Sabtu, 03 November 2018

02181310103 PERISTIWA MADIUN

DESKRIPSI

 

Peristiwa Madiun (Madiun Affairs) / Pemberontakan PKI 1948 /Pemberontakan PKI Madiun merupakan salah satu pemberontakan (gagal) yang -menurutOrde Baru- didalangi PKI (Partai Komunis Indonesia), yang terjadi di Jawa Timur antara bulan September hingga Desember 1948. Ada sejumlah pihak yang merasa bahwa tuduhan bahwa PKI adalah dalang peristiwa ini sebetulnya merupakan rekayasa pemerintah OrdeBaru (dan sebagian pelaku Orde Lama). Pasalnya hingga era Orde Lama usai, peristiwaini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Parta Komunis Indonesia (PKI). Baru pada era Orde Baru peristiwa inimulai dinamakan pemberontakan PKI.Membahas mengenai pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Kabinet Amir Syarifuddin jatuhdisebabkan oleh kegagalannya dalam perundingan Renville yang sangat merugikanIndonesia. Setelah Amir Syarifuddin turun dari kabinetnya dan digantikan oleh KabinetHatta. Amir Syarifuddin merasa kecewa kemudian bersama kelompok-kelompok sayapkiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut.

PEMBAHASAN

Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddinmembentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR sendiriterdiri dari Partai Sosialis Indonesia, PKI, Pesindo, PBI, dan Sarbupri. Setelah terbentuk, FDRkemudian membentuk organisasi kaum petani dan buruh.Strategi yang diterapkan FDR untuk membantu Amir Syarifuddin dalam merebutkembali kabinetnya / menjatuhkan kabinet hatta adalah:

1.FDR berusaha menumbuhkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dengancara melakukan pemogokan umum dan berbagai bentuk pengacauan.

2.Didalam parlemen, FDR mengusahakan terbentuknya Front Nasional yangmempersatukan berbagai kekuatan sosial politik untuk menggulinkan Kabinet Hatta.

3.Madiun dijadikan sebagai basis pemerintah sedangkan Surakarta dibuat sebagai daerahkacau untuk mengalihkan perhatian TNI kala itu.

4.FDR menarik pasukan yang berada dalam medah perang untuk memperkuat wilayahyang dibinanya.Pada tanggal 11 Agustus 1948, Setelah Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Semenjak itulah bersatu kekuatan PKI dan FDR dibawah pimpinanMuso dan Amir Syarifuddin. Kelompok gabungan PKI dan FDR ini seringkali melakukan aksi-aksinya antara lain

1.Melancarkan propaganda anti pemerintah.

2.Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan misalnya di pabrik karung di Delanggu Klaten.

3.Melakukan pembunuhan-pembunuhan misalnya pada tanggal 13 September 1948tokoh pejuang 1945 Dr. Moewardi diculik dan dibunuh. kemudian bentrok senjata diSolo 2 Juli 1948, Komandan Divisi LIV yakni Kolonel Sutarto secara tiba-tibaterbunuh.Mengetahui hal itu, pemerintah langsung memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yangtidak terlibat adudomba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya. Operasi inidipimpin oleh kolonel Gatot Subroto.Pemerintah Indonesia sejatinya sudah melakukan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan sampai mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka, untukmeredam gerak ofensif PKI Muso. Namun kondisi politik sudah amat panas, sehingga pada pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yangmemihak PKI dengan TNI mulai meletus. PKI dan kelompok pendukungnya (FDR) kemudianmemusatkan diri di Madiun. Muso pun kemudian pada tanggal 18 September 1948memproklamirkan Republik Soviet Indonesia.

Hari berikutnya, PKI/FDR menyatakan pembentukan pemerintahan baru. Selain diMadiun, PKI juga mengumumkan hal yang sama pula di Pati, Jawa Tengah. Pemberontakanini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa tokoh agama dan polisi.Untuk mengembalikan keamanan secara menyeluruh di Madiun, pemerintah bergerakcepat. Provinsi Jawa Timur dijadikan daerah istimewa, selanjutnya Kolonel Sungkono diangkatsebagai gubernur militer. Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 20 September 1948dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution.Salah satu operasi penumpasan ini adalah pengejaran Musso yang melarikan diri keSumoroto, sebelah barat Ponorogo. Pada operasi tersebut Musso berhasil ditembak mati.Sedangkan Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhihukuman mati. Amir sendiri tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan sisa-sisa pemberontak yang tidak tertangkap melarikan diri ke arah Kediri, Jawa Timur. Merekalahyang kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesiasebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Akibat dari pemberontakan PKIMadium sendiri, diperkirakan terdapat ribuan orang tewas dan ditangkap pemerintah akibat pemberontakan ini.

 

A.Tujuan Pemberontakan PKI Madiun

Terdapat beragam motif dan tujuan dalam pemberontakan PKI Madium /Pemberontakan PKI 1948, namun tujuan utama dari pemberontakan PKI Madiun ini adalah:

1.Untuk menggulingkan kebinet Hatta

2.Untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila danmenggantinya dengan negara komunis.

3.Untuk mendirikan Negara Republik Soviet Indonesia yang berazaskan komunisme.Dengan diatasinya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa Indonesiadari ancaman ideologi komunis yang bersebrangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dari pihak asing. Dalam kondisi bangsa yang masih begitu sulit kala itu, ternyata RepublikIndonesia berhasil menggagalkan pemberontakan yang relatif besar oleh kaum komunisdalam waktu singkat.Peristwa Madiun (atau Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan yang tejadidi Jawa Timur bulan September

Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengandiproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 diMadiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula olehMenteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwaini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulaidinamakan pemberontakan PKI.3

Bersamaan dengan itu ter jadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiunyang tidak baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokohmasyarakat dan agama.Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihakmerasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama) Tawaran bantuan dari Belanda.Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuanuntuk menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintahRepublik Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akansegera memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia. Memang kelompok kiri termasuk Amir SyarifuddinHarahap, tengah membangun kekuatan untuk menghadapi Pemerintah RI, yang dituduhtelah cenderung berpihak kepada AS.

 

B.Latar Belakang Lahirnya PKI Madiun

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagaiorganisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongansosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai SosialisIndonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok DiskusiPatuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalamkelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, SyamKamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapakomandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan BrigadeIII, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadiKomandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo,Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri.Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembalidari Moskow, Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempatikembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dankomandan pasukan bergabung dengan Musso, antara lain Mr. Amir Sjarifuddin Harahap,dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, dll.Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihakmenyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuhTujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negarakomunis. Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "HuisjeHansje" Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Sukiman, MenteriDalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkandi pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran(pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan",diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal(proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yangmenyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta,sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency

 – 

 CIA.Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio diMadiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi KaresidenanMadiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa padadia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dariPemerintah Pusat.Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melaluiradio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-AmirSyarifuddin atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itudisebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI Madiun.

 

C.Persiapan RI untuk Melawan PKI

Pada 18 September 1948 pagi, Soemarsono selaku Gubernur Militer (PKI) dan atasnama pemerintah Front Nasional setempat, memproklamasikan tidak terikat lagi kepada RI pimpinan Soekarno-Hatta, dan memaklumkan pemerintah Front Nasional. Kekuatan militerPKI untuk melakukan makar adalah kesatuan-kesatuan Brigade XXIX eks Pesindo, pimpinan Kolonel Dachlan. Mereka bersenjata lengkap dan berpengalaman tempur.Dari Madiun PKI menabuh genderang perang menantang RI. Dari Yogyakarta, pada 19September jam 22:00, Presiden Soekarno berpidato keras antara lain:

"….. Kemarin pagi Muso mengadakan kup dan mendirikan suatu pemerintahan Soviet di bawah pimpinanMuso. Perampasan kekuasaan ini dipandang sebagai permulaan untuk merebut seluruh pemerintahan RI. Ternyata peristiwa Solo dan Madiun tidak berdiri sendiri-sendiri,melainkan satu rantai-tindakan untuk merobohkan pemerintah

RI"

 "……Bantulah pemerintah, bantulah alat-alat pemerintah dengan sepenuh tenaga, untukmemberantas semua bentuk pemberontakan dan mengembalikan pemerintahan yang sah didaerah yang bersangkutan. Rebut kembali Madiun, Madiun harus segera di tangan kita

kembali…."

 Pada 20 September 1948 diadakan sidang Dewan Siasat Militer dipimpin PM/MenteriPertahanan Hatta. Apabila tidak diadakan tindakan cepat menumpas PKI, Belanda akanmelakukan intervensi. Angkatan Perang harus secepatnya merebut Madiun kembali.Kolonel A.H. Nasution sebagai kepala staf Operasi MBAP menyanggupi merebut kembaliMadiun dalam waktu dua minggu.

 

D.Perlawanan RI terhadap PKI

Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur MiliterWilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari DivisiSiliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinanM. Yasin.Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapatmenumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar,kekuatan inti pasukan.Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republikyang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdekadi Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka,lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap.

 

E.Akhir Revolusi PKI Madiun 1948

Usaha Pemerintah untuk menumpas pemberontakan dilaksanakan oleh Divisi Narotama pimpinan Sungkono dan Divisi Siliwangi yang merupakan pasukan yang dianggap paling dekat dengan pemerintah. Reaksi tentara pro pemerintah menuju madiun untuk

menumpas pemberontakan PKI, dijelaskan lebih lanjut oleh seorang sejarahwan," Pasukan

- pasukan pro-pemerintah yang dipelopori Divisi Siliwangi kini bergerak menuju Madiun, dimana terdapat antara 10.000 dan 25.000 tentara yang pro-PKI.Langkah Divisi Siliwangi dalam operasi militernya dari arah Tawangmangu, Sarangan,Plaosan, Magetan, Gorang gareng, Maospati, takaeran, Walikukun, Ngawi Hingga masuk keMadiun. Selanjutnya dari arah timur, Nganjuk, Gunung Wilis dilaksanakan oleh LaskarHizbullah, kemudian dilanjutkan mengejar Musso yang lari ke Ponorogo. Batalyon Sambasdari Divisi Siliwangi seletah membebaskan Gorang Gareng dari pemberontakan PKI langsungmenuju Madiun. Tanpa kesulitan berarti Batalyon Sambas langsung menguasai RRI Madiun dan Langsung menyiarkan bahwa Madiun sudah dikuasai dalam rangka pembersihan Madiun.

Suryanegara menjelaskan kondisi masyarakat pada saat datangnya pasukan Siliwangi, "Rakyat

dan pelajar terkejut dengan hadairnya Tentara Siliwangi dan Brigade S, masuk Madiun dengan bendera Merah Putih. Ternyata, kudeta PKI di Madiun 19 september 1948 hanya mampu bertahan selama 11 hari. Tepat 30 September 1948 jam 16.00 Tentara Siliwangi pimpinanMayor Sambas berhasil merebut kembali Madiun".

 Jendral sudirman mengangkat Kolonel Sungkono menjadi Gubernur Militer JawaTimur dan secara khusus ditugaskan menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Delapan belas jam kemudian dari Markas Besar Soengkono di Kediri mengumumkan darurat Militer danmeminta Masyarakat untuk mendukung pemerintahan baru tersebut. Walaupun Soengkono bersumpah setia kepada Presiden dan Panglima Besar Angkatan Bersenjata, tapi pada awalnyamenolak berpartisipasi dalam operasi pemulihan Madiun yang dilaksanakan sejak 21September di Solo. Soengkono pada umumya menghormati pasukan non-reguler dari ideologimanapun. karena soengkono sadar akan adanya peran saling melengkapi dalam perjuangankemerdekaan. Soengkono membuktikan loyalitas pada pemerintah pusat dengan melucutiletkol Dachlan yang disebut-sebut Presiden Sukarno sebagai salah satu yang terlibat kudeta.Pada tanggal 27 September, Kediri berada di bawah kekuasaan pemerintah sepenuhnya.Serangan Belanda menjelang agresi militer ke-2 terhadap Jawa Timur dipandang sangat besarkemungkinannya, sehingga Soengkono tidak bisa konsentrasi secara penuh menghadapi PKI.

Letnan Kolonel Surahmad di bawah perintah Soengkono tampil untuk menenangkankeadaan dan memerintahkan anggota PKI paling lambat 22 September. Surahmad membentuk pasukan ekspedisi kecil untuk Madiun dengan mengirim Yonosewoyo dan Sabarudin.Sabarudin dan pasukannya yang diberi nama Kompi Macan Kerah berhasil menjebol basis pertahanan PKI di Dungus melalui lereng gunung Wilis. Walaupun pada akhirnya oprasi inikurang sukses karena basis pertahanan PKI sudah dikuasai pasukan dari Divisi Siliwangi.Tanggal 28 September Madiun sudah dikepung oleh pasukan pemerintah dari segala jurusan dan tanggal 30 September kota Madiun sudah diamankan oleh pasukan Republik.Tentara PKI menyingkir kearah timur menuju Dungus. Ketika pasukan Divisi Siliwangi sampaike Dungus, tentara PKI sudah menyingkir ke Kresek. Karena Pos PKI di Dungus sudahdiserang oleh kesatuan-kesatuan Sabarudin atas perintah Sungkono. Di Kresek sudah berkumpul para petinggi PKI seperti Musso, Amir Sjarifudin, Abdul Muntalib, MarutoDarusman, Suripno, Katamhadi, D. Mangku, nona Sriatin, Fransisca Fangidy, Sumarsono,Kolonel Sujoto, Wikana, Joko Suyono, Mayor Banu Mahdi, Mayor Abdul Rahman dan ribuantentara PKI.Di lereng Gunung Wilis ini pasukan PKI bertindak membabi buta. Tak luput tokoh-tokoh agama juga menjadi sasaran mereka, seperti Kyai Selo (Abdul Khamid) dan anaknyadibunuh sedangkan Kyai Zubir dimasukan ke dalam sumur hidup-hidup. Di antara yangmenjadi korban juga adalah Kol. Marhadi Rata-rata korban pembantaian PKI mayat-mayatnyadibuang begitu saja layaknya bangkai tikus. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan dandi buang ke sungai Bengawan Madiun. Korban-korban penculikan diperkirakan tidak ada yang bisa selamat, mereka dibantai secara keji. Ditusuk, ditembak, disembelih dan dilempar ke sumur seperti itulah kekejaman PKI di Madiun. Menurut saksi hidup Mariyun Harjo "Saat itu,

suami saya dijemput oleh sekelompok orang dengan alasan akan melakukan suatu rapatmendadak di daerah Kresek, Kecamatan Wungu. Namun, sesampai di sana semua orang yang ada disiksa lalu dibuang". Sepertinya kata-kata Mariyun mewakili semua kekejaman PKI.Diperkirakan jumlah total keganasan PKI warga Madiun pada tahun 1948 mencapai ribuan orang.Tentara PKI berjalan jauh menghindari TNI setelah kekalahan di lereng gunung Wilismenuju Ngebel, Ponorogo. Kemudian pasukan PKI mundur lagi ke arah Pulung dan menujuBalong arah Pacitan, PKI bertahan selama seminggu di daerah Gunung Gambes terletak antaraSlahung, Tegalombo & Pacitan (Poeze, 2011). Di daerah Sumoroto Musso tewas karenaterpisah dari rombongan PKI. Musso tewas tertembak oleh lettu Sumadi (Maksum, et al.,1990). Jenazah Musso akhirnya dibakar karena gagalnya proses pengawetan pihak rumah sakitPonorogo.

Longmars Pasukan PKI dilanjutkan dari Gunung Gambes menuju ke utara untukmelewati garis status Quo. Perjalanan melewati Purwaantoro Wonogiri dan berjalan mendakigunung Lawu. Perjalanan dilanjutkan menuruni gunung Lawu menuju Ngawi melewatiPlaosan, Sarangan dan Cemarasewu berhasil mengalahkan TNI dan merampas perbekalan.Pada saat di Ngawi, 9 November 1948 pasukan PKI bertemu dengan rombongan mantanGubernur Soerjo. Mobil Gubernur Jawa Timur RM

Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ketiga orang tersebut dibunuh danmayatnya dibuang di dalam hutan. Mobil Soerjo dibakar dan Soerjo beserta rombongannyadibunuh. Selain mantan Gubenur Soerjo, kobannya adalah Komisaris besar polisi M. Doerjatdan komisaris polisi Soeroko.Perjalanan PKI berhenti di alas Klambu Purwodadi. Sebenarnya rombongan PKI sudahdekat dengan garis Van Mook yang bisa menghentikan pengejaran TNI. Menurut Suryanegara,

"… Amir, Soeripno, dan Harjono dengan

 pasukan PKI yang dipimpin oleh Djoko Soejono danSumarsono, pada tanggal 29 November 1948 ditangkap oleh kompi Pasopati. Kemudian

diserahkan kepada batalyon R.A Kosasih/Brigade Siliwangi" (2010: 259). Sesudah pemberontakan madiun dihentikan, Soemarsono berhasil menyelamatkan diri dan lari kewilayah yang diduduki belanda. Ketika tertangkap Soemarsono tutup mulut. Soemarsonomengaku bernama Soedardjo, Soemarsono tidak berbohong karena nama nama Soemarsonosebenarnya Soedardjo Marsono.Tanggal 19 Desember 1948, sekitar tengah malam, di dekat desa Ngalihan, AmirSjarifuddin ditembak dengan pistol pada kepalanya oleh seorang letnan Polisi Militer, sebuahsatuan khusus dalam Angkatan Bersenjata Indonesia. Sebelum itu beberapaorang penduduk desa setempat diperintahkan menggali sebuah lubang kubur besar. Darirombongan sebelas orang yang diangkut dengan truk dari penjara di Solo, Amir orang pertamayang dieksekusi malam itu. Beberapa hari sebelumnya ia, dan beberapa orang lainnya lagi,secara diam-diam telah dipindahkan ke rumah penjara ini dari tempat penahanan mereka diBenteng Yogyakarta.Pada tanggal 19 Desember 1948 sebelas orang pemimpin dan anggota PKI dibunuh diDukuh Ngalihan Kelurahan Halung Kabupaten Karanganyar Karesidenan Surakarta pada jam23.30 yaitu: 1. Amir Syarifudin, 2. Suripno, 3. Maruto Darusman, 4. Sarjono, 5. Dokosuyono,6. Oei Gee Hwat, 7. Haryono, 8. Katamhadi, 9. Sukarno, 10. Ronomarsono, 11. D. Mangku.Sementara itu lebih kurang 36.000 aktivis revolusioner lainnya ditangkap dimasukkan dalam penjara dan sebagian dibunuh tanpa proses hukum a.l. di penjara Magelang 31 anggota dansimpatisan PKI, di Kediri berpuluh-puluh orang termasuk Dr. Rustam, anggota Fraksi PKI danBP KNIP, di Pati antara lain Dr. Wiroreno dan banyak lagi yang lainnya.

 

PENUTUPAN.

Terjadinya pemberontakan di kota Madiun membuat keamanan di daerah tersebut tidak stabil sehingga meresahkan warga yang berada di daerah tersebut. Akibat pemberontakan tersebut, aktivitas warga biasa seperti petani dan buruh terganggu.Kelancaran untuk membangun bangsa pada saat itu menjadi terganggu dan hal inimerugikan masyarakat Indonesia. Dampak lain yang disebabkan oleh pemberontakan PKIyakni, banyaknya korban jiwa yang baik dari anggota TNI maupun anggota PKI, tidaksedikit pasukan kedua pihak yang terluka dan mati. Pasukan PKI juga banyak yangmeninggal karena kelaparan dan penyakit. Pemberontakan PKI ini melibatkan setidaknya8 Batalyon dan pasukan Militer Indonesia yang harus bertempur melawan para pemberontak yang sebetulnya juga merupakan rakyat Indonesia.

 

 

SUMBER

www.jagoips.wordpress.comwww..habibmaulana9a19ang6.wordpress.comwww.g30s-pki.comwww.irwantoadi926.blogspot.comwww.edusejarah.blogspot.comwww.widodoakirazu.blogspot.com

 

https://html2-f.scribdassets.com/2y7fn8gfsw6lsk4v/images/10-ac8caec38d.jpghttps://html2-f.scribdassets.com/2y7fn8gfsw6lsk4v/images/10-ac8caec38d.jpghttps://html2-f.scribdassets.com/2y7fn8gfsw6lsk4v/images/10-ac8caec38d.jpghttps://html2-f.scribdassets.com/2y7fn8gfsw6lsk4v/images/10-ac8caec38d.jpg

 

 DESKRIPSI

 

Peristiwa Madiun (Madiun Affairs) / Pemberontakan PKI 1948 /Pemberontakan PKI Madiun merupakan salah satu pemberontakan (gagal) yang -menurutOrde Baru- didalangi PKI (Partai Komunis Indonesia), yang terjadi di Jawa Timur antara bulan September hingga Desember 1948. Ada sejumlah pihak yang merasa bahwa tuduhan bahwa PKI adalah dalang peristiwa ini sebetulnya merupakan rekayasa pemerintah OrdeBaru (dan sebagian pelaku Orde Lama). Pasalnya hingga era Orde Lama usai, peristiwaini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Parta Komunis Indonesia (PKI). Baru pada era Orde Baru peristiwa inimulai dinamakan pemberontakan PKI.Membahas mengenai pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada tahun 1948. Kabinet Amir Syarifuddin jatuhdisebabkan oleh kegagalannya dalam perundingan Renville yang sangat merugikanIndonesia. Setelah Amir Syarifuddin turun dari kabinetnya dan digantikan oleh KabinetHatta. Amir Syarifuddin merasa kecewa kemudian bersama kelompok-kelompok sayapkiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut.

PEMBAHASAN

Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddinmembentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) Untuk memperkuat basis massa, FDR sendiriterdiri dari Partai Sosialis Indonesia, PKI, Pesindo, PBI, dan Sarbupri. Setelah terbentuk, FDRkemudian membentuk organisasi kaum petani dan buruh.Strategi yang diterapkan FDR untuk membantu Amir Syarifuddin dalam merebutkembali kabinetnya / menjatuhkan kabinet hatta adalah:

1.FDR berusaha menumbuhkan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah dengancara melakukan pemogokan umum dan berbagai bentuk pengacauan.

2.Didalam parlemen, FDR mengusahakan terbentuknya Front Nasional yangmempersatukan berbagai kekuatan sosial politik untuk menggulinkan Kabinet Hatta.

3.Madiun dijadikan sebagai basis pemerintah sedangkan Surakarta dibuat sebagai daerahkacau untuk mengalihkan perhatian TNI kala itu.

4.FDR menarik pasukan yang berada dalam medah perang untuk memperkuat wilayahyang dibinanya.Pada tanggal 11 Agustus 1948, Setelah Musso tiba dari Moskow. Amir dan FDR segera bergabung dengan Musso. Semenjak itulah bersatu kekuatan PKI dan FDR dibawah pimpinanMuso dan Amir Syarifuddin. Kelompok gabungan PKI dan FDR ini seringkali melakukan aksi-aksinya antara lain

1.Melancarkan propaganda anti pemerintah.

2.Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan misalnya di pabrik karung di Delanggu Klaten.

3.Melakukan pembunuhan-pembunuhan misalnya pada tanggal 13 September 1948tokoh pejuang 1945 Dr. Moewardi diculik dan dibunuh. kemudian bentrok senjata diSolo 2 Juli 1948, Komandan Divisi LIV yakni Kolonel Sutarto secara tiba-tibaterbunuh.Mengetahui hal itu, pemerintah langsung memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yangtidak terlibat adudomba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya. Operasi inidipimpin oleh kolonel Gatot Subroto.Pemerintah Indonesia sejatinya sudah melakukan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan sampai mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka, untukmeredam gerak ofensif PKI Muso. Namun kondisi politik sudah amat panas, sehingga pada pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yangmemihak PKI dengan TNI mulai meletus. PKI dan kelompok pendukungnya (FDR) kemudianmemusatkan diri di Madiun. Muso pun kemudian pada tanggal 18 September 1948memproklamirkan Republik Soviet Indonesia.

Hari berikutnya, PKI/FDR menyatakan pembentukan pemerintahan baru. Selain diMadiun, PKI juga mengumumkan hal yang sama pula di Pati, Jawa Tengah. Pemberontakanini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa tokoh agama dan polisi.Untuk mengembalikan keamanan secara menyeluruh di Madiun, pemerintah bergerakcepat. Provinsi Jawa Timur dijadikan daerah istimewa, selanjutnya Kolonel Sungkono diangkatsebagai gubernur militer. Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 20 September 1948dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution.Salah satu operasi penumpasan ini adalah pengejaran Musso yang melarikan diri keSumoroto, sebelah barat Ponorogo. Pada operasi tersebut Musso berhasil ditembak mati.Sedangkan Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhihukuman mati. Amir sendiri tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan sisa-sisa pemberontak yang tidak tertangkap melarikan diri ke arah Kediri, Jawa Timur. Merekalahyang kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesiasebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Akibat dari pemberontakan PKIMadium sendiri, diperkirakan terdapat ribuan orang tewas dan ditangkap pemerintah akibat pemberontakan ini.

 

A.Tujuan Pemberontakan PKI Madiun

Terdapat beragam motif dan tujuan dalam pemberontakan PKI Madium /Pemberontakan PKI 1948, namun tujuan utama dari pemberontakan PKI Madiun ini adalah:

1.Untuk menggulingkan kebinet Hatta

2.Untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila danmenggantinya dengan negara komunis.

3.Untuk mendirikan Negara Republik Soviet Indonesia yang berazaskan komunisme.Dengan diatasinya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa Indonesiadari ancaman ideologi komunis yang bersebrangan dengan ideologi Pancasila. Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri, tanpa bantuan apa pun dari pihak asing. Dalam kondisi bangsa yang masih begitu sulit kala itu, ternyata RepublikIndonesia berhasil menggagalkan pemberontakan yang relatif besar oleh kaum komunisdalam waktu singkat.Peristwa Madiun (atau Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan yang tejadidi Jawa Timur bulan September

Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengandiproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 diMadiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula olehMenteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwaini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulaidinamakan pemberontakan PKI.3

Bersamaan dengan itu ter jadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiunyang tidak baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokohmasyarakat dan agama.Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihakmerasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama) Tawaran bantuan dari Belanda.Pada awal konflik Madiun, pemerintah Belanda berpura-pura menawarkan bantuanuntuk menumpas pemberontakan tersebut, namun tawaran itu jelas ditolak oleh pemerintahRepublik Indonesia. Pimpinan militer Indonesia bahkan memperhitungkan, Belanda akansegera memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan serangan total terhadap kekuatan bersenjata Republik Indonesia. Memang kelompok kiri termasuk Amir SyarifuddinHarahap, tengah membangun kekuatan untuk menghadapi Pemerintah RI, yang dituduhtelah cenderung berpihak kepada AS.

 

B.Latar Belakang Lahirnya PKI Madiun

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, muncul berbagaiorganisasi yang membina kader-kader mereka, termasuk golongan kiri dan golongansosialis. Selain tergabung dalam Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), Partai SosialisIndonesia (PSI) juga terdapat kelompok-kelompok kiri lain, antara lain Kelompok DiskusiPatuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Yang ikut dalamkelompok diskusi ini tidak hanya dari kalangan sipil seperti D.N. Aidit, SyamKamaruzzaman, dll., melainkan kemudian juga dari kalangan militer dan bahkan beberapakomandan brigade, antara lain Kolonel Joko Suyono, Letkol Sudiarto (Komandan BrigadeIII, Divisi III), Letkol Soeharto (Komandan Brigade X, Divisi III. Kemudian juga menjadiKomandan Wehrkreis III, dan menjadi Presiden RI), Letkol Dahlan, Kapten Suparjo,Kapten Abdul Latief dan Kapten Untung Samsuri.Pada bulan Mei 1948 bersama Suripno, Wakil Indonesia di Praha, Musso, kembalidari Moskow, Rusia. Tanggal 11 Agustus, Musso tiba di Yogyakarta dan segera menempatikembali posisi di pimpinan Partai Komunis Indonesia. Banyak politisi sosialis dankomandan pasukan bergabung dengan Musso, antara lain Mr. Amir Sjarifuddin Harahap,dr. Setiajid, kelompok diskusi Patuk, dll.Aksi saling menculik dan membunuh mulai terjadi, dan masing-masing pihakmenyatakan, bahwa pihak lainlah yang memulai. Banyak perwira TNI, perwira polisi, pemimpin agama, pondok pesantren di Madiun dan sekitarnya yang diculik dan dibunuhTujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negarakomunis. Kemudian pada 21 Juli 1948 telah diadakan pertemuan rahasia di hotel "HuisjeHansje" Sarangan, dekat Madiun yang dihadiri oleh Soekarno, Hatta, Sukiman, MenteriDalam negeri, Mohamad Roem (anggota Masyumi) dan Kepala Polisi Sukanto, sedangkandi pihak Amerika hadir Gerald Hopkins (penasihat politik Presiden Truman), Merle Cochran(pengganti Graham yang mewakili Amerika dalam Komisi Jasa Baik PBB). Dalam pertemuan Sarangan, yang belakangan dikenal sebagai "Perundingan Sarangan",diberitakan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menyetujui Red Drive Proposal(proposal pembasmian kelompok merah). Dengan bantuan Arturo Campbell, Sukanto berangkat ke Amerika guna menerima bantuan untuk kepolisian RI. Campbell yangmenyandang gelar resmi Atase Konsuler pada Konsulat Jenderal Amerika di Jakarta,sesungguhnya adalah anggota Central Intelligence Agency

 – 

 CIA.Diisukan, bahwa Sumarsoso tokoh Pesindo, pada 18 September 1948 melalui radio diMadiun telah mengumumkan terbentuknya Pemerintah Front Nasional bagi KaresidenanMadiun. Namun Soemarsono kemudian membantah tuduhan yang mengatakan bahwa padadia mengumumkan terbentuknya Front Nasional Daerah (FND) dan telah terjadi pemberontakan PKI. Dia bahwa FND dibentuk sebagai perlawanan terhadap ancaman dariPemerintah Pusat.Pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melaluiradio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-AmirSyarifuddin atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itudisebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian dinyatakan sebagai pemberontakan PKI Madiun.

 

C.Persiapan RI untuk Melawan PKI

Pada 18 September 1948 pagi, Soemarsono selaku Gubernur Militer (PKI) dan atasnama pemerintah Front Nasional setempat, memproklamasikan tidak terikat lagi kepada RI pimpinan Soekarno-Hatta, dan memaklumkan pemerintah Front Nasional. Kekuatan militerPKI untuk melakukan makar adalah kesatuan-kesatuan Brigade XXIX eks Pesindo, pimpinan Kolonel Dachlan. Mereka bersenjata lengkap dan berpengalaman tempur.Dari Madiun PKI menabuh genderang perang menantang RI. Dari Yogyakarta, pada 19September jam 22:00, Presiden Soekarno berpidato keras antara lain:

"….. Kemarin pagi Muso mengadakan kup dan mendirikan suatu pemerintahan Soviet di bawah pimpinanMuso. Perampasan kekuasaan ini dipandang sebagai permulaan untuk merebut seluruh pemerintahan RI. Ternyata peristiwa Solo dan Madiun tidak berdiri sendiri-sendiri,melainkan satu rantai-tindakan untuk merobohkan pemerintah

RI"

 "……Bantulah pemerintah, bantulah alat-alat pemerintah dengan sepenuh tenaga, untukmemberantas semua bentuk pemberontakan dan mengembalikan pemerintahan yang sah didaerah yang bersangkutan. Rebut kembali Madiun, Madiun harus segera di tangan kita

kembali…."

 Pada 20 September 1948 diadakan sidang Dewan Siasat Militer dipimpin PM/MenteriPertahanan Hatta. Apabila tidak diadakan tindakan cepat menumpas PKI, Belanda akanmelakukan intervensi. Angkatan Perang harus secepatnya merebut Madiun kembali.Kolonel A.H. Nasution sebagai kepala staf Operasi MBAP menyanggupi merebut kembaliMadiun dalam waktu dua minggu.

 

D.Perlawanan RI terhadap PKI

Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur MiliterWilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari DivisiSiliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinanM. Yasin.Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapatmenumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar,kekuatan inti pasukan.Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republikyang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdekadi Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka,lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap.

 

E.Akhir Revolusi PKI Madiun 1948

Usaha Pemerintah untuk menumpas pemberontakan dilaksanakan oleh Divisi Narotama pimpinan Sungkono dan Divisi Siliwangi yang merupakan pasukan yang dianggap paling dekat dengan pemerintah. Reaksi tentara pro pemerintah menuju madiun untuk

menumpas pemberontakan PKI, dijelaskan lebih lanjut oleh seorang sejarahwan," Pasukan

- pasukan pro-pemerintah yang dipelopori Divisi Siliwangi kini bergerak menuju Madiun, dimana terdapat antara 10.000 dan 25.000 tentara yang pro-PKI.Langkah Divisi Siliwangi dalam operasi militernya dari arah Tawangmangu, Sarangan,Plaosan, Magetan, Gorang gareng, Maospati, takaeran, Walikukun, Ngawi Hingga masuk keMadiun. Selanjutnya dari arah timur, Nganjuk, Gunung Wilis dilaksanakan oleh LaskarHizbullah, kemudian dilanjutkan mengejar Musso yang lari ke Ponorogo. Batalyon Sambasdari Divisi Siliwangi seletah membebaskan Gorang Gareng dari pemberontakan PKI langsungmenuju Madiun. Tanpa kesulitan berarti Batalyon Sambas langsung menguasai RRI Madiun dan Langsung menyiarkan bahwa Madiun sudah dikuasai dalam rangka pembersihan Madiun.

Suryanegara menjelaskan kondisi masyarakat pada saat datangnya pasukan Siliwangi, "Rakyat

dan pelajar terkejut dengan hadairnya Tentara Siliwangi dan Brigade S, masuk Madiun dengan bendera Merah Putih. Ternyata, kudeta PKI di Madiun 19 september 1948 hanya mampu bertahan selama 11 hari. Tepat 30 September 1948 jam 16.00 Tentara Siliwangi pimpinanMayor Sambas berhasil merebut kembali Madiun".

 Jendral sudirman mengangkat Kolonel Sungkono menjadi Gubernur Militer JawaTimur dan secara khusus ditugaskan menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Delapan belas jam kemudian dari Markas Besar Soengkono di Kediri mengumumkan darurat Militer danmeminta Masyarakat untuk mendukung pemerintahan baru tersebut. Walaupun Soengkono bersumpah setia kepada Presiden dan Panglima Besar Angkatan Bersenjata, tapi pada awalnyamenolak berpartisipasi dalam operasi pemulihan Madiun yang dilaksanakan sejak 21September di Solo. Soengkono pada umumya menghormati pasukan non-reguler dari ideologimanapun. karena soengkono sadar akan adanya peran saling melengkapi dalam perjuangankemerdekaan. Soengkono membuktikan loyalitas pada pemerintah pusat dengan melucutiletkol Dachlan yang disebut-sebut Presiden Sukarno sebagai salah satu yang terlibat kudeta.Pada tanggal 27 September, Kediri berada di bawah kekuasaan pemerintah sepenuhnya.Serangan Belanda menjelang agresi militer ke-2 terhadap Jawa Timur dipandang sangat besarkemungkinannya, sehingga Soengkono tidak bisa konsentrasi secara penuh menghadapi PKI.

Letnan Kolonel Surahmad di bawah perintah Soengkono tampil untuk menenangkankeadaan dan memerintahkan anggota PKI paling lambat 22 September. Surahmad membentuk pasukan ekspedisi kecil untuk Madiun dengan mengirim Yonosewoyo dan Sabarudin.Sabarudin dan pasukannya yang diberi nama Kompi Macan Kerah berhasil menjebol basis pertahanan PKI di Dungus melalui lereng gunung Wilis. Walaupun pada akhirnya oprasi inikurang sukses karena basis pertahanan PKI sudah dikuasai pasukan dari Divisi Siliwangi.Tanggal 28 September Madiun sudah dikepung oleh pasukan pemerintah dari segala jurusan dan tanggal 30 September kota Madiun sudah diamankan oleh pasukan Republik.Tentara PKI menyingkir kearah timur menuju Dungus. Ketika pasukan Divisi Siliwangi sampaike Dungus, tentara PKI sudah menyingkir ke Kresek. Karena Pos PKI di Dungus sudahdiserang oleh kesatuan-kesatuan Sabarudin atas perintah Sungkono. Di Kresek sudah berkumpul para petinggi PKI seperti Musso, Amir Sjarifudin, Abdul Muntalib, MarutoDarusman, Suripno, Katamhadi, D. Mangku, nona Sriatin, Fransisca Fangidy, Sumarsono,Kolonel Sujoto, Wikana, Joko Suyono, Mayor Banu Mahdi, Mayor Abdul Rahman dan ribuantentara PKI.Di lereng Gunung Wilis ini pasukan PKI bertindak membabi buta. Tak luput tokoh-tokoh agama juga menjadi sasaran mereka, seperti Kyai Selo (Abdul Khamid) dan anaknyadibunuh sedangkan Kyai Zubir dimasukan ke dalam sumur hidup-hidup. Di antara yangmenjadi korban juga adalah Kol. Marhadi Rata-rata korban pembantaian PKI mayat-mayatnyadibuang begitu saja layaknya bangkai tikus. Mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan dandi buang ke sungai Bengawan Madiun. Korban-korban penculikan diperkirakan tidak ada yang bisa selamat, mereka dibantai secara keji. Ditusuk, ditembak, disembelih dan dilempar ke sumur seperti itulah kekejaman PKI di Madiun. Menurut saksi hidup Mariyun Harjo "Saat itu,

suami saya dijemput oleh sekelompok orang dengan alasan akan melakukan suatu rapatmendadak di daerah Kresek, Kecamatan Wungu. Namun, sesampai di sana semua orang yang ada disiksa lalu dibuang". Sepertinya kata-kata Mariyun mewakili semua kekejaman PKI.Diperkirakan jumlah total keganasan PKI warga Madiun pada tahun 1948 mencapai ribuan orang.Tentara PKI berjalan jauh menghindari TNI setelah kekalahan di lereng gunung Wilismenuju Ngebel, Ponorogo. Kemudian pasukan PKI mundur lagi ke arah Pulung dan menujuBalong arah Pacitan, PKI bertahan selama seminggu di daerah Gunung Gambes terletak antaraSlahung, Tegalombo & Pacitan (Poeze, 2011). Di daerah Sumoroto Musso tewas karenaterpisah dari rombongan PKI. Musso tewas tertembak oleh lettu Sumadi (Maksum, et al.,1990). Jenazah Musso akhirnya dibakar karena gagalnya proses pengawetan pihak rumah sakitPonorogo.

Longmars Pasukan PKI dilanjutkan dari Gunung Gambes menuju ke utara untukmelewati garis status Quo. Perjalanan melewati Purwaantoro Wonogiri dan berjalan mendakigunung Lawu. Perjalanan dilanjutkan menuruni gunung Lawu menuju Ngawi melewatiPlaosan, Sarangan dan Cemarasewu berhasil mengalahkan TNI dan merampas perbekalan.Pada saat di Ngawi, 9 November 1948 pasukan PKI bertemu dengan rombongan mantanGubernur Soerjo. Mobil Gubernur Jawa Timur RM

Ario Soerjo (RM Suryo) dan mobil 2 perwira polisi dicegat massa pengikut PKI di Ngawi. Ketiga orang tersebut dibunuh danmayatnya dibuang di dalam hutan. Mobil Soerjo dibakar dan Soerjo beserta rombongannyadibunuh. Selain mantan Gubenur Soerjo, kobannya adalah Komisaris besar polisi M. Doerjatdan komisaris polisi Soeroko.Perjalanan PKI berhenti di alas Klambu Purwodadi. Sebenarnya rombongan PKI sudahdekat dengan garis Van Mook yang bisa menghentikan pengejaran TNI. Menurut Suryanegara,

"… Amir, Soeripno, dan Harjono dengan

 pasukan PKI yang dipimpin oleh Djoko Soejono danSumarsono, pada tanggal 29 November 1948 ditangkap oleh kompi Pasopati. Kemudian

diserahkan kepada batalyon R.A Kosasih/Brigade Siliwangi" (2010: 259). Sesudah pemberontakan madiun dihentikan, Soemarsono berhasil menyelamatkan diri dan lari kewilayah yang diduduki belanda. Ketika tertangkap Soemarsono tutup mulut. Soemarsonomengaku bernama Soedardjo, Soemarsono tidak berbohong karena nama nama Soemarsonosebenarnya Soedardjo Marsono.Tanggal 19 Desember 1948, sekitar tengah malam, di dekat desa Ngalihan, AmirSjarifuddin ditembak dengan pistol pada kepalanya oleh seorang letnan Polisi Militer, sebuahsatuan khusus dalam Angkatan Bersenjata Indonesia. Sebelum itu beberapaorang penduduk desa setempat diperintahkan menggali sebuah lubang kubur besar. Darirombongan sebelas orang yang diangkut dengan truk dari penjara di Solo, Amir orang pertamayang dieksekusi malam itu. Beberapa hari sebelumnya ia, dan beberapa orang lainnya lagi,secara diam-diam telah dipindahkan ke rumah penjara ini dari tempat penahanan mereka diBenteng Yogyakarta.Pada tanggal 19 Desember 1948 sebelas orang pemimpin dan anggota PKI dibunuh diDukuh Ngalihan Kelurahan Halung Kabupaten Karanganyar Karesidenan Surakarta pada jam23.30 yaitu: 1. Amir Syarifudin, 2. Suripno, 3. Maruto Darusman, 4. Sarjono, 5. Dokosuyono,6. Oei Gee Hwat, 7. Haryono, 8. Katamhadi, 9. Sukarno, 10. Ronomarsono, 11. D. Mangku.Sementara itu lebih kurang 36.000 aktivis revolusioner lainnya ditangkap dimasukkan dalam penjara dan sebagian dibunuh tanpa proses hukum a.l. di penjara Magelang 31 anggota dansimpatisan PKI, di Kediri berpuluh-puluh orang termasuk Dr. Rustam, anggota Fraksi PKI danBP KNIP, di Pati antara lain Dr. Wiroreno dan banyak lagi yang lainnya.

 

PENUTUPAN.

Terjadinya pemberontakan di kota Madiun membuat keamanan di daerah tersebut tidak stabil sehingga meresahkan warga yang berada di daerah tersebut. Akibat pemberontakan tersebut, aktivitas warga biasa seperti petani dan buruh terganggu.Kelancaran untuk membangun bangsa pada saat itu menjadi terganggu dan hal inimerugikan masyarakat Indonesia. Dampak lain yang disebabkan oleh pemberontakan PKIyakni, banyaknya korban jiwa yang baik dari anggota TNI maupun anggota PKI, tidaksedikit pasukan kedua pihak yang terluka dan mati. Pasukan PKI juga banyak yangmeninggal karena kelaparan dan penyakit. Pemberontakan PKI ini melibatkan setidaknya8 Batalyon dan pasukan Militer Indonesia yang harus bertempur melawan para pemberontak yang sebetulnya juga merupakan rakyat Indonesia.

 

 

SUMBER

www.jagoips.wordpress.comwww..habibmaulana9a19ang6.wordpress.comwww.g30s-pki.comwww.irwantoadi926.blogspot.comwww.edusejarah.blogspot.comwww.widodoakirazu.blogspot.com