasiswa harus berkontribusi nyata dalammembela kebutuhan rakyat. karena mahasiswa adalah salah satu unsur terpenting dalam pembangunan bangsa. peranan mahasiswa menjadi sangat penting karena mahasiswa adalahkelompok yang idealis yang terlepas dari pengaruh pihak manapun. Idealisme yang dimilikimahasiswa membuatnya semangat melakukan perjuangan terhadap kebenaran yang diayakini. Mahasiswa tidak pantang menyerah dan tidak takut terhadap apapun termasuk presiden sekalipun di dalam menyampaikan aspirasi yang mereka miliki. pandangan, pemikiran dan sikap mahasiswa inilah yang dibutuhkan dalam mewujudkan Indonesia yang progresi.Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh mahasiwa. keempat peran iniadalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. keempat peran itu, adalah
Agent of change
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa. Saat ini bangsakita sedang mengalami kondisi terpuruk. dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyatIndonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. kesenjangan antara si kaya dan si Miskinsangat jelas sekali terlihat. yang kaya sibuk memperkaya diri sendiri sementara yang miskinharus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari hari mereka. dari segi politik, kita
 
melihat banyak pejabat yang melakukan korupsi. Mereka sibuk untuk memperkaya dirisendiri dan melupakan amanahnya untuk mensejahterakan rakyat. bagaimana inginmenyejahterakan rakyat sementara uang rakyat saja mereka curi. Sungguh ironi memangIndonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam yang dimilikinya tetapiuntuk mensejahterakan kehidupan rakyat saja, negara ini belum mampu untuk melakukannya.untuk itu mahasiswa sebagai agent  change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap bangsa ini.2.
Iron Stock 
Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan idealisme yangdimilikinya membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk menggantikan generasi generasisebelumnya. Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam melakukan pergerakan dan perubahan. tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang didapat dari pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus memiliki akhlak muliaagar ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan untuk melakukan hal hal yang baik.
Social control
Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya gejala yang tidak beresdi tengah tengah masyarakat. Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan dengan undang undang dan merugikan masyarakat.control yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam bentuk demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negati terhadap mahasiswa yang melakukan demo. adahal demo yang dilakukan oleh mahasiswaitu hanya semata mata untuk membela kepentingan rakyat. Siapa lagi yang akan membeladan menjadi garda terdepan dalam pergerakan untuk rakyat kalau bukan mahasiswa yangnotabene juga berasal dari rakyat. tentunya demo yang dilakukan oleh mahasiswa harusmengindahkan norma norma yang ada sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dandamai. Selain dengan demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan kontrol sosialnyadengan jalan diskusi dan melakukan kajian. namun cara seperti apa yang tepat untukmelakukan kontrol sosial, itu dikembalikan kepada diri masing masing mahasiswa.4.
Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan sebagaiteladan di tengah tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah tengah masyarakat.Itulah keempat peran yang ideal dan seyogyanya harus dilakukan oleh mahasiswa.Implementasi dari peran tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memahami dan


Sejarah telah mencatat bahwa kaum muda juga berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap gerakan politik untuk mencapai cita-cita kemerdekaan bangsa dan negara. Sebagai contoh, Soekarno aktif dalam gerakan politik ketika ia baru berusia 16 tahun dan masih duduk di bangku HBS. Begitu juga dengan Moh. Hatta yang juga aktif sejak masih belia (muda). Bahkan Syahrir ketika aktif di Bandung memimpin "Golongan Merdeka", baru berusia 23 tahun, dan menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia yang pertama ketika masih berusia 35 tahun.
Pemuda dan mahasiswa sekarang harus lebih maju dan lebih gigih dalam memperjuangkan kemajuan bangsa. Sosok pemuda ideal bagi bangsa Indonesia adalah sosok pemuda yang berjiwa nasionalis, yang mempunyai cita-cita tinggi untuk kemajuan bangsa. Pemuda tersebut adalah sosok yang progressif-revolusioner.