Kamis, 01 November 2018

B.181710037 Resensi film sang pencerah

NAMA:Millna Apriani
NIM:181710037
KELAS:Hukum B
RESENSI FILM SANG PENCERAH
Sang Pencerah adalah sebuah film yang mengisahkan pada suatu kampung terbesar di yogyakarta yakni kampung Kauman, dengan Masjid besar sebagai pusat kegiatan Agama yang dipimpin seorang penghulu serta diberikan gelar Kamaludiningrat pada tahun 1868.
Saat itu Islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang meletakan raja sebagai perwujudan Tuhan dan masyarakat banyak meyakini bahwa raja adalah sabda Tuhan yang membuat syariat Islam bergeser kearah tahayul dan mistik. Sementara itu, kemiskinan dan kebodohan sangat merajalela yang diakibatkan oleh politik tanam kerja paksa penjajah Belanda. Sedangkan Agama tidak bisa mengatasi keadaan dikarenakan terlalu sibuk dengan urusan tahayul yang jelas-jelas jauh meleset bertentangan dengan Al'Quran dan Sunah Rassul.
Pada suatu masa lahirlah seorang anak laki-laki yang memiliki sifat berbeda dengan masyarakat kampung kauman dan diberinama Ahmad darwis, kebanyakan masyarakat kampung selalu memberikan sesajen ditempat-tempat yang dianggap sakral salah satunya menyimpan kelapa muda dan kembang-kembang dibawah pohon rindang.
Muhammad darwis gelisah,sedih melihat praktek penerapan islam yang bercampur animisme kejawen.maka dengan restu orang tuanya, ia berangkat haji ke mekkah sekaligus berguru agama di saudi arabia. Ia kembali lagi lima tahun kemudian.
Muhammad darwia mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekkah. Di usianya yang masih cukup muda, ahmad darwis semakin risau atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid'ah /sesat dan ia menjadi seorang pengajar ngaji akan tetapi masyarakat malah semakin dibutakan dengan kebohohan bahkan tercipta adanya suatu kelompok yang disebut kelompok kejawen. Kebiasaan dari kelompok tersebut adalah menjelek-jelekan islam, menganggap Islam itu agama yang terbelakang mereka lebih memilih untuk bersenang-senang dengan kaum penjajah Belanda salah satunya yaitu minum alkohol yang sudah jelas dilarang oleh ajaran Islam.
Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat.
Pada suatu masa kyai Ahmad Dahlan mendirikan sekolah madrasah dengan dibantu oleh murid-muridnya, sekolah tersebut dibuka secara geratis untuk umum, anak-anak yang belum sekolah, dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Kyai Ahmad Dahlan dan murid-muridnya mencari anak-anak dikampung Kauman mereka dirawat layaknya anak sendiri dan dibekali dengan ajaran-ajaran Islam yang benar. Namun setelah berdirinya sekolah tersebut mendapati tolakan-tolakan dari guru-guru besar yang dahulu mengajari Ahmad Dahlan saat menuntut ilmu karena sekolah yang didirikan Ahmad Dahlan menggunakan fasilitas-fasilitas yang sudah modern seperti adanya meja, kursi, papan tulis. Guru-gurunya marah karena fasilitas tersebut adalah fasilitas yang digunakan oleh orang-orang kafir.
Saat guru besar yang mengajari Ahmad Dahlan tempo dulu datang mengunjungi sekolah yang didirikan kyai Ahmad Dahlan, gurunya kyai Ahmad Dahlan tersebut malah mengejek-ngejek Ahmad Dahlan karena kyai Ahmad Dahlan salah telah menggunakan fasilitas sekolahnya dengan buatan orang-orang kafir. Akan tetapi kyai Ahmad Dahlan menanggapinya dengan tenang dan sabar malah kyai Ahmad Dahlan menjelaskan balik secara sopan kepada gurunya tersebut. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Dan Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid setianya Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Masyarakat begitu membenci ahmad dahlan ketika sudah menjadi kyai karena dianggap ajarannya menyesatkan karena ahmad dahlan berkeinginan merubah sifat masyarakat kearah yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya. Ahmad dahlan mulai mendekati masyarakat Kauman secara perlahan-lahan yakni masuk kesuatu kelompok, sekolah-sekolah dengan pendekatan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Masyarakat kampung bahkan menganggap bahwa ajaran yang diajarkan kyai Ahmad Dahlan tersebut menyesatkan dan anak-anak dari masyarakat kampung dilarang untuk belajar terhadapnya karena sudah dikategorikan sebagai orang kafir.
Bukan hanya itu saja, keluarga kyai Ahmad Dahlan ayah dan ibunya Ahmad Dahlan selalu melarang kyai Ahmad Dahlan untuk meneruskan ajarannya itu.
Ahmad Dahlan selaku kyai dikampung tersebut selalu di cemoohkan oleh warga masyarakat kampung Kauman bilamana Kyai Ahmad Dahlan lewat mereka selalu menyebutnya dengan sebutan kyai kafir namun Kyai Ahmad Dahlan tidak terpengaruh dengan ejekan-ejekan yang dilontarkan orang-orang, Kyai Ahmad Dahlan tetap sabar dan teguh dengan pendiriannya.
Diakhir kisah ajaran yang diajarkan Kyai Ahmad Dahlan  diterima oleh Masyarakat kampung Kauman, saking diterimanya banyak orang-orang dari kampung tersebut meminta nasehat kepada kyai Ahmad Dahlan. Akhirnya mulai dari situlah kyai Ahmad Dahlan disenangi oleh masyarakat kampung bahkan sampai memiliki banyak murid ataupun santri-santri yang belajar kepadanya.
Adapun flim ini mengajak kita untuk mengenal lebih dalam pembentuk organisasi Muhammadiyah. Kita harus sabar dalam mengingatkan sesama muslim bukan dengan kekerasan dan kita harus teguh dalam berbagai cobaan.
millnaaprianimell

B.181710037 Resensi film top secret the billonaire

NAMA:Millna Apriani
NIM:181710037
KELAS:Hukum B
RESENSI FILM TOP SECRET THE BILLONAIRE

Seorang pemuda bernama TOP, seseorang yang sangat gembar bermain game online sejak duduk di bangku SMA. Suatu saat ketika sedang bermain game online, ada member lain dari game online tersebut bernama Jack ingin membeli senjata kepada TOP. Awalnya TOP tidak ingin menjual senjatanya, namun setelah ditawari akan diberi uang sebesar 30 Bath, akhirnya TOP berani untuk menjualnya. Dari penjualan senjatanya itulah, dia semakin lama semakin meraup keuntungan yang cukup besar sampai dia pun mampu membeli sebuah mobil. Ia mulai melakukan sebuah bisnis dari situ, Namun, kedua orang tua TOP tidak setuju akan apa yang dilakukan oleh TOP mengenai perdagangan senjata game online. Saat orang tua TOP mengetahui bahwa anaknya tidak diterima di Universitas Negeri, orang tuanya pun semakin geram dengan kelakuan TOP yang seakan-akan tidak menghiraukan pendidikannya.

Suatu ketika, akun game online tersebut dihapus oleh admin game online tersebut karena telah dianggap menyalahgunakan kepentingan komersial, dia pun bingung bagaimana untuk mendapatkan uang lagi seperti sebelumnya untuk biaya masuk Universitas. Namun TOP adalah seseorang yang tidak pantang menyerah, TOP pun berinisiatif untuk membuat bisnis baru membuka toko DVD player. Tapi naas TOP ditipu, dvd player berjumlah 50 unit itu ternyata rusak semua karena berupa DVD Player bajakan. Setelahnya, TOP mencoba untuk membuat peluang bisnis baru, yaitu ingin berjualan kacang. Ia pun mulai melakukan survey di lapangan dan melakukan berbagai macam cara untuk membuat kacang yang diminati oleh pasar. TOP menyewa lokasi di mall untuk berjualan kacang.
Namun kacang yang dijual TOP tidak seberapa laku karena dirasa lokasinya tidak strategis, dan dia pun pindah ke lokasi yang dirasa cukup strategis, yaitu di dekat pintu masuk mall. Hari pertama pun, kacang TOP laku habis.

Bisnis kacang TOP beberapa hari kemudian mulai terancam untuk diberhentikan karena oleh pihak mall melihat bahwa dagangan kacang TOP mengotori atap mall. Suatu malam, kedua orang tua TOP mengajak TOP untuk pindah ke cina, namun TOP bersikukuh untuk tetap tinggal diThailand melanjutkan bisnisnya. Sayang sekali bisnis kacang TOP harus berhenti sampai disitu karena lokasi dagangannya telah dijual ke pihak lain.

Di suatu pagi, TOP mengetahui bahwa rumahnya telah akan disita. TOP pun sedih tidak tahu harus berbuat apa, sampai ketika ia bertemu dengan kekasihnya yang baru pulang dari Rayong dan membawa oleh-oleh makanan rumput laut. Setelah ia mencoba rumput laut tersebut, ternyata rasanya sangat enak. Dari situlah, TOP memulai memikirkan bisnis baru yaitu, bisnis makanan rumput laut. TOP berusaha merintis bisnis barunya dengan baik dan dia belajar ke ahlinya untuk membuat rumput laut. Pada awalnya, hasil gorengan rumput laut oleh paman dan TOP tidak ada yang berhasil. Namun, karena suatu kejadian yang dialamin oleh pamannya, ada satu bungkus rumput laut yang terkena air. Dari situlah, rumput laut yang dogoreng TOP rasanya menjadi enak, ternyata harus dibasahi terlebih dahulu baru digoreng. TOP mulai memproduksi rumput laut tersebut dalam jumlah banyak untuk dijual. Ia menjual daganganya di counter pusat perbelanjaan. Ternyata memang benar, dagangan TOP laku keras.

Kemudian, TOP mencoba untuk bekerja sama dengan 7-eleven, ia menawarkan produk rumput lautnya. Namun pertama kali ia datang, produknya ditolak karena dengan alasan kemasan rumput laut TOP tidak layak jual, ukuran rumput lautnya terlalu besar, serta harga jual rumput laut TOP yang juga dirasa cukup besar oleh 7-eleven.
TOP tidak menyerah begitu saja, ia mencoba untuk merubah desaing kemasannya dengan bantuan seorang designer. Ia menamakan produknya dengan nama TAE KEI NOI yang artinya pengusaha muda.

Dengan semangat, ia kembali ke 7-Eleven, namun ia gagal bertemu dengan manager 7-eleven. Akhirnya, TOP memberikan sample produknya kepada satpam penjaga di sana. Dan ternyata produknya diambil oleh beberapa karyawan di gedung itu. Di saat TOP merasa putus asa, tiba-tiba ia di hubungi oleh pihak 7-Eleven karena produknya diterima. TOP sangat senang dan ia segera menandatangani kontrak yang dibuat oleh 7-eleven. Dari salah satu kontrak tersebut menyebutkan bahwa TOP harus memproduksi 72000 kemasan untuk dikirim ke 6000 cabang, tentu saja ia harus memiliki pabrik, karena selama ini ia menggoreng rumput laut hanya di rumah.

Lalu ia teringat keluarganya masih mempunyai sebuah kantor kecil. Maka ia merenovasi kantor tersebut menjadi sebuah pabrik.. Pada akhirnya, kerja keras dan semangatnya berbuah hasil. Ia berhasil merenovasi kantor ayahnya menjadi pabrik dan mempekerjakan beberapa karyawan. Namun pada saat pihak 7-eleven menginspeksi pabrik TOP, 7-eleven merasa pabrik TOP belum memenuhi standart. Lagi-lagi TOP tidak menyerah begitu saja, ia segera menyempurnakan apa saja yang masih kurang dan akhirnya kontraknya disetujui. 

Akhirnya, setelah 2 tahun, TOP menuai kerja kerasnya, dia bisa melunasi hutang-hutang kedua orang tuanya. Di usianya 26 tahun, ia berhasil memiliki pendapatan tahun 2010 mencapai sebesar 1.500 juta bath (Rp 450 Miliyar), memiliki 2500 karyawan, mengirim produknya ke 6000 cabang 7-eleven. Mengeskspor camilan rumput lautnya ke 27 negara di dunia, dan memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan.




Dari film top secret the bilionaire Kita mendapatkan pembelajaran bahwa kita harus selalu semangat untuk mengembangkan potensi/ bakat yang kita miliki.Jika kita sudah memulai sesuatu, jangan mudah menyerah.Kerja keras sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.
Jika kita gagal dalam mencapai kesuksesan, janganlah mudah putus asa.
Karena dengan gagal itu, kita akan belajar dari pengalaman yang ada.
Keras kepala itu ternyata diperlukan, itu akan membuat kita menjadi semakin teguh untuk meyakinkan bahwa kita mampu.
millnaaprianimell

B. 181710037 Resensi film nyai ahmad dahlan

NAMA:Millna Apriani
NIM:181710037
KELAS:Hukum B
RESENSI FILM NYAI AHMAD DAHLAN

Film ini mengisahkan sosok bernama Walidah (Nyai Ahmad Dahlan) dari masa ke masa. Walidah adalah istri dari Ahmad Dahlan, pendiri dari Muhammadiyah. Kisah hidupnya dimulai dari ia remaja sekitar tahun 1890. Walidah adalah anak seorang Kyai terhormat dan berpengaruh pada masanya. Ia sangatlah pandai mengaji dan mengajar. Kepedulian terhadap lingkungan pun sudah tampak sejak ia kecil. Ketika beranjak dewasa, ia dinikahkan dengan seorang Kyai bernama Darwis atau yang kita kenal sebagai Ahmad Dahlan. Bersama sang suami, Walidah membuat gerakan-gerakan yang nantinya berkembang menjadi organisasi Muhammadiyah serta Aisyiyah sebagai perserikatan perempuan.
tahun 1890 yang saat itu Siti Walidah berusia masih bocah 12 tahun. Walaupun perempuan, ia termasuk anak yang beruntung dalam mengenyam pendidikan. Ayahnya Kyai Haji Muhammad Fadli, seorang ulama dan anggota Kesultanan Yogyakarta yang mengajarkan mengaji serta pengetahuan umum lainnya dengan tidak membedakan murid laki-laki dan perempuan. Semua berhak mendapatkan pelajaran tanpa ada perbedaan jender, karena itu adalah perintah agama.
Pada masa itu laki-laki ditempatkan pada pemegang kekuasaan utama. Perempuan hanya bisa diam dirumah berurusan dengan dapur, sumur, dan kasur. Kaum lelaki tidak mau direbut posisinya yang begitu mapan, maka dari itu suatu hal yang wajar bahwa anak perempuan tidaklah penting menjadi pintar. Walidah dibesarkan dalam lingkungan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Ia termasuk anak yang cerdas dan penghafal Alquran.
Setelah cukup umur Siti Walidah dijodohkan dengan Muhammad Darwis yang setelah belajar dari Mekkah mengubah nama menjadi Ahmad Dahlan. Mereka pun menikah untuk membangun rumah tangga. Selepas belajar dari Mekkah Kyai Ahmad Dahlan yang banyak mempelajari pembaharuan melihat kondisi umat Islam harus dibenahi dari keterbelakangan. Umat Islam banyak yang bodoh dan miskin dan itu yang harus "diperangi" dan dicarikan solusi. Selain itu untuk melawan dominasi pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan cara yang modern yaitu organisasi.
Kyai Ahmad Dahlan bertekad dengan mendirikan sekolah dan organisasi. Dan ini tidaklah mudah terutama yang berkenaan dengan biaya. Melihat tekad suami yang begitu kuat, disinilah peranan penting dari pendamping yaitu istri. Nyai Dahlan pun tahu apa yang harus diperbuat, ia serahkan perhiasan warisan dari orangtuanya untuk diberikan kepada suaminya.
Kyai Dahlan pun menolak langkah istrinya itu karena harta warisan dan juga untuk masa depan anak-anaknya. Nyai Dahlan pun menenangkannya bahwa ia nantinya akan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa bapaknya memerlukan harta untuk membangun cita-cita umat.
Nyai Dahlan pun memberi penguat kepada Kyai Dahlan dengan menggunakan bahasa agama. Bahwa perjuangan itu tidaklah mudah, kain kafan itu tidaklah bersaku sedangkan harta adalah titipan belaka.
Dengan tekad dan dukungan Nyai Dahlan akhirnya Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912. Perjuangan dalam ber-Muhammadiyah begitu berat, dalam berdakwah karena mengusung pembaharuan langkah Kyai Dahlan banyak mendapat tantangan dari umat Islam sendiri bahkan sampai dikatakan kafir. Dalam dakwah ke Banyuwangi mendapatan pertentangan keras penduduk setempat (sampai ancaman pembunuhan), Nyai Dahlan pun turut menyertai perjuangan suaminya itu.
Nyai Dahlan berbagi peran dalam upaya mengangkat umat agar berilmu pengetahuan terutama kalangan perempuan. Anak perempuan dan juga para ibu diajaknya untuk mengaji, para pekerja batik pun demikian. Yang pada akhirnya para "majikannya" pun berkeinginan jadi pandai yang tidak mau kalah dengan pekerjanya. Diupayakan juga diadakan perkumpulan dikalangan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno. Lambat laun kemudian berkembang pesat yang akhirnya ditingkatkan lagi menjadi organisasi yang diberi nama Aisyiyah pada 19 Mei 1917.
Pada 23 Februari 1923 Kyai Ahmad Dahlan wafat. Sepeninggal suaminya itu Nyai Dahlan konsisten meneruskan langkah dalam upaya memandaikan umat. Melalui Aisyiyah, Nyai Dahlan mendirikan beberapa sekolah putri dan asrama. Penyadaran bahwa kaum perempuan mempunyai andil dalam kehidupan di muka bumi ini. Nyai Dahlan merupakan perempuan pertama yang memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya. Tidak itu saja pada zaman pergerakan dalam melawan kolonial Belanda terlebih pada masa pendudukan Jepang, peranan Nyai Dahlan tidaklah kecil.
Ia mendorong agar kaum perempuan terlibat aktif dalam pergerakan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pejuang laki-laki berjuang pada bidang depan, sedangkan perempuan pada bidang belakang. Yaitu dengan mengadakan dapur umum, penyediaan obat-obatan, perawatan, serta menciptakan rasa aman di lingkungan sekitar. Sudirman yang dikemudian hari menjadi panglima besar juga berkoordinasi dengan Nyai Dahlan dalam dalam bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan.
Nyai Ahad Dahlan masih diberi umur sampai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Ia begitu bahagia akhirnya kemerdekaan dapat diraih oleh bangsa sendiri. Pada masa kolonial tidak begitu peduli kepada pendidikan bumi putera, yang akhirnya ruang kosong itu di isi oleh Muhammadiyah, Aisyiyah, Taman Siswa serta pergerakan pendidikan lainnya. Dengan berdirinya negara sendiri itulah nantinya akan menjadi tugas negara. Para pendiri negara sudah merumuskan cita-cita luhur untuk apa negara ini harus ada dan merdeka.
Yang salah satu tujuannya seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 45 mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam film ini kita dapat mengambil pembelajaran bahwa sebagai seorang wanita kita harus menjadi wanita yang pintar, memiliki ide-ide kreatif dan inovatif wanita itu harus bisa mendidik anak-anaknya hingga sukses, wanita memiliki kewajiban untuk membantu perjuangan suami dengan ikhlas, wanita harus mendukung sepenuhnya tugas suami dan wanita itu harus bisa menjaga hubungan baik dengan sesama.

       
millnaaprianimell

B. 181710037 Resensi fim gie

NAMA:Millna Apriani
NIM:181710037
KELAS:Hukum B
RESENSI FILM GIE
Film ini mengisahkan  seorang lelaki keturunan tionghoa bernama Soe Hok Gie. Keluarga gie tidak begitu kaya dan berdomisili di Jakarta. Sejak remaja gie sudah tertarik dengan konsep konsep idealis dari seluruh dunia. Akhir nya itu yang membentuk gie menjadi pribadi yang mempunyai rasa nasionalisme yang kuat sehingga ia tidak bisa mentoleran segala ketidak adilan .
Pada saat sekolah, gie selalu berbeda pendapat dengan gurunya sehingga nilai gie buruk. Gie tidak naik kelas namun dia tidak mau mengulang dan meminta ibu nya untuk mencari sekolah lain. Gie mempunyai sahabat bernama Tan Tjin Ham dan Herman Lantang. Han bukan dari keluarga yang harmonis. bibi han emosian dan pemarah. Gie berkuliah di universitas indonesia. Semenjak han pindah rumah gie tidak pernah bertemu dengan han lagi.
Pada suatu ketika saat gie dan han bertemu kembali. Gie menyadari bahwa han terlibat PKI tanpa tahu konsekuensi nya. Gie berusaha mengingatkan han. Namun han tidak menghiraukan nasehat gie. Dan akhir nya gie mendapat kabar bahwa han menghilang dan bibi nya han menceritakan bahwa han di culik karena ketahuan dia ada lah seorang pki.
Pada bulan Januari 1966 saat itu soekarno mengadakan politik kenaikan harga yang sasarannya jelas yaitu untuk membuat masyarakat panic dan tidak berpikir tentang penumpasan PKI akan tetapi berpikir tentang perutnya. Seluruh  organisasi yang ada di UI bersatu membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) untuk membubarkan PKI dengan cara berdemo di depan menteri yang pada saat itu banyak melakukan korupsi dimana-mana. Mahasiswa UI saat itu bersatu, mereka berusaha meminta hak-hak rakyat dengan cara berdemo secara besara-besaran. Mahasiswa ini mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah yang dikenal sebagai tritura. Tuntutan mahasiswa ini hingga Februari 1966 belum terpenuhi, bahkaan Presiden sendiri menegaskan bahwa tidak akan membubarkan PKI. Barulah pada 11 Maret 1966 Soekarno menyerahakan mandatnya kepada panglima angkatan darat Soeharto. Saat itulah sesungguhnya militer yang sebelumnya bersitegang dengan PKI mendapat kekuasaan. Para anggota PKI pun diburu, ditangkap, disiksa dan dibantai termasuk sahabat Han, sahabat Gie karena di duga dia masih mengikuti ajaran komunis yang menyebabkan dirinya di bunuh mati oleh militer Indonesia.
Gie juga salah satu orang yang menyaksikan pergantian presiden dan di keluarkan nya. Super semar Dimana Soekarno memerintahkan kepada letnan panglima Soeharto untuk mengambil segala tindakan demi keamanan negara Indonesia. Pada saat itu lah berakhir nya pemerintahan soekarno.
Saat kuliah gie kerap kali menulis berita untuk surat kabar. Yang isi nya mengkritik pemerintah. Disaat orang- orang berusaha untuk tidak ikut campur. Gie adalah orang yang berani mengkritik pemerintah. Dan pada saat tulisan gie di surat kabar berjudul " Di sekitar pembunuhan Besar-besaran di Pulau Bali" itu yang membuat semua orang terdekat gie menjauh karna mereka tahu dampak dari tulisan gie tersebut. Gie terkenal dengan semboyan nya yang berbunyi " Lebih baik di asingkan daripada menyerah pada kemunafikan".
Gie mempunyai hobi naik gunung. Sejak remaja dia sudah mengeluti hobi ini. Dia tergabung dengan MAPALA ( mahasiswa pecinta alam) UI. Dia juga gemar menonton film. Menikmati kesenian tradisional. Gie meninggal di puncak gunung semeru pada tahun 1969 di pangkuan sahabat nya Herman Lantang, dan meninggalkan surat untuk sahabat sekaligus cinta pertama nya Ira.
Film ini mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang berani mengmukakan pendapatnya, menjadi mahasiswa yang kritis dan nyata dalam tindakannya jangan hanya diam dan mengikuti alur tanpa berani berpendapat dan melakukan tindakan nyata.
millnaaprianimell

B. 181710037 "PARADIGMA BARU MENJADI PEMIMPIN MASA KINI"

Tugas resensi buku
"Paradigma Baru Menjadi Pemimpin Masa Kini"

Judul buku : Kepemimpinan
Penulis : Triantoro Safaria
Penerbit : Graha Ilmu

SINOPSIS
Buku berjudul "Kepemimpinan" yang ditulis oleh Triantoro Safaria ini merupakan buku yang mengupas fakta mengenai bagaimana perbedaan paradigma kepemimpinan yang lama dengan paradigma kepemimpinan yang baru di abad ke 21 ini. Sebagaimana ditulis pada buku tersebut, paradigma kepemimpinan lama yaitu berfokus pada bagaimana cara menstabilkan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar dan sedikit sekali hambatan. Hal ini kemudian dibantah pada buku ini dimana penulis membeberkan fakta bahwa di abad 21 ini telah terjadi banyak perubahan dari segi sosial budaya, kebutuhan hidup, dan yang paling cepat perkembangannya yaitu kemajuan teknologi. Dari kenyataan bahwa banyaknya perubahan-perubahan cepat dalam hal-hal tersebut, penulis kemudian mengungkapkan bahwa pemimpin yang berusaha membuat organisasi terus stabil akan menjadi organisasi yang mati cepat atau lambat. Sehingga dari beberapa studi kasus yang dicontohkan pada buku ini, penulis berkesimpulan bahwa pemimpin yang dibutuhkan pada masa kini yaitu pemimpin yang terbuka terhadap perubahan, mampu menciptakan dan mendorong perubahan yang terus-menerus bagi organisasi dan anggotanya, dan tentunya memiliki pola pikir yang menjadi salah satu pilihan yaitu "inovasi atau mati".

ULASAN SINGKAT
Seperti dijelaskan sebelumnya, saat ini dunia sedang menghadapi perubahan besar-besaran dan organisasi mulai untuk berubah dalam meresponnya. Walaupun demikian, kebanyakan pemimpin dan organisasi masih berada pada masa transisi antara paradigma lama dan paradigma baru sehingga banyak yang masih terperangkap dengan paradigma zaman industrial pada abad-abad sebelumnya yang sudah tidak sesuai lagi dengan situai dunia post-modern saat ini (Peter Smith & Mark Peterson, 1993).
Dengan fakta yang mengejutkan ini, akhirnya penulis berfokus pada bagaimana membentuk sebuah karakter kepemimpinan yang strategis dimana pemimpin tersebut harus bisa bertanggung jawab menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan eksternal organisasi (dunia) dengan visi, misi, strategi, dan implementasi organisasi. Sehingga cara untuk membentuk suatu kepemimpinan yang strategis yaitu dengan menyelaraskan visi yang jelas dan terukur antara pimpinan dan bawahan.
Setelah melihat fenomena yang terjadi dan apa-apa saja yang harus dilakukan untuk membentuk kepemimpinan yang strategis, buku ini juga mengkaitkan pendekatan teori-teori yang relevan seperti apakah sudut pandang kepemimpinan yang dimiliki seseorang dilihat berdasarkan sifatnya, perilakunya atau hubungannya didalam organisasi. Maka kemudian penulis berkesimpulan bahwa konsep kepemimpinan yang efektif yaitu berdasar dari pendekatan Kontigensi (tergantung) pada situasi organisasi tersebut.
Berakar dari visi yang jelas, tindakan yang efektif, dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan, maka akhirnya setiap organisasi akan memiliki budayanya sendiri. Budaya organisasi didefinisikan sebagai seperangkat nilai-nilai pokok, asumsi, pemahaman, dan cara berpikir yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru (Luthans, 1995). Dari definisi ini akhirnya dapat diketahui bahwa fungsi dari adanya budaya organisasi yaitu sebagai integrasi internal dimana setiap anggota tahu bagaimana cara berinteraksi satu sama lain, fungsi yang kedua yaitu adaptasi eksternal dimana budaya akan menentukan bagaimana organisasi memenuhi tujuan-tujuannya pada saat berhubungan dengan pihak luar.

KELEBIHAN BUKU
Beberapa kelebihan dari buku ini yaitu sudut pandang yang coba diarahkan oleh penulis benar-benar berbeda dari buku biasanya. Buku sejenis biasanya lebih banyak menerangkan berbagai teori-teori tentang kepemimpinan secara harfiah, sedangkan buku ini mencoba membandingkan model-model kepemimpinan lama dan baru agar membuka mata si pembaca melihat model kepemimpinan mana yang masih relevan dan efektif jika diterapkan pada masa sekarang. Kemudian buku ini dalam penjelasannya mencoba mengajak pembaca untuk melihat situasi sederhana melalui berbagai studi kasus diberbagai organisasi yang sifatnya profit maupun non-profit. Hingga akhirnya pembaca terbawa kedalam suasana bagaimana menjadi seorang pemimpin jika berada pada suatu situasi dan organisasi tertentu. Dan yang terakhir, setelah mengungkapkan berbagai fenomena yang terjadi, buku ini menawarkan berbagai solusi untuk pemecahan masalah yang mungkin terjadi dan bagaimana menerima suatu masalah yang akhirnya dikonversikan menjadi sebuah peluang organisasi untuk bergerak maju.

KEKURANGAN BUKU
Buku ini tidak cocok bagi pembaca dengan pemahaman yang masih kurang dalam mengenali bahasa-bahasa yang ilmiah dan tidak setiap kalangan dapat memahami isi dari maksud si penulis. Jika dilihat dari kelebihan buku yang memaparkan berbagai studi kasus tentang pola-pola kepemimpinan di sebuah organisasi, pada dasarnya dapat membantu pembaca untuk menafsirkan situasi yang pernah terjadi pada organisasi tersebut. Namun hal ini bisa menjadi salah tafsir karena tidak semua pembaca tahu tentang organisasi yang dicontohkan oleh si penulis.
millnaaprianimell

B181710111-Buku Bumi Manusia. Rico Renaldi

Nama: Rico Renaldi
NIM: 181710111
Kelas: B

Identitas Buku
Judul buku: Bumi Manusia
Penulis: Pramoedya Ananta Toer
Halaman: 535
Penerbit: Lentera Dipantara
Cetakan: ke-17, Januari 2011
ISBN: 979-97312-3-2

Isi Buku
   Bumi Manusia adalah buku pertama dari tetralogi buku yang ditulis oleh sastrawan legendaris Indoneisa yaitu, Pramoedya Ananta Toer, beliau menulis buku ini ketika di dalam penjara Pulau Buru,1975.
   Berlatar tempat di Surabaya Wonokromo, serta beberapa kota sekitar yang sekarang disebut Jawa Timur dan latar waktu di antara tahun 1989 sampai 1918,dimana budaya Eropa sangat diagung-agungkan sebaliknya kebudayaan pribumi dianggap lebih rendah. Buku ini menceritakan seorang pemuda pribumi bernama Minke(plesetan dari kata 'monkey' yang artinya monyet) yang merupakan keturunan ningrat terbukti ia siswa H.B.S (Hogere Burger School) untuk masuk ke H.B.S, kalau bukan totok (orang Eropa asli) atau Indo (campuran), pastilah pribumi yang dijamin oleh sebuah kedudukan yang cukup tinggi. Minke tak pernah mengakui jaminan itu, Ia memperkenalkan dirinya sebagai Minke, tanpa nama keluarga, seorang pribumi. Minke juga merupakan anak yang cerdas karena ia membaca dan menulis dalam bahasa Belanda sebanding bahkan lebih baik dari mereka yang berdarah totok bahkan semua pandanganya tentang hidup sudah seperti orang totok Eropa, ia juga pecinta sastra sangat berbeda dari pemuda lainya.
   Suatu hari Minke diajak oleh teman sekaligus lawan, Robert Surhorf berkunjung ke rumah mewah yang ternyata merupakan kediaman keluarga Mallema (keluarga seorang Belanda kaya yang terkenal).Kunjunganya itu mengenalkanya kepada Robert Mallema pemuda Indo-Eropa yang bertatapan tajam, dan juga adiknya Annelies gadis yang digambarkan Pramoedya menandingi kecantikan Ratu yang sering diimpi-impikan oleh Minke. Di sela-sela kunjungan tersebut Minke juga dipertemukan dengan Ibu Annelies yang tak lain dan tak bukan adalah Nyai Ontosoroh yang sering dibicarakan orang. Sebutan Nyai, pada masa kolonial Belanda berarti gundik, simpanan orang Eropa, tidak dinikahi secara resmi, tetapi tinggal serumah dan bahkan melahirkan anak-anak berdarah campuran. Minke pun memanggil Nyai Ontosoroh dengan sebutan 'mama' di sini digambarkan Nyai Ontosoroh sangat mendukung keberadaanya di rumah itu, Minke juga ditakjubkan oleh kepandaian Nyai Ontosoroh yang bertutur kata, budaya, pengetahuan dan kecakapannya sebanding dengan wanita Eropa yang terpelajar, sosok Nyai sangat mengagumkan bagi Minke karena selain pandai ia juga merupakan sosok ibu yang baik juga pekerja keras Nyai memimpin rumahnya sendiri, karena Herman Mellena jarang pulang, Ia mempertahankan bisnisnya dengan kepandaian ala Eropa. Minke memasuki keluarga Mellena itu, bahkan Nyai memintanya untuk tinggal. Minke sangat jatuh cinta dan tergilagila dengan Annelies ia menyukai semua tentang Annelies wajah cantiknya, sifat manja dan pekerja keras yang diturunkan oleh ibunya, serta keinginanya menjadi pribumi seperti ibunya, tidak seperti kakaknya yang ingin menjadi Eropa tulen seperti ayahnya walaupun ayahnya sudah kacau dan tidak memperhatikan apa-apa termasuk dirinya.
   Sejak saat pulang dari kediaman Mellena Minke jadi terbayang-bayang dengan Annelis, gadis yang telah menjadi pujaan hatinya, dan juga Minke terbayang oleh perkataan Nyai yang mengharapkan Minke bisa sering berkunjung bahkan tinggal di rumah mereka. Tetapi sejak itu banyak hal-hal yang menentang Minke. Tentangan pertama datang dari keluarganya sendiri yang tak sudi Minke tinggal di kediaman seorang Nyai yang berarti gundik seorang tuan Belanda. Ayahnya tak mau mengakui anak lagi. Bencana kedua datang dari pihak sekolah yang karena alasan moral memberhentikan Minke sebagai siswa.
Setelah berbagai tentangan yang dihadapi, Minke kembali bersekolah di H.B.S karena tulisannya yang dimuat di media. Minke juga akhirnya menikah dengan Annelis. Dia menerima Annelis seutuhnya dengan segala kekurangannya begitu juga dengan Annelis. Walaupun begitu wali dari pihak Minke hanyalah Ibunya yang masih menganggap Minke anak. Minke dan Annelis juga menikah secara Islam. Tetapi tantangan yang sesungguhnya terjadi pada satu hari ketika datangnya seorang Belanda bernama Maurits Mellema. Dia mengaku sebagai anak sah dari Herman Mellema di Nederland. Dia meminta seluruh hak dan kekayaan ayahnya yang membuat ayahnya frustasi dan lari ke minuman keras sampai mati. Herman Mellema mempunyai anak dan istri di negara asalnya, akan tetapi dia menikah dengan wanita pribumi dan mempunyai anak pula.
Hasil dari pengadilan diputuskan bahwa perkawinan Nyai Ontosoroh dengan Herman Mellema tidak sah berikut perkawinan Minke dan Annelis. Sehingga pengadilan memutuskan bahwa seluruh harta dan kekayaannya jatuh ke tangan Maurits Mellema. Sistem pengadilan saat itu tidak memberikan kesempatan pribumi membela diri. Maka Annelis harus di bawa Maurits ke Belanda. Pada saat itu Annelis jatuh sakit, akan tetapi hukum yang berlaku telah memaksanya dan memisahkannya dari ibu kandungnya dan suaminya. Sungguh ironis, kehidupan orang pribumi di zaman ini dimana orang asli yang punya negara tidak bisa berbuat apa-apa tetapi orang Eropa berkuasa dimana-mana. Hukum yang berkuasa memutuskan hubungan ibu dan anak, suami dan istri. Hukum buatan manusia yang semena-mena dan lunturnya kemanusiaan yang menyentuh sampai di dasar hati. Novel sastra karya Pramoedya Ananta Toer ini menggambarkan tempat bernama bumi yang dihuni oleh makhluk bernama manusia.

Kelebihan Buku
Bumi Manusia adalah novel yang mengagumkan, di dalamnya banyak pesan yang disampaikan secara tersirat maupun tersurat. Pramoedya Ananta Toer membuat ceritanya mengalir begitu saja dengan berbagai konflik yang berkesan. Alur ceritanya menarik untuk diikuti, keadaan masyarakat pada masa pemerintahan Hindia Belanda digambarkan dengan begitu jelas. Pramoedya Ananta Toer menuliskan kisah di dalam novel sangat indah dengan menggunakan kata-kata yang puitis. Berbagai konflik terjadi, semua digambarkan dengan sangat nyata. Tokoh beserta penokohannya juga digambarkan dengan begitu jelas dan detil. Walaupun buku ini memuat kisah cinta, tetapi buku ini tidak mengajarkan kita untuk menjadi cengeng karena sesuatu yang bernama cinta.

B181710111-Film Gie. Rico Renaldi

Nama: Rico Renaldi
NIM: 181710111
Kelas: B


Data/Identitas film

Judul film: Gie (2005)
Sutradara: Riri Riza
Produser: Mira Lesmana
Penulis: Riri Riza
Pemeran:
-Nicholas Saputra
-Wulan Guritno
-Indra Birowo
-Lukman Sardi
-Sita Nursanti
-Thomas Nawilis
-Jonathan Mulia
-Christian Audy
-Donny Alamsyah
-Robby Tumewu
-Tutie Kirana
-Gino Korompis
-Surya Saputra
-Happy Salma

Isi

   Gie mengisahkan seorang tokoh bernama Soe Hok Gie, mahasiswa Universitas Indonesia yang lebih dikenal sebagai demonstran dan pecinta alam. Soe Hok Gie dibesarkan di sebuah keluarga keturunan Tionghoa yang tidak begitu kaya dan berdomisili di Jakarta. Sejak remaja, Hok Gie sudah mengembangkan minat terhadap konsep-konsep idealis yang dipaparkan oleh intelek-intelek kelas dunia. Semangat pejuangnya, setiakawannya, dan hatinya yang dipenuhi kepedulian sejati akan orang lain dan tanah airnya membaur di dalam diri Hok Gie kecil dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang tidak toleran terhadap ketidakadilan dan mengimpikan Indonesia yang didasari oleh keadilan dan kebenaran yang murni. Semangat ini sering salah dimengerti orang lain. Bahkan sahabat-sahabat Hok Gie, Tan Tjin Han dan Herman Lantang bertanya "Untuk apa semua perlawanan ini?". Pertanyaan ini dengan kalem dijawab Soe dengan penjelasan akan kesadarannya bahwa untuk memperoleh kemerdekaan sejati dan hak-hak yang dijunjung sebagaimana mestinya, ada harga yang harus dibayar, dan memberontaklah caranya. Semboyan Soe Hok Gie yang mengesankan berbunyi, "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."
   Masa remaja dan kuliah Hok Gie dijalani di bawah rezim pelopor kemerdekaan Indonesia Bung Karno, yang ditandai dengan konflik antara militer dengan PKI. Soe dan teman-temannya bersikeras bahwa mereka tidak memihak golongan manapun. Meskipun Hok Gie menghormati Sukarno sebagai founding father negara Indonesia, Hok Gie begitu membenci pemerintahan Sukarno yang diktator dan menyebabkan hak rakyat yang miskin terinjak-injak. Hok Gie tahu banyak tentang ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kedaulatan, dan korupsi di bawah pemerintahan Sukarno, dan dengan tegas bersuara menulis kritikan-kritikan yang tajam di media. Soe juga sangat membenci bagaimana banyak mahasiswa berkedudukan senat janji-janji manisnya hanya omong kosong belaka yang mengedoki usaha mereka memperalat situasi politik untuk memperoleh keuntungan pribadi. Penentangan ini memenangkan banyak simpati bagi Hok Gie, tetapi juga memprovokasikan banyak musuh. Banyak interest group berusaha melobi Soe untuk mendukung kampanyenya, sementara musuh-musuh Hok Gie bersemangat menggunakan setiap kesempatan untuk mengintimidasi dirinya.
   Tan Tjin Han, teman kecil Hok Gie, sudah lama mengagumi keuletan dan keberanian Soe Hok Gie, namun dirinya sendiri tidak memiliki semangat pejuang yang sama. Dalam usia berkepala dua, kedua lelaki dipertemukan kembali meski hanya sebentar. Hok Gie menemukan bahwa Tan telah terlibat PKI tetapi tidak tahu konsekuensi apa yang sebenarnya menantinya. Hok Gie mendesak Tan untuk menanggalkan segala ikatan dengan PKI dan bersembunyi, tetapi Tan tidak menerima desakan tersebut.
   Hok Gie dan teman-temannya menghabiskan waktu luang mereka naik gunung dan menikmati alam Indonesia yang asri dengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UI. Selain itu, mereka juga gemar menonton dan menganalisa film, menikmati kesenian-kesenian tradisional, dan menghadiri pesta-pesta.
   Film ini menggambarkan petualangan Soe Hok Gie mencapai tujuannya untuk menggulingkan rezim Sukarno, dan perubahan-perubahan dalam hidupnya setelah tujuan ini tercapai.

Kelebihan film

  Pada film ini, sosok Gie merupakan sosok yang berani mengemukakan pendapatnya dan hal-hal yang diyakininya, walau dia tahu bahwa tidak semua orang sependapat dengannya. Hal ini dapat mengajarkan kita untuk berani mengemukakan pendapat kita tanpa rasa takut dan dibayang-bayangi oleh pemikiran dan pendapat orang lain.

B181710111-Film Nyai Ahmad Dahlan. Rico Renaldi


Nama: Rico Renaldi
NIM: 181710111
Kelas: B

Data/Identitas film

Judul film: Nyai Ahmad Dahlan (2017)
Sutradara: Olla Atta Adonara
Produser: Dyah Kalsitorini Widyastuti
Penulis: Dyah Kalsitorini
Pemeran:
-Tika Bravani
-David Chalik
-Cok Simbara
-Della Puspita
-Rara Nawangsih
-Egi Fedly
-Inne Azri
-Malvino Fajaro

Isi

   Film settingan tahun 1890 yang saat itu Siti Walidah berusia masih bocah 12 tahun. Walaupun perempuan, ia termasuk anak yang beruntung dalam mengenyam pendidikan. Ayahnya Kyai Haji Muhammad Fadli, seorang ulama dan anggota Kesultanan Yogyakarta yang mengajarkan mengaji serta pengetahuan umum lainnya dengan tidak membedakan murid laki-laki dan perempuan. Semua berhak mendapatkan pelajaran tanpa ada perbedaan jender, karena itu adalah perintah agama.
   Pada masa itu budaya patriaki begitu kuat. Perempuan hanya sekadar teman di belakang yang berurusan dengan dapur, sumur, dan kasur. Kaum lelaki tidak mau direbut posisinya yang begitu mapan, maka dari itu suatu hal yang wajar bahwa anak perempuan tidaklah penting menjadi pintar. Walidah dibesarkan dalam lingkungan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Ia termasuk anak yang cerdas dan penghafal Alquran.
   Setelah cukup umur Siti Walidah dijodohkan dengan Muhammad Darwis yang setelah belajar dari Mekkah mengubah nama menjadi Ahmad Dahlan. Mereka pun menikah untuk membangun rumah tangga. Selepas belajar dari Mekkah Kyai Ahmad Dahlan yang banyak mempelajari pembaharuan melihat kondisi umat Islam harus dibenahi dari keterbelakangan. Umat Islam banyak yang bodoh dan miskin dan itu yang harus "diperangi" dan dicarikan solusi. Selain itu untuk melawan dominasi pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan cara yang modern yaitu organisasi.
   Kyai Ahmad Dahlan bertekad dengan mendirikan sekolah dan organisasi. Dan ini tidaklah mudah terutama yang berkenaan dengan biaya. Tekad suami yang begitu kuat dan kemudian mentok, disinilah peranan penting dari pendamping yaitu istri. Nyai Dahlan pun tahu apa yang harus diperbuat, ia serahkan perhiasan warisan dari orangtuanya untuk diberikan kepada suaminya.
Kyai Dahlan pun menolak langkah istrinya itu karena harta warisan dan juga untuk masa depan anak-anaknya. Nyai Dahlan pun menenangkannya bahwa ia nantinya akan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa bapaknya memerlukan harta untuk membangun cita-cita umat. Nyai Dahlan pun memberi penguat kepada Kyai Dahlan dengan menggunakan bahasa agama. Bahwa perjuangan itu tidaklah mudah, kain kafan itu tidaklah bersaku sedangkan harta adalah titipan belaka.
   Dengan tekad dan dukungan Nyai Dahlan akhirnya Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912. Perjuangan dalam ber-Muhammadiyah begitu berat, dalam berdakwah karena mengusung pembaharuan langkah Kyai Dahlan banyak mendapat tantangan dari umat Islam sendiri bahkan sampai dikatakan kafir. Dalam dakwah ke Banyuwangi mendapatan pertentangan keras penduduk setempat, Nyai Dahlan pun turut menyertai perjuangan suaminya itu.
   Nyai Dahlan berbagi peran dalam upaya mengangkat umat agar berilmu pengetahuan terutama kalangan perempuan. Anak perempuan dan juga para ibu diajaknya untuk mengaji, para pekerja batik pun demikian. Yang pada akhirnya para "majikannya" pun berkeinginan jadi pandai yang tidak mau kalah dengan pekerjanya. Diupayakan juga diadakan perkumpulan dikalangan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno. Lambat laun kemudian berkembang pesat yang akhirnya ditingkatkan lagi menjadi organisasi yang diberi nama Aisyiyah pada 19 Mei 1917.
   Pada 23 Februari 1923 Kyai Ahmad Dahlan wafat. Sepeninggal suaminya itu Nyai Dahlan konsisten meneruskan langkah dalam upaya memandaikan umat. Melalui Aisyiyah, Nyai Dahlan mendirikan beberapa sekolah putri dan asrama. Penyadaran bahwa kaum perempuan mempunyai andil dalam kehidupan di muka bumi ini. Nyai Dahlan merupakan perempuan pertama yang memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya. Tidak itu saja pada zaman pergerakan dalam melawan kolonial Belanda terlebih pada masa pendudukan Jepang, peranan Nyai Dahlan tidaklah kecil.
   Ia mendorong agar kaum perempuan terlibat aktif dalam pergerakan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pejuang laki-laki berjuang pada front depan, sedangkan perempuan pada front belakang. Yaitu dengan mengadakan dapur umum, penyediaan obat-obatan, perawatan, serta menciptakan rasa aman di lingkungan sekitar. Sudirman yang dikemudian hari menjadi panglima besar juga berkoordinasi dengan Nyai Dahlan dalam dalam bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan.
   Tika Bravani cukup total dalam melakoni sebagai Nyai Ahad Dahlan ini. Mulai dari peran sebagai masih gadis sampai Nyai Dahlan pada usia lanjut. Kehadiran film ini cukup membantu dalam membangkitkan memori kisah kepahlawanan bangsa yang kadang mulai terlupakan. Melalui karya seni ini diharapkan dapat mempelajari sejarah sekaligus memperoleh hiburan yang tidak sekedar tontonan tetapi juga tuntunan. Di beberapa adegan ditampilkan persoalan baik keseharian sampai rumah tangga yang solusinya sudah tersurat di kitab suci ataupun contoh yang pernah dilakukan Rasulullah.
   Nyai Ahad Dahlan masih diberi umur sampai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Ia begitu bahagia akhirnya kemerdekaan dapat diraih oleh bangsa sendiri. Pada masa kolonial tidak begitu peduli kepada pendidikan bumi putera, yang akhirnya ruang kosong itu di isi oleh Muhammadiyah, Aisyiyah, Taman Siswa serta pergerakan pendidikan lainnya. Dengan berdirinya negara sendiri itulah nantinya akan menjadi tugas negara. Para pendiri negara (founding father) sudah merumuskan cita-cita luhur untuk apa negara ini harus ada dan merdeka.

Kelebihan film

   Penggarapannya detail, termasuk didahului riset sejarah sebelumnya. Pakaian, bangunan dan ornamen lainnya dibuat khusus untuk film ini sehingga kemiripan dengan kondisi dan situasi abad ke-19 sangat mendekati. Meski tidak ada pemain yang bersuku Jawa, namun adat-istiadat Jawa yang mewarnai keseluruhan film cukup tertata.

02181310237 ( PERJANJIAN RENVILLE YANG MEMBUAT BELANDA SEMAKIN DAPAT MENGUASAI WILAYAH INDONESIA)

DESKRIPSI
Perjanjian Renville merupakan perjanjian antara pihak indonesia dengan pihak belanda yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai macam pertikaian yang terjadi di antara kedua belah pihak setelah adanya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nama Renville di ambil dari nama sebuah kapal milik Amerika Serikat yaitu USS Renville yang sedang berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta. Didalam kapal tersebutlah perundingan Renville berlangsung dan pada akhirnya menghasilkan suatu perjanjian Renville atas dasar kesepakatan kedua pihak Indonesia dan Belanda.
Dalam prosesnya, perjanjian Renville pada awalnya di bahas dalam perundingan yang berlangsung pada tanggal 8 Desember 1947 dimana disaat itu juga terdapat KTN atau Komisi Tiga Negara sebagai penengah antar pihak Indonesia dan pihak Belanda yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia sebagai perwakilan pihak Indonesia dan Belanda. Di dalam perundingan itu Indonesia di wakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap, Belanda di wakili oleh Kolonel KNIL R. Abdul kadir Wijoyoatmojo, Dan sedangkan Amerika di wakili oleh Frank Porter Graham.
Perundingan yang  berlangsung itu baru menemui titik terang setelah lebih dari satu bulan berlangsung, sehingga perundingan tersebut disepakati dan ditandatangani sebagai suatu perjanjian renville pada tanggal 17 Januari 1948 di atas kapal USS Renville, dan memutuskan agar indonesia segera mengosongkan wilayah-wilayah yang di kuasai oleh TNI. Tetapi, tidak semua pejuang di Indonesia mau mematuhi isi perjanjian Renville tersebut. Berbagai Laskar Pejuang seperti, Barisan Bambu Runcing dan Laskar Hizbullah/Sabillilah di bawah pimpinan S.M Kartosuwiryo tidak mau mematuhi perjanjian Renville.  Sebagai akibat ditandatanganinya persetujuan Renville 17 Pebruari 1948 oleh pemerintah RI (Kabinet Amir Sjarifuddin) dengan pemerintah Belanda,  maka pasukan militer RI harus ditarik dari kantong-kantong yang dikuasai Belanda.



PENDAHULUAN
Latar Belakang Perjanjian Renville
Diadakannya perjanjian Reville atau perundingan Renville yang bertujuan untuk menyelesaikan segala pertikaian antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. perundingan ini dilatarbelakangi adanya peristiwa penyerangan Belanda terhadap Indonesia yang disebut dengan Agresi Militer Belanda Pertama yang jatuh pada tanggal 21 Juli 1947 sampai 4 Agustus 1947. Diluar negeri dengan adanya peristiwa penyerangan yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia.
Pada tanggal 1 Agustus 1947, akhirnya dewan keamanan PBB memerintahkan keduanya untuk menghentikan aksi tembak menembak. Pada tanggal 4 Agustus 1947, Republik Indonesia dan Belanda mengumumkan gencatan dan berakhir pula Agresi Militer Pertama. Agresi militer pertama disebabkan karena adanya perselisihan pendapat yang diakibatkan  oleh bedanya penafsiran yang ada dalam persetujuan Linggarjati, dimana Belanda tetap mendasarkan tafsiran pidato Ratu Wilhelmina pada tanggal 7 Desember 1942. Dimana Indonesia akan dijadikan anggota Commonwealth serta akan dibentuk negara federasi,dengan adanya keinginan Belanda tersebut sangat merugikan bagi  Indonesia.
Dengan penolakan yang diberikan pihak Indonesia terhadap keinginan Belanda, sehari sebelum agresi militer pertama Belanda tidak terikat lagi pada perjanjian Linggarjati, sehingga tercetuslah pada tanggal 21 Juli 1947 Agresi militer Belanda yang pertama. Perundingan pihak Belanda dan pihak Indonesia dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 diatas kapal Renville yang tengah berlabuh di Teluk Jakarta. Perundingan ini menghasilkan saran-saran KTN dengan pokok-pokoknya yakni pemberhentian tembak-menembak di sepanjang Garis van Mook serta perjanjian pelatakan senjata dan pembentukan daerah kosong militer. Pada akhirnya perjanjian Renville ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 dan disusul intruksi untuk menghentikan aksi tembak-menembak di tanggal 19 Januari 1948.



PEMBAHASAN
Tokoh Perjanjian Renville
Sebagai suatu perjanjian untuk menghentikan serangan Belanda terhadap Indonesia dan konflik berkelanjutan, perjanjian Renville memiliki beberapa tokoh penting dalam proses serta pelaksanaannya. Tanpa tokoh-tokoh penting tersebut, perselisihan antar Indonesia dan Belanda kan terus berlanjut dan sulit menemukan titik terang bagi kedua belah pihak. Berikut ini beberapa tokoh perjanjian Renville yang terdiri dari pihak Indonesia, pihak Belanda, serta tokoh penengah kedua belah pihak.
1. Tokoh Perjanjian Renville dari Pihak Indonesia
Perjanjian Renville berlangsung dibawah kabinet Amir Syarifuddin, setelah pada tahun 1947 kabinet Sjahrir mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno sebagai reaksi terhadap gagalnya perjanjian Linggarjati yang merugikan Indonesia. Setelah jatuhnya kabinet Sjahrir, kemudian Presiden Soekarno menunjuk Amir Syarifuddin untuk menyusun kabinet yang baru dalam rangka menghadapi perundingan dengan pihak Belanda. Susunan delegasi dalam menghadapi perundingan Renville ini terdiri dari:
Ketua : Amir Syarifudin
Wakil Ketua : Ali Sastroamijoyo
Anggota : Dr. Tjoa Siek Len, H.A Salim, Mr.Nasrun, dan Sutan Sjahrir
Cadangan : Ir. Djuanda dan Setiadjid, serta 32 orang penasehat
Walaupun kabinet Amir Syarifudin berhasil meredam konflik antara pihak Indonesia dan pihak Belanda, namun isi perjanjian Renville ternyata tetap mendapat tentangan yang menimbulkan adanya mosi tidak percaya terhadap kabinet Amir Syarifuddin. Kondisi tersebut akhirnya mengantarkan Amir Syarifuddin untuk menyerahkan mandatnya kembali kepada Presiden Soekarno pada tanggal 23 Januari 1948.

2. Tokoh Perjanjian Renville dari Pihak Belanda
Permainan pihak Belanda bukan hanya menyangkut keputusan sepihak mengenai batas wilayah Indonesia namun juga menyangkut tokoh-tokoh dalam perjanjian Renville ini. Dimana pihak Belanda menunjuk orang Indonesia dan bukan orang kewarganegaraan Belanda sebagai ketua delegasi Belanda dalam perundingan Renville.
Orang tersebut merupakan R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo, dimana menurut berbagai sumber dianggap sebagai salah satu pengkhianat Indonesia karena keputusannya untuk lebih memihak Belanda hingga membantu dalam upaya memecah belah kesatuan Indonesia. Bukan hanya pemimpin delegasi Belanda yang merupakan orang Indonesia, tetapi beberapa anggotanya juga merupakan orang Indonesia. Berikut ini tokoh-tokoh dari pihak Belanda dalam perjanjian Renville meliputi:
Ketua : R. Abdul Kadir Widjojoatmodjo
Wakil Ketua : Mr. H.A.L. van Vredenburgh
Anggota : Dr. P.J. koest, Mr. Dr. Chr. Soumokil, Pangeran Kartanegara, dan Zulkarnain
Adapun pemilihan orang Indonesia sebagai perwakilan delegasi Belanda merupakan suatu trik dari Belanda dalam upaya pembuktian adanya pengaruh secara penuh Belanda di wilayah Indonesia. Upaya tersebut dilakukan melalui perwakilan Belanda dalam perjanjian Renville yang terdiri dari beberapa orang Indonesia, sehingga Belanda ingin membuktikan dan menunjukkan pada dunia bahwa pengaruh Belanda sudah mengakar di Indonesia.
3. Tokoh Penengah Perjanjian Renville
Tokoh penengah dalam perjanjian Renville di ambil dari delegasi PBB, dimana sejak awal telah mengeluarkan suatu resolusi yang menyatakan bahwa konflik antara Belanda dan Indonesia akan diselesaikan secara damai melalui Dewan Keamanan PBB.
Dengan adanya resolusi tersebut kemudian dibentuk KTN yang kemudian mengirimkan satu orang dari masing-masing negara sebagai perwakilan dan tokoh penengah dalam berlangsungnya perundingan dan perjanjian Renville antar pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Berikut ini beberapa tokoh penengah dari KTN didalam perjanjian Renville:
Ketua : Frank Graham, sebagai perwakilan dari Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara KTN yang sama-sama dipilih dan disepakati oleh kedua belah pihak Indonesia dan Belanda.
Anggota : Richard Kiry perwakilan dari Australia sebagai delegasi dari Indonesia, dan Paul Van Zeeland dari Belgia sebagai delegasi dari Belanda.
Ketiga tokoh tersebut dipilih terlepas dari idealisme masing-masing untuk menghadapi ketidaktegasan dan ketiadaan niat untuk berdamai dari kedua belah pihak Indonesia dan Belanda, demi mencegah terjadinya konflik berkelanjutan. Dengan hadirnya tokoh penengah diatas lah perundingan antara Indonesia dan Belanda berlangsung dengan baik hingga menghasilkan perjanjian Renville yang ditanda tangani kedua belah pihak. Selain itu, adanya tokoh penengah juga merupakan salah satu wujud dari peran dunia internasional dalam konflik Indonesia Belanda.

Isi dari Perjanjian Renville
Setelah melakukan konsolidasi di atas Kapal Renvile, Perundingan ini menghasilkan beberapa poin yang disebut juga dengan isi Perundingan Renville yang baru ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948. Adapun isi dari perundingan Renville adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Republik Indonesia harus mengakui kedaulatan Negara Belanda atas Hindia Belanda hingga batas waktu yang telah diputuskan oleh Kerajaan Belanda sebelum memberi pengakuan kepada Negara Indonesia Serikat (NIS).
 2. Akan diadakannya pemungutan suara bagi penduduk-penduduk di daerah Madura, Jawa, dan Sumetera untuk menentukan apakah mereka menginginkan untuk bergabung dengan Republik Indonesia atau Menjadi Negara bagaian dari Negara Indonesia Serikat.
 3. Setiap negara bagian memiliki hak untuk tinggal di luar Negara Indonesia Serikat atau menyelenggarakan hubungan khusus dengan Negara Indonesia Serikat atau dengan Nederland.
4. Belanda berdaulat penuh atas seluruh wilayah Indonesia hingga kedaulatan tersebut diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat, yang akan segera dibentuk.
5. Seluruh Pasukan Republik Indonesia yang masih berada didaerah-daerah pendudukan Pasukan Belanda harus segera ditarik ke luar ke daerah Republik Indonesia.
Akibat disahkannya hasil perundingan ini, wilayah Republik Indonesia yang pada mulanya hanya meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera menjadi semakin kecil. Namun, Republi Indonesia bersedia untuk menandatangani hasil dari Perjanjian Renville ini dikarenakan ada beberapa alasan.
Adapun alasan-alasan tersebut adalah persediaan amunisi TNI untuk perang semakin menipis, sehingga apabila menolak, maka akan timbul peperangan yang lebih hebat dan akan timbul korban yang besar di pihak TNI.
Selain itu, Dewan Keamanan PBB memberikan jaminan kepada Republik Indonesia untuk menolong dengan akan melakukan pemungutan suara yang akan dimenangkan oleh pihak Indonesia.

Pasca Perjanjian Renville
1. Setelah persetujuan Renville di tanda-tangani, pihak Republik Indonesia diwajibkan mengosongkan wilayah yang dikuasai TNI. Pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi memutuskan hijrah ke Yogyakarta, Jawa Tengah. Divisi ini juga dijuluki sebagai Pasukan Hijrah.
2. Terjadinya pengalihan wilayah Indonesia ke Belanda, dan membuat RI mengalami penyempitan wilayah yang cukup drastis.
3. Setelah Soekarno dan Hatta di tangkap di Yogyakarta, S.M Kartosuwiryo menolak dengan keras jabatan Menteri Muda Pertahanan dan Kabinet Amir Syarifuddin. S.M Kartosuwiryo menganggap negara Indonesia telah kalah dan bubar. Sehingga ia mendirikan Darul Islam / Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Pada 7 Agustus 1949, S.M Kartosuwiryo menyatakan dengan resmi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
4. Munculnya kebencian kabinet kepada kabinet Amir Syarifuddin (perwakilan Indonesia dalam perundingan renville). Amir Syarifuddin di anggap sudah menjual negara sendiri kepada musuh. Tepat pada tanggal23 Januari 1948, Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kembali kepada Presiden Soekarno, dan menunjuk Hatta untuk menyusun kabinet kembali tanpa campur tangan dari golongan sayap kiri atau sosialis.
5. Amir Syarifuddin menjadi oposisi dari kabinet yang dipimpin oleh Hatta. Untuk merebut kembali mandatnya, pada tanggal 28 Juni 1948, Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang menyatukan semua golongan sayap kiri, sosialis, komunis, kaum petani dan buruh. Selain itu FDR juga memprovokasi bentrokan dengan menghasut para kaum buruh untuk mengadakan pemogokan di pabrik karung Delangu, pada 5 Juli 1948.
6. Belanda mengadakan pemblokadean ekonomi indonesia secara merata. Mengakibatkan pereknomian Indonesia saat itu sangat kekurangan dan anjlok. Perjanjian renville ini dinilai menimbulkan kekuatan politis yang menguntungkan Belanda, sehingga ia berdaulat sepenuhnya serta berhasil masuk ke sektor ekonomi.
7. Pasukan dari Resimen 40/Damarwulan bersama batalyon di jajarannya, Batalyon Gerilya (BG) VIII, Batalyon Gerilya (BG) IX, Batalyon Gerilya (BG) X, Depo Batalyon, EX. ALRI Pangkalan X serta Kesatuan Kelaskaran, dengan total 5000 orang memutuskan untuk hijrah ke daerah Blitar dan Sekitarnya.
8. Resimen 40/Damarwulan ini merubah namanya menjadi Brigade III/Damarwulan, dan Batalyon pun berubah menjadi Batalyon 25, Batalyon 26, Batalyon 27. Dengan keluarnya Surat Perintah Siasat No 1, dari PB Sudirman, seluruh pasukan diwajibkan untuk hijrah pulang dan melanjutkan gerilya di daerahnya masing-masing. Pasukan Brigade III/Damarwulan, di bawah pimpinan Letkol Moch Sroedji ini, melaksanakan Wingate Action, yang melakukan perjalanan sejauh 500 kilometer selama 51 hari.
9. Belanda semakin berusaha memecah wilayah Indonesia, dengan membentuk negara boneka seperti negara Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur dan Negara Jawa Timur.
Tujuan Perjanjian Renville di Indonesia
Pada awalnya, perjanjian Renville yang melibatkan pihak Indonesia dan Belanda diadakan dengan beberapa tujuan yang akan dicapai. tujuan perjanjian Renville di Indonesia  berbeda dengan tujuan perjanjian Linggarjati yang bertujuan untuk memberi pengakuan secara hukum atau secara  de facto pada kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Beberapa tujuan perjanjian Renville di Indonesia antara lain:
1. Menunjukkan pada dunia bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negara kecil di wilayah Indonesia
Bagi Belanda, tujuan perjanjian Renville di Indonesia yang paling utama adalah untuk menunjukkan pada dunia Internasional bahwa Republik Indonesia hanyalah sebuah negara kecil yang berada di wilayah Indonesia.  Wilayah Indonesia sendiri masih dibawah pengaruh kolonialisme Belanda. Belanda ingin Indonesia merubah bentuk negara kesatuan menjadi Republik Indonesia Serikat dengan Republik Indonesia sebagai salah satu bagian dari Republik Indonesia Serikat yang terdiri dari negara – negara bentukan Belanda. Hal ini menunjukkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak berarti bahwa pemerintahan Indonesia bisa lepas dari cengkeraman kolonialisme Belanda. Belanda masih tetap meletakkan Indonesia dibawah pemerintahannya. Walaupun pada awalnya Indonesia setuju akan pembentukan RIS, Indonesia mengalami pembubaran RIS.
Selain itu, pasca Agresi Militer Belanda I, Belanda telah menduduki beberapa wilayah yang pada akhirnya diklaim oleh Belanda. Belanda juga menetapkan batas yang jelas antara wilayah Indonesia dan wilayah Belanda dengan garis Van Mook. Nama Van Mook diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menjabat saat itu, Hubertus Van Mook. Garis tersebut juga disebut dengan garis status quo yang merupakan batas yang dikelilingi wilayah tanah tak bertuan yang membatasi wilayah Indonesia dengan Belanda. Garis Van Mook ini membuat wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit.
2. Mendirikan negara persemakmuran di Indonesia
Dengan adanya perjanjian Renville, Belanda dalam langkah nyata untuk memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia. Belanda akan mengakui kedaulatan negara Indonesia hanya jika Indonesia menjadi sebuah negara persemakmuran Belanda yang pada awalnya disebut dengan uni Indonesia  – Belanda. Oleh karena itu, meskipun Indonesia telah mendapat kemerdekaannya, Belanda tetap bisa memegang kontrol terhadap negara persemakmuran yang ada di wilayah Indonesia.
Selain itu, Belanda juga mendirikan negara – negara boneka dari hasil pendudukan Belanda di Agresi Militer Belanda I yang tidak termasuk dalam wilayah Republik Indonesia. beberapa negara yang didirikan oleh Belanda tersebut tergabung dalam BFO atau Bijeenkomst voor Federaal Overlag. Beberapa anggota perserikatan tersebut antara lain Negara Madura, Negara Borneo Barat, Negara Sumatera Timur, dan Negara Jawa Timur. Negara – negara tersebut juga lebih memihak urusan Belanda daripada Indonesia. hal ini tentu saja memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dan mempermudah Belanda dalam menjalankan kontrol terhadap bangsa Indonesia.
3. Menghentikan pertikaian pasca perjanjian Linggarjati
Bagi Indonesia, salah satu tujuan perjanjian Renville di Indonesia adalah untuk menyelesaikan masalah – masalah yang ada setelah batalnya perjanjian Linggarjati dan meletusnya Agresi Militer Belanda I.  Tujuan ini juga yang melatarbelakangi Komisi Tiga Negara untuk menggelar perundingan yang melibatkan pihak Indonesia dan Belanda. Salah satu masalah yang timbul adalah perebutan kekuasaan atas beberapa daerah di wilayah Indonesia. sebagai contoh, dari hasil perjanjian Linggarjati, Indonesia telah secara hukum diakui memiliki wilayah yang meliputi Pulau Jawa, Madura, dan Sumatera. Akan tetapi, dalam agresi militer Belanda I, beberapa bagian dari daerah tersebut dikuasai Belanda dan diklaim menjadi wilayah milik Belanda dimana Indonesia harus menarik pasukan militernya dari wilayah – wilayah tersebut. Wilayah – wilayah tersebut meliputi Jawa Barat dan sebagian Sumatera.
Dengan adanya perjanjian Renville, pemerintah Indonesia berharap akan kejelasan status wilayah – wilayah tersebut. Indonesia juga berusaha memenangkan wilayah tersebut menjadi wilayah milik Republik Indonesia. akan tetapi, dalam waktu perundingan yang sangat alot, Indonesia tetap tidak bisa memenagkan wilayah tersebut. Sampai pada akhirnya perjanjian Renville ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, wilayah republik Indonesia dinyatakan hanya meliputi ¾ wilayah Pulau Sumatera, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Hal ini tentu saja menjadi kerugian di pihak Indonesia.
4. Menghindari perang dan kerugian yang lebih besar
Tujuan perjanjian renville di Indonesia yang lain bagi pihak bangsa Indonesia sendiri adalah untuk menghindari meletusnya perang yang lebih besar dari Agresi Militer Belanda I. agresi militer yang pertama sudah merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. hal ini karena selain Indonesia kehilangan pasukan dan mengalami kerugian negara, Indonesia juga kehilangan beberapa wilayahnya yang potensial.
Sebelum dilaksanakan perundingan untuk menghasilkan perjanjian Renville, Indonesia telah menerima masukan tentang usulan yang akan diajukan Belanda dalam perjanjian. pihak Indonesia yang waktu itu diwakili oleh Mr. Amir Syarifuddin juga telah merasa apabila perjanjian ini akan merugikan Indonesia. tetapi Indonesia tidak punya banyak pilihan karena jika perundingan tidak berlangsung, kemungkinan bahwa Belanda akan kembali menyerang Indonesia akan semakin besar. Oleh karena itu perwakilan Indonesia setuju untuk mengadakan perundingan dengan tujuan ingin menghindari perang dan memperbaiki situasi dalam negeri Indonesia.

Dampak Perjanjian Renville
Akibat buruk yang ditimbulkan dari perjanjian Renville bagi pemerintahan Indonesia, yaitu:
1. Semakin menyempitnya wilayah Republik Indonesia karena sebagian wilayah Republik Indonesia telah dikuasai pihak Belanda.
2. Dengan timbulnya reaksi kekerasan sehingga mengakibatkan Kabinet Amir Syarifuddin berakhir karena dianggap menjual Negara terhadap Belanda.
3. Diblokadenya perekonomian Indonesia secara ketata oleh Belanda
4. Republik Indonesia harus memakasa menarik mundur tentara militernya di daerah gerilya untuk untuk ke wilayah Republik Indonesia.
5. Untuk memecah belah republik Indonesia, Belanda membuat negara Boneka, antara lain negara Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara jawa Timut.
Perundingan Renville yang berbuah perjanjian Renville sebuah hasil dari perundingan setelah terjadinya Agresi Militer Belanda pertama. Berlangsungnya perundingan ini hampir satu bulan.
Dalam perundingan ini KTN menjadi penengah, wakil ketiga negara tersebut antara lain Australia diwakili Richard Kirby, Belgia diwakili Paul Van Zeeland, Amerika Serikat diwakili Frank Graham, untuk Indonesia sendiri oleh Amir Syarifuddin dan Belanda oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo seorang Indonesia yang memihak Belanda.
Perjanjian ini menimbulkan banyak kerugian bagi Indonesia sehingga timbulnya Agresi Militer Belanda yang Kedua.









PENUTUP
Simpulan
Jadi, jika di lihat kembali segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi sebelum diadakannya Perundingan Renville, maka penyebab awal dilaksanakannya Perundingan Renville ini tidak lain disebabkan karena terapat suatu perselisihan pendapat sebagai akibat perbedaan penafsiran ketentuan-ketentuan dalam persetujuan Linggarjati. Yang pada akhirnya hal ini menyebabkan timbulnya penyerang Belanda terhadap Indonesia ( Agresi Militer Belanda Pertama). Dan melihat Agresi yang dilakukan Belanda terhadap Indonesia, Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk membuat suatu komisi jasa yang baik bagi keduanya, yang di beri nama KTN (Komisi Tiga Negara). KTN ini sendiri juga memiliki tujuan untuk menyelesaikan sengketa dan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
Dengan disepakatinya perjanjian Renville ini, justru memojokkan keadaan bangsa kita dan semakin membuka peluang Negara Belanda pada waktu itu untuk menduduki sebagian besar wilayah Republik Indonesia, dan hal inilah yang justru dapat memicu ketidakpercayaan rakyat pada Perdana Menteri Amir Syarifuddin yang di nilai gagal karena terlalu membuka peluang Belanda untuk lebih dapat menguasai berbagai wilayah Indonesia yang di nilai lebih memiliki sumber daya alam yang melimpah, oleh karena itu dengan adanya perjanjian Renville ini sangatlah member berbagai dampak yang signifikan.






DAFTAR PUSTAKA

B181710111

Nama: Rico Renaldi
NIM: 181710111
Kelas: B

Data/Identitas film

Judul film: Nyai Ahmad Dahlan (2017)
Sutradara: Olla Atta Adonara
Produser: Dyah Kalsitorini Widyastuti
Penulis: Dyah Kalsitorini
Pemeran:
-Tika Bravani
-David Chalik
-Cok Simbara
-Della Puspita
-Rara Nawangsih
-Egi Fedly
-Inne Azri
-Malvino Fajaro

Isi

   Film settingan tahun 1890 yang saat itu Siti Walidah berusia masih bocah 12 tahun. Walaupun perempuan, ia termasuk anak yang beruntung dalam mengenyam pendidikan. Ayahnya Kyai Haji Muhammad Fadli, seorang ulama dan anggota Kesultanan Yogyakarta yang mengajarkan mengaji serta pengetahuan umum lainnya dengan tidak membedakan murid laki-laki dan perempuan. Semua berhak mendapatkan pelajaran tanpa ada perbedaan jender, karena itu adalah perintah agama.
   Pada masa itu budaya patriaki begitu kuat. Perempuan hanya sekadar teman di belakang yang berurusan dengan dapur, sumur, dan kasur. Kaum lelaki tidak mau direbut posisinya yang begitu mapan, maka dari itu suatu hal yang wajar bahwa anak perempuan tidaklah penting menjadi pintar. Walidah dibesarkan dalam lingkungan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Ia termasuk anak yang cerdas dan penghafal Alquran.
   Setelah cukup umur Siti Walidah dijodohkan dengan Muhammad Darwis yang setelah belajar dari Mekkah mengubah nama menjadi Ahmad Dahlan. Mereka pun menikah untuk membangun rumah tangga. Selepas belajar dari Mekkah Kyai Ahmad Dahlan yang banyak mempelajari pembaharuan melihat kondisi umat Islam harus dibenahi dari keterbelakangan. Umat Islam banyak yang bodoh dan miskin dan itu yang harus "diperangi" dan dicarikan solusi. Selain itu untuk melawan dominasi pemerintah kolonial Hindia Belanda dengan cara yang modern yaitu organisasi.
   Kyai Ahmad Dahlan bertekad dengan mendirikan sekolah dan organisasi. Dan ini tidaklah mudah terutama yang berkenaan dengan biaya. Tekad suami yang begitu kuat dan kemudian mentok, disinilah peranan penting dari pendamping yaitu istri. Nyai Dahlan pun tahu apa yang harus diperbuat, ia serahkan perhiasan warisan dari orangtuanya untuk diberikan kepada suaminya.
Kyai Dahlan pun menolak langkah istrinya itu karena harta warisan dan juga untuk masa depan anak-anaknya. Nyai Dahlan pun menenangkannya bahwa ia nantinya akan menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa bapaknya memerlukan harta untuk membangun cita-cita umat. Nyai Dahlan pun memberi penguat kepada Kyai Dahlan dengan menggunakan bahasa agama. Bahwa perjuangan itu tidaklah mudah, kain kafan itu tidaklah bersaku sedangkan harta adalah titipan belaka.
   Dengan tekad dan dukungan Nyai Dahlan akhirnya Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912. Perjuangan dalam ber-Muhammadiyah begitu berat, dalam berdakwah karena mengusung pembaharuan langkah Kyai Dahlan banyak mendapat tantangan dari umat Islam sendiri bahkan sampai dikatakan kafir. Dalam dakwah ke Banyuwangi mendapatan pertentangan keras penduduk setempat, Nyai Dahlan pun turut menyertai perjuangan suaminya itu.
   Nyai Dahlan berbagi peran dalam upaya mengangkat umat agar berilmu pengetahuan terutama kalangan perempuan. Anak perempuan dan juga para ibu diajaknya untuk mengaji, para pekerja batik pun demikian. Yang pada akhirnya para "majikannya" pun berkeinginan jadi pandai yang tidak mau kalah dengan pekerjanya. Diupayakan juga diadakan perkumpulan dikalangan perempuan yang diberi nama Sopo Tresno. Lambat laun kemudian berkembang pesat yang akhirnya ditingkatkan lagi menjadi organisasi yang diberi nama Aisyiyah pada 19 Mei 1917.
   Pada 23 Februari 1923 Kyai Ahmad Dahlan wafat. Sepeninggal suaminya itu Nyai Dahlan konsisten meneruskan langkah dalam upaya memandaikan umat. Melalui Aisyiyah, Nyai Dahlan mendirikan beberapa sekolah putri dan asrama. Penyadaran bahwa kaum perempuan mempunyai andil dalam kehidupan di muka bumi ini. Nyai Dahlan merupakan perempuan pertama yang memimpin Kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya. Tidak itu saja pada zaman pergerakan dalam melawan kolonial Belanda terlebih pada masa pendudukan Jepang, peranan Nyai Dahlan tidaklah kecil.
   Ia mendorong agar kaum perempuan terlibat aktif dalam pergerakan menuju kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pejuang laki-laki berjuang pada front depan, sedangkan perempuan pada front belakang. Yaitu dengan mengadakan dapur umum, penyediaan obat-obatan, perawatan, serta menciptakan rasa aman di lingkungan sekitar. Sudirman yang dikemudian hari menjadi panglima besar juga berkoordinasi dengan Nyai Dahlan dalam dalam bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan.
   Tika Bravani cukup total dalam melakoni sebagai Nyai Ahad Dahlan ini. Mulai dari peran sebagai masih gadis sampai Nyai Dahlan pada usia lanjut. Kehadiran film ini cukup membantu dalam membangkitkan memori kisah kepahlawanan bangsa yang kadang mulai terlupakan. Melalui karya seni ini diharapkan dapat mempelajari sejarah sekaligus memperoleh hiburan yang tidak sekedar tontonan tetapi juga tuntunan. Di beberapa adegan ditampilkan persoalan baik keseharian sampai rumah tangga yang solusinya sudah tersurat di kitab suci ataupun contoh yang pernah dilakukan Rasulullah.
   Nyai Ahad Dahlan masih diberi umur sampai Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Ia begitu bahagia akhirnya kemerdekaan dapat diraih oleh bangsa sendiri. Pada masa kolonial tidak begitu peduli kepada pendidikan bumi putera, yang akhirnya ruang kosong itu di isi oleh Muhammadiyah, Aisyiyah, Taman Siswa serta pergerakan pendidikan lainnya. Dengan berdirinya negara sendiri itulah nantinya akan menjadi tugas negara. Para pendiri negara (founding father) sudah merumuskan cita-cita luhur untuk apa negara ini harus ada dan merdeka.

Kelebihan film

Penggarapannya detail, termasuk didahului riset sejarah sebelumnya. Pakaian, bangunan dan ornamen lainnya dibuat khusus untuk film ini sehingga kemiripan dengan kondisi dan situasi abad ke-19 sangat mendekati. Meski tidak ada pemain yang bersuku Jawa, namun adat-istiadat Jawa yang mewarnai keseluruhan film cukup tertata.

B181710111-Film Steve Job. Rico Renaldi

Nama: Rico Renaldi
Nim: 181710111
Kelas: B


Data/Identitas film:

-Judul Film: Steve Jobs (2015)
-Sutradara: Danny Boyle
-Penulis naskah: Aaron Sorkin berdasarkan buku Steve Jobs karya Walter Isaacson dan kisah nyata pendiri Apple, Steve Jobs
-Produser: Danny Boyle
-Pemeran:
-Michael Fassbender
-Kate Winslet
-Seth Rogen
-Jeff Daniels

Isi

   Film Steve Jobs bercerita tentang Steven Paul Jobs yang sangat cerdik dan bergairah untuk merevolusi teknologi perkembangan era digital.
Namun, upayanya untuk merevolusi teknologi membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit.
Pada akhirnya semua itu akan memengaruhi kehidupan keluarganya dan juga kesehatannya.
Di sela-sela peluncuran Macintosh pada tahun 1984, Steve didatangi oleh Chrisann yang mengaku melahirkan anak bernama Lisa dari hubungan sebelumnya bersama Steve.
   Tentu saja Steve menolak mengakui Lisa, sementara Chrisann hanya meminta hal sederhana pada Steve, yaitu mengakui Lisa sebagai anaknya dan juga membiayai hidup mereka.
   Yang mana Steve adalah pelopor dari perusahaan Apple, mengusung perangkat komputer.
   Setelah peluncuran Macintosh, hasil penjualannya tidak seperti yang diharapkan.
   Sehingga CEO Apple yang bernama John Sculley ketika itu memecat Steve Jobs.
   Tak ingin berdiam diri, Steve bergerak sendiri membuat perangkat komputer yang disebut Manajer Steve yang bernama Joanna kemudian membawa kabar mengejutkan, Steve akan menggantikan Sculley sebagai CEO Apple.
Peluncuran produk baru bernama iMac dan kedudukannya sebagai CEO membuat Apple mulai diperhitungkan sebagai perangkat teknologi terkemuka.
   Lisa yang kini sudah dewasa tak lagi terlalu peduli dengan Steve, namun Steve kini telah bersikap terbuka untuk menerima Lisa sebagai anaknya.
   Meski begitu, pengorbanan itu menghasilkan kemenangan dari kejeniusan seorang Steve Jobs, yang tentunya juga dibantu oleh sahabat dan keluarga terdekatnya.

Kelebihan film

   editingnya yang rapi dan berenerji itu. Selayaknya seorang Steve Jobs yang tidak pernah kehabisan gagasan cemerlang, suntikan editing dari Graham membuat film ini berjalan dengan dinamis.

Kekurangan film

   Banyak menonjolkan sisi negatif dari seorang steve jobs.

B181710111-Sang Pencerah. Rico renaldi

Nama: Rico Renaldi
Nim: 181710111
Kelas: B


Data/Identitas film

Judul film: Sang Pencerah (2010)
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produser: Raam Punjabi
Penulis: Hanung Bramantyo
Pemeran:
-Lukman Sardi
-Yati Surachman
-Slamet Rahardjo
-Giring Ganesha
-Ikranagara
-Muhammad Ihsan Tarore
-Zaskia Adya Mecca
-Sujiwo Tejo
-Dennis Adhiswara
-Agus Kuncoro
-Bryan Andrew

Isi

   Sang Pencerah berkisah tentang KH Ahmad Dahlan, sejak ia dilahirkan hingga mendirikan organisasi sosial Muhammadiyah, kehidupan KH Ahmad Dahlan dan perjuangannya mendirikan Muhammadiyah. Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid'ah /sesat.
   Melalui Surau nya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat.
   Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
   Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau.
   Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah.
   Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat . Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid setianya Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Kelebihan Film

   Kelebihan dari film "Sang Pencerah adalah menceritakan pertama kali penyebaran agama Islam, mencangkup aspek tentang keagamaan, percintaan, dan kesetian, memberikan pembelajaran kesetiaan agama Islam, nilai sosialnya juga tinggi / sangat baik, di dalam agama maupun saling gotong royong / saling membantu antara satu sama lain.

02181310025 - Perjalanan Hidup Mohammad Hatta Hingga Menjadi Wakil Presiden Indonesia




DESKRIPSI


 

        Tujuan membuat artikel ini adalah saya ingin membahas kejadian peristiawa tokoh Mohammad Hatta yang berperan penting pada tahun 1908 – 1949. Beberapa tujuan yang sesuai dengan munculnya masalah yang diteliti sebagai berikut: Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Mohammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di Fort de Kock(sekarang BukittinggiSumatera Barat), Hindia Belanda,12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah tokoh pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Mohammad Hatta lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha yang berasal dari Minangkabau. Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah swasta. Namun, pelajarannya berhenti pada pertengahan semester kelas tiga. Ia lalu pindah ke ELS di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun 1913, kemudian melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917. Selain pengetahuan umum, ia telah ditempa ilmu-ilmu agama sejak kecil.Sekembalinya ia dari Belanda, ia ditawarkan masuk kalangan Sosialis Merdeka (Onafhankelijke Socialistische Partij, OSP) untuk menjadi anggota parlemen Belanda, dan menjadi perdebatan hangat di Indonesia pada saat itu Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden RI yang pertama, sosok pemimpin yang berwatak jujur dan disiplin, muslim yang saleh, negarawan yang demokrat, dan ekonom yang berideologi kerakyatan. Kepribadiannya dibentuk dari gen dan lingkungan serta pengalaman hidupnya sedari kecil, serta dimatangkan oleh ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Saat-saat mendekati Proklamasi pada 22 Juni 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) membentuk panitia kecil yang disebut Panitia Sembilan dengan tugas mengolah usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, dia resmi dipilih sebagai Wakil Presiden RI yang pertama mendampingi Presiden Soekarno. Pada Juli 1949, terjadi kemenangan Cochran dalam menyelesaikan perundingan Indonesia. Mohammad Hatta berpidato di hadapan para peserta Konferensi Persiapan Nasional di Jakarta pada 26 November 1949. Pada Juli 1949, terjadi kemenangan Cochran dalam menyelesaikan perundingan Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

 

Bung Hatta dikenal jujur, sabar, cerdas, dan penuh ide ini memegang teguh prinsip yang di yakininya tersebut. Sebagai contoh adalah prinsipdemokrasi yang diyakini beliau dapat membantu perbaikan kehidupan bangsa. Untuk itu beliau ikut memperjuangkan status Indonesia sebagai negara kesatuan yang dapat mengakomodasi aspirasi semua golongan tanpa kecuali. Keteguhan Bung Hatta dalam memegang prinsip bukan semata – mata untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk kepentingan bangsa. Ketika beliau berseberangan prinsip dengan pemerintah yang sedang berkuasa saat itu, beliau rela mengundurkan diri guna mempertahankan kesatuan bangsa. Bung Hatta yang lembut hati, selalu mencari strategi untuk berjuang tanpa kekerasan. Senjata ampuh yang di gunakan tokoh proklamator kita ini adalah otak dan pena. Sehingga banyak orang yang mengenal Bung Hatta sebagai pemimpin bangsa yang bijak.

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

                      

Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta (lahir dengan nama Mohammad Athar, populer sebagai Bung Hatta; lahir di Fort de Kock(sekarang BukittinggiSumatera Barat), Hindia Belanda12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah tokoh pejuang, negarawan, ekonom, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta IHatta II, dan RIS. Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Bandar udara internasional Tangerang Banten, Bandar Udara Soekarno-Hatta, menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasa-jasanya. Selain diabadikan di Indonesia, nama Mohammad Hatta juga diabadikan di Belanda yaitu sebagai nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder, Haarlem dengan nama Mohammed Hattastraat. Pada tahun 1980, ia meninggal dan dimakamkan di Tanah Kusir, Jakarta. Bung Hatta ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 melalui Keppres nomor 081/TK/1986.

 

Pendidikan dan pergaulan

 

Mohammad Hatta pertama kali mengenyam pendidikan formal di sekolah swasta. Setelah enam bulan, ia pindah ke sekolah rakyat dan sekelas dengan Rafiah, kakaknya. Namun, pelajarannya berhenti pada pertengahan semester kelas tiga. Ia lalu pindah ke ELS di Padang (kini SMA Negeri 1 Padang) sampai tahun 1913, kemudian melanjutkan ke MULO sampai tahun 1917. Selain pengetahuan umum, ia telah ditempa ilmu-ilmu agama sejak kecil. Ia pernah belajar agama kepada Muhammad Jamil JambekAbdullah Ahmad, dan beberapa ulama lainnya. Selain keluarga, perdagangan memengaruhi perhatian Hatta terhadap perekonomian. Di Padang, ia mengenal pedagang-pedagang yang masuk anggota Serikat Usaha dan juga aktif dalam Jong Sumatranen Bond sebagai bendahara. Kegiatannya ini tetap dilanjutkannya ketika ia bersekolah di Prins Hendrik School. Mohammad Hatta tetap menjadi bendahara di Jakarta.

Kakeknya bermaksud akan ke Mekkah, dan pada kesempatan tersebut, ia dapat membawa Mohammad Hatta melanjutkan pelajaran di bidang agama, yakni ke Mesir (Al-Azhar). Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas surau di Batu Hampar yang memang sudah menurun semenjak ditinggalkan Syaikh Abdurrahman. Tapi, hal ini diprotes dan mengusulkan pamannya, Idris untuk menggantikannya. Menurut catatan Amrin Imran, Pak Gaeknya kecewa dan Syekh Arsyad pada akhirnya menyerahkan kepada Tuhan.

 

Perjuangan dan pergerakan                                   

1921-1932: Sewaktu di Belanda

 

Pergerakan politik ia mulai sewaktu bersekolah di Belanda dari 1921-1932. Ia bersekolah di Handels Hogeschool (kelak sekolah ini disebut Economische Hogeschool, sekarang menjadi Universitas Erasmus Rotterdam), selama bersekolah di sana, ia masuk organisasi sosial Indische Vereeniging yang kemudian menjadi organisasi politik dengan adanya pengaruh Ki Hadjar DewantaraCipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker. Pada tahun 1923, Hatta menjadi bendahara dan mengasuh majalah Hindia Putera yang berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pada tahun 1924, organisasi ini berubah nama menjadi Indische Vereeniging(Perhimpunan Indonesia; PI).

Pada tahun 1926, ia menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia. Sebagai akibatnya, ia terlambat menyelesaikan studi. Di bawah kepemimpinannya, PI mendapatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan di Indonesiadengan memberikan banyak komentar, dan banyak ulasan di media massa di Indonesia. Setahun kemudian, ia seharusnya sudah berhenti dari jabatan ketua, namun ia dipilih kembali hingga tahun 1930. Pada Desember 1926, Semaun dari PKI datang kepada Hatta untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI, selain itu dia dan Semaun membuat suatu perjanjian bernama "Konvensi Semaun-Hatta". Inilah yang dijadikan alasan Pemerintah Belanda ingin menangkap Hatta. Waktu itu, Hatta belum meyetujui paham komunisStalin membatalkan keinginan Semaun, sehingga hubungan Hatta dengan komunisme mulai memburuk. Sikap Hatta ini ditentang oleh anggota PI yang sudah dikuasai komunis.

Pada tahun 1927, ia mengikuti sidang "Liga Menentang Imperialisme, Penindasan Kolonial dan untuk Kemerdekaan Nasional" di Frankfurt. Dalam sidang ini, pihak komunis dan utusan dari Rusia tampak ingin menguasai sidang ini, sehingga Hatta tidak bisa percaya terhadap komunis. Pada waktu itu, majalah PI, Indonesia Merdeka masuk dengan mudah ke Indonesia lewat penyelundupan, karena banyak penggeledahan oleh pihak kepolisian terhadap kaum pergerakan yang dicurigai. 

Pada 25 September 1927, Hatta bersama Ali SastroamidjojoNazir Datuk Pamuntjak, dan Madjid Djojohadiningrat ditangkap oleh penguasa Belanda atas tuduhan mengikuti partai terlarang yang dikait-kaitkan dengan Semaun, terlibat pemberontakan di Indonesiayang dilakukan PKI dari tahun 1926-1927, dan menghasut (opruiing) supaya menentang Kerajaan Belanda. Moh. Hatta sendiri dihukum tiga tahun penjara. Mereka semua dipenjara di Rotterdam. Dia juga dituduh akan melarikan diri, sehingga dia yang sedang memperkenalkan Indonesia ke kota-kota di Eropa sengaja pulang lebih cepat begitu berita ini tersebar.

Semua tuduhan tersebut, ia tolak dalam pidatonya "Indonesia Merdeka" (Indonesie Vrij) pada sidang kedua tanggal 22 Maret 1928. Pidato ini sampai ke Indonesia dengan cara penyelundupan. Ia juga dibela 3 orang pengacara Belanda yang salah satunya berasal dari parlemen. Yang dari parlemen, bernama J.E.W. Duys. Tokoh ini memang bersimpati padanya. Setelah ditahan beberapa bulan, mereka berempat dibebaskan dari tuduhan, karena tuduhan tidak bisa dibuktikan.

Sampai pada tahun 1931, Mohammad Hatta mundur dari kedudukannya sebagai ketua karena hendak mengikuti ujian sarjana, sehingga ia berhenti dari PI; namun demikian ia akan tetap membantu PI. Akibatnya, PI jatuh ke tangan komunis, dan mendapat arahan dari partai komunis Belanda dan juga dari Moskow. Setelah tahun 1931, PI mengecam keras kebijakan Hatta dan mengeluarkannya dari organisasi ini. PI di Belanda mengecam sikap Hatta sebab ia bersama Soedjadi mengkritik secara terbuka terhadap PI. Perhimpunan menahan sikap terhadap kedua orang ini.

Pada Desember 1931, para pengikut Hatta segera membuat gerakan tandingan yang disebut Gerakan Merdeka yang kemudian bernama Pendidikan Nasional Indonesia yang kelak disebut PNI Baru. Ini mendorong Hatta dan Syahrir yang pada saat itu sedang bersekolah di Belanda untuk mengambil langkah kongkret untuk mempersiapkan kepemimpinan di sana. Hatta sendiri merasa perlu untuk menyelesaikan studinya terlebih dahulu. Oleh karenanya, Syahrir terpaksa pulang dan untuk memimpin PNI. Kalau Hatta kembali pada 1932, diharapkan Syahrir dapat melanjutkan studinya.

 

Pengasingan: 1932-1941

 

Sekembalinya ia dari Belanda, ia ditawarkan masuk kalangan Sosialis Merdeka (Onafhankelijke Socialistische Partij, OSP) untuk menjadi anggota parlemen Belanda, dan menjadi perdebatan hangat di Indonesia pada saat itu. Pihak OSP mengiriminya telegram pada 6 Desember 1932, yang berisi kesediaannya menerima pencalonan anggota Parlemen. Ini dikarenakan ia berpendapat bahwa ia tidak setuju orang Indonesia menjadi anggota dalam parlemen Belanda. Sebenarnya dia menolak masuk, dengan alasan ia perlu berada dan berjuang di Indonesia. Namun, pemberitaan di Indonesia mengatakan bahwa Hatta menerima kedudukan tersebut, sehingga Soekarno menuduhnya tidak konsisten dalam menjalankan sistem non-kooperatif.

Setelah Hatta kembali dari Belanda, Syahrir tidak bisa ke Belanda karena keduanya keburu ditangkap Belanda pada 25 Februari 1934 dan dibuang ke Digul, dan selanjutnya ke Banda Neira. Baik di Digul maupun Banda Neira, ia banyak menulis di koran-koran Jakarta, dan ada juga untuk majalah-majalah di Medan. Artikelnya tidak terlalu politis, namun bersifat lebih menganalisis dan mendidik pembaca. Ia juga banyak membahas pertarungan kekuasaan di Pasifik.

Semasa diasingkan ke Digul, ia membawa semua buku-bukunya ke tempat pengasingannya. Di sana, ia mengatur waktunya sehari-hari. Pada saat hendak membaca, ia tak mau diganggu. Sehingga, beberapa kawannya menganggap dia sombong. Ia juga merupakan sosok yang peduli terhadap tahanan. Ia menolak bekerja sama dengan penguasa setempat, misalnya memberantas malaria. Apabila ia mau bekerja sama, ia diberi gaji f 7.50 sebulan. Namun, kalau tidak, ia hanya diberi gaji f 2.50 saja. Gajinya itu tidak ia habiskan sendiri. Ia juga peduli terhadap kawannya yang kekurangan.

Pada 1937, ia menerima telegram yang mengatakan dia dipindah dari Digul ke Banda Neira. Hatta pindah bersama Syahrir pada bulan Februari pada tahun itu, dan mereka menyewa sebuah rumah yang cukup besar. Di situ, ada beberapa kamar dan ruangan yang cukup besar. Adapun ruangan besar itu digunakannya untuk menyimpan bukunya dan tempat bekerjanya.

Sewaktu di Banda Neira, ia bercocok tanam dan menulis di koran "Sin Tit Po" (dipimpin Liem Koen Hian; bulanan ini berhenti pada 1938) dengan honorarium f 75 dalam Bahasa Belanda. Kemudian, ia menulis di Nationale Commantaren (Komentar Nasional; dipimpin Sam Ratulangi) dan juga, ia menulis di koran Pemandangan dengan honorarium f 50 sebulan per satu/dua tulisan. Hatta juga pernah menerima tawaran Kiai Haji Mas Mansur untuk ke Makassar, dia menolak dengan alasan kalaupun dirinya ke Makassara dia masih berstatus tahanan juga. Waktu itu, sudah ada Cipto Mangunkusumo dan Iwa Kusumasumantri. Mereka semua sudah saling mengenal.

Selain itu, di Banda Neira, Hatta juga mengajar kepada beberapa orang pemuda. Anak dr. Cipto belajar tata-buku dan sejarah. Ada juga anak asli daerah Banda Neira yang belajar kepada Hatta. Ada seorang kenalan Hatta dari Sumatera Barat yang mengirimkan dua orang kemenakannya untuk belajar ekonomi dan juga sejarah. Selain itu, dari Bukittinggidikirim Anwar Sutan Saidi sebanyak empat orang pemuda yang belajar kepada Hatta.

Pada tahun 1941, Mohammad Hatta menulis artikel di koran Pemandangan yang isinya supaya rakyat Indonesia jangan memihak kepada baik ke pihak Barat ataupun fasisme Jepang. Kelak, pada zaman Jepang tulisan Hatta dijadikan bahan oleh penguasa Jepang untuk tidak percaya Hatta selama Perang Pasifik. Yang mana, kelak tulisan Hatta dibaca Murase, seorang Wakil Kepala Kenpeitei (dinas intelijen) dan menyarankan Hatta agar mengikuti Nippon Sheisin di Tokyo pada November 1943.

 

Penjajahan Jepang : 1942 - 1945

 

Pada tanggal 8 Desember 1941, angkatan perang Jepang menyerang Pearl HarborHawaii. Ini memicu Perang Pasifik, dan setelah Pearl Harbor, Jepang segera menguasai sejumlah daerah, termasuk Indonesia. Dalam keadaan genting tersebut, Pemerintah Belanda memerintahkan untuk memindahkan orang-orang buangan dari Digul ke Australia, karena khawatir kerjasama dengan Jepang. Hatta dan Syahrir dipindahkan pada Februari 1942, ke Sukabumi setelah menginap sehari di Surabaya dan naik kereta api ke Jakarta. Bersama kedua orang ini, turut pula 3 orang anak-anak dari Banda yang dijadikan anak angkat oleh Syahrir.

Setelah itu, ia dibawa kembali ke Jakarta. Ia bertemu Mayor Jenderal Harada. Hatta menanyakan keinginan Jepang datang ke Indonesia. Harada menawarkan kerjasama dengan Hatta. Kalau mau, ia akan diberi jabatan penting. Hatta menolak, dan memilih menjadi penasihat. Ia dijadikan penasihat dan diberi kantor di Pegangsaan Timur dan rumah di Oranje Boulevard (Jalan Diponegoro). Orang terkenal pada masa sebelum perang, baik orang pergerakan, atau mereka yang bekerja sama dengan Belanda, diikutsertakan seperti Abdul Karim Pringgodigdo, Surachman, Sujitno Mangunkususmo, Sunarjo KolopakingSupomo, dan Sumargo Djojohadikusumo. Pada masa ini, ia banyak mendapat tenaga-tenaga baru. Pekerjaan di sini, merupakan tempat saran oleh pihak Jepang. Jepang mengharapkan agar Hatta memberikan nasihat yang menguntungkan mereka, malah Hatta memanfaatkan itu untuk membela kepentingan rakyat.

 

Mempersiapkan kemerdekaan Republik Indonesia Dan Menjadi Wakil Presiden pertama di Indonesia : 1945

                                                                                               

Saat-saat mendekati Proklamasi pada 22 Juni 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) membentuk panitia kecil yang disebut Panitia Sembilan dengan tugas mengolah usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara Indonesia. Panitia kecil itu beranggotakan 9 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno. Anggota lainnya Bung Hatta, Mohammad YaminAchmad SoebardjoA.A. MaramisAbdulkahar MuzakirWahid HasyimH. Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.

Kemudian pada 9 Agustus 1945, Bung Hatta bersama Bung Karno dan Radjiman Wedyodiningrat diundang ke Dalat (Vietnam) untuk dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Badan ini bertugas melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada Indonesia. Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Panglima Asia Tenggara Jenderal Terauchi. Puncaknya pada 16 Agustus 1945, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok hari dimana Bung Karno bersama Bung Hatta diculik kemudian dibawa ke sebuah rumah milik salah seorang pimpinan PETA, Djiaw Kie Siong, di sebuah kota kecil Rengasdengklok (dekat Karawang, Jawa Barat).

Penculikan itu dilakukan oleh kalangan pemuda, dalam rangka mempercepat tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Malam hari, mereka mengadakan rapat untuk persiapan proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta. Sebelum rapat, mereka menemui somabuco (kepala pemerintahan umum) Mayjen Nishimura untuk mengetahui sikapnya mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepahaman sehingga tidak adanya kesepahaman itu meyakinkan mereka berdua untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan itu tanpa kaitan lagi dengan Jepang.

Pada 17 Agustus 1945, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat Indonesia dia bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pukul 10.00 WIB. Dan keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, dia resmi dipilih sebagai Wakil Presiden RI yang pertama mendampingi Presiden Soekarno.

Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta amat gigih bahkan dengan nada sangat marah, menyelamatkan Republik dengan mempertahankan naskah Linggarjati di Sidang Pleno KNIP di Malang yang diselenggarakan pada 25 Februari – 6 Maret 1947 dan hasilnya Persetujuan Linggajati diterima oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sehingga anggota KNIP menjadi agak lunak pada 6 Maret 1947.

Pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947, Hatta dapat meloloskan diri dari kepungan Belanda dan pada saat itu dia masih berada di Pematangsiantar. Dia dengan selamat bersama dengan Gubernur Sumatera Mr. T. Hassan tiba di Bukittinggi. Sebelumnya pada 12 Juli 1947 Bung Hatta mengadakan Kongres Koperasi I di Tasikmalayayang menetapkan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi di Indonesia.

Kemudian, Bung Hatta dengan kewibawaannya sebagai Wakil Presiden hendak memperjuangkan sampai berhasil Perjanjian Renville dengan berakibat jatuhnya Kabinet Amir dan digantikan oleh Kabinet Hatta. Pada era Kabinet Hatta yang dibentuk pada 29 Januari 1948, Bung Hatta menjadi Perdana Menteri dan merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan.

Suasana panas waktu timbul Pemberontakan PKI Madiun dalam bulan September 1948, memuncak pada penyerbuan tentara Belanda ke Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Bung Hatta bersama Bung Karno diangkut oleh tentara Belanda pada hari itu juga. Pada tahun yang sama, Bung Hatta bersama Bung Karno diasingkan ke Menumbing, Bangka. Beberapa waktu setelah pengasingan karena mengalami adanya sebuah perundingan Komisi Tiga Negara (KTN) di Kaliurang, di mana Critchley datang mewakili Australia dan Cochran mewakili Amerika.

Mohammad Hatta berpidato di hadapan para peserta Konferensi Persiapan Nasional di Jakarta pada 26 November 1949.

Pada Juli 1949, terjadi kemenangan Cochran dalam menyelesaikan perundingan Indonesia. Tahun ini, terjadilah sebuah perundingan penting, Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag sesudah berunding selama 3 bulan, pada 27 Desember 1949 kedaulatan NKRI kita miliki untuk selamanya. Ratu Juliana memberi tanda pengakuan Belanda atas kedaulatan negara Indonesia tanpa syarat kecuali Irian Barat yang akan dirundingkan lagi dalam waktu setahun setelah Pengakuan Kedaulatan kepada Bung Hatta yang bertindak sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia di Amsterdam dan di Jakarta.

Di Amsterdam dari Ratu Juliana kepada Drs. Mohammad Hatta dan di Jakarta dari Dr. Lovink yang mewakili Belanda kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sehingga pada akhirnya negara Indonesia menjadi negara Republik Indonesia Serikat (RIS), Bung Hatta terpilih menjadi Perdana Menteri RIS juga merangkap sebagai Menteri Luar Negeri RIS dan berkedudukan di Jakarta dan Bung Karno menjadi Presiden RIS. Ternyata RIS tidak berlangsung lama, dan pada 17 Agustus 1950, Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ibu kota Jakarta dan Perdana Menteri Mohammad Natsir. Bung Hatta menjadi Wakil Presiden RI lagi dan berdinas di Jalan Medan Merdeka Selatan 13 Jakarta.

 

                           

 

 

SIMPULAN

 

         Dari penjelasan di atas kita dapat mengambil simpulan mulai dari Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi Sumatra Barat. Di kota kecilyang indah inilah Bung Hatta di besarkan di lingkungan, keluarga ibunya (Saleha). Studi perguruan tinggi bagi hatta tidak cukup hanya menimba ilmu yang terlepas dari konteks masyarakat. Hatta menghabiskan belasan tahun untuk menyelesaikan studinya di Rotterdam. Masa itu merupakan saat menempa dirinya sehingga menjadikan beliau sebagai pejuang yang tangguh. Bersama Soekarno dan pejuang lain nya, ia mengantarkan bangsa indonesia ke pintu gerbang ke merdekaan. Walaupun bung Hatta sudah tiada, beliau tetap hidup melalui pemikiran, prinsip dan kualitas pribadi beliau yang positif. Menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia, sudah selayaknya kita teladani sisi positif kualitas kepemimpinan beliau yang berpegang teguh pada prinsip, berjuang tanpa kekerasan, berusaha melakukan yang terbaik, dan senantiasa berkarya untuk kepentingan bangsa.

 

 

 

DAFTAR PUSAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta

http://digilib.uinsby.ac.id/5378/4/Bab%201.pdf