Jumat, 09 November 2018

02181310023 ( PERISTIWA PENTING PEMBENTUKAN BPUPKI PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA)

DESKRIPSI

      Adapun tujuan artikel ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang sejarah-sejarah dan peristiwa-peristiwa yang ada di Indonesia. Salah satunya pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningratdengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso. Pada awal perang Dunia ke II, jepang selalu mendapat kemenangan melawan sekutu, tetapi pada tahun 1942 jepang mulai mengalami kekalahan dari sekutu, seperti pertempuran di Laut karang (Mei 1942), pertempuran Midway (Juni 1942). Jepang yang semula Berjaya menguasai Asia Selatan dan Asia Tenggara mulai terdesak oleh pasukan Sekutu. (Tahun 1942 merupakan titik balik jalannya Perang Asia Timur Raya).

     Pada tahun 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak. Kekalahan jepang di Asia Pasifik tinggal menunggu waktu. Pada situasi demikian, perlawanan rakyat semakin menyala. Keadaan tersebuk diperburuk oleh turunnya mobil prajurit, krisis ekonomi, dan politik dalam negeri Jepang sendiri. Demikian halnya dengan pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall, dipukul mundur oleh pasukan Sekutu. Selanjutnya Jepang mengalami serangan udara di kota Ambon, Makasar, Menado dan Surabaya. Bahkan pasukan Sekutu telah mendarat di daerah-daerah minyak seperti Tarakan dan Balikpapan.

 

    Pada tanggal 17 Juli 1944, Jendral Hideki Tojo meletakkan Jabatan sebagai perdana menteri. Ia digantikan pleh Jendral Kuaniaki Koiso. Koiso mempunyai berat memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa-bangsa Asia. Karena itu ia menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah Negara, termasuk Indonesia.

 

    Pada tanggal 7 September 1944 Jendral Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia di kelak kemudian hari. Janji itu disampaikan di depan sidang Teikoko Qinkai (perlemen Jepang). Tujuannya agar rakyat Indonesia tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang.

 

    Sejak diikrarkan janji kemerdekaan, di kantor-kantor boleh dikibarkan sang Merah Putih yang berdampingan dengan bendera jepang (Hinomaru) dan diiperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia di kantor, di sekolah, dan di media massa. Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya ingin mementingkan dirinya sendiri, yaitu pertama; Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat Indonesia,dan yang kedua; untuk melaksanakan politik kolonialnya.


PENDAHULUAN

 

    Di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu Kebangkitan Nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sodirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.

 

     Budi Utomo yang didirikan pada 20 Mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya, sepert Sarekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911) dibawah H.O.S Cokroaminoto, Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh Tiga Serangkai yaitu : Douwes Dakker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Surya diningrat ( yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajardewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalannya, sehingga tidak berumur panjang karena pimpinannya dibuang keluarnegeri (1913).

 

     Dalam situasi yang menggoncangkan itu munculah Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono dan tokoh lainnya.Mulailah kini perjuangan Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka. Tujuan itu diekspesikannya dengan tujuan yang jelas, kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain : M. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbapranoto, serta tokoh-tokoh pemuda lainnya. Perjuangan rintisan Kesatuan Nasional kemudian Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928,  yang isinya satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia Raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.

 

    Pada masa ini perjuangan juga dilakukun secara kooperasi, antara lain munculnya patindo dan parinda. Pada saat ini muncul pula fraksibaru dalamVolksraad yang diketuai oleh M. Husni Thamrin, yaitu Fraksi Nasional yang menurut jaminan kemerdekaan nasional, selain itu juga menuru tadanya pelarangan sekolah swasta. Untuk nanti muncul Petisi Sutarjo yang menuntut perbaikan Indonesia serta wakil Indonesia di volksraad. Tetapi tuntutan ini ditolak oleh pemerintah Belanda sehingga melahirkan GAPI yang tidak mendapat tanggapan dari Belanda sehingga Jepang datang di Indonesia.


PEMBAHASAN

    BPUPKI atau badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Cosakai adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pihak jepang pada tanggal 29 april 1945. Badan ini dibentuk dengan alasan mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia supaya mau membantu bangsa jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Badan ini diketuai oleh Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat serta wakilnya yaitu Ichibangase Yoshio (orang jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

 

    Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda (orang Jepang).

Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang  melalui Jendral Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Tujuan dibentuknya BPUPKI untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang penting yang berkaitan dengan persiapan pembentukan Negara Indonesia merdeka.

Tugas utama BPUPKI mempelajari dan menyusun rencana pembangunan pemerintahan Indonesia merdeka. BPUPKI beranggotakan 64 orang,sebagai ketua Dr. Rajiman Wediodiningrat. Dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, di gedung Cuo Sangi In (sekarang gedung Departemen Luar Negeri)  Jalan Pejambon, Jakarta. Pada pelantikan dikibarkan bendera Hinomaru oleh Mr. AR Pringgodigdo, dan Merah Putih oleh Toyohiko Masuda. Upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ).

Pada hari itu juga di umumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta sebagian para anggota sebagai berikut :

Ketua (kaicoo) : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat

Ketua Muda (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin) : Hibangse Yosio (Orang Jepang)

Ketua Muda ( Fuku kaico): R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala atau Zimokyoku Kucoo)

Anggota 60 orang :

            Ir. Sukarno.

2          Drs. Muhammad Hatta

3          Ki Hajar Dewantara

4          Dr. Raden Suleiman Effendi Kusumaatmaja

5          Dr. Samsi Sastrawidagda

6          Dr. Sukiman Wiryosanjoyo

7          Drs. Kanjeng Raden Mas Hario Sosrodiningrat

8          K. H. A Ahmad Sanusi

9          Haji Abdul Wahid Hasyim

10        Haji Agus Salim

11        Ir. Pangeran Muhammad Nur

12        Ir. Raden Ashar Sutejo Munandar

13        Abdul Kahar Muzakir

14        Ir. Raden Mas Panji Surahman Cokroadisuryo

15        Ir. Raden Ruseno Suryohadikusumo

16        Abdul Kaffar

17        K.H. Abdul Halim Majalengka (Muhammad Syatari)

18        Kanjeng Raden Mas Tumenggung Ario Wuryaningrat.

19        Ki Bagus Hadikusumo

20        Kiai Haji Abdul Fatah Hasan

21        Kiai Haji Mas Mansoer.

22        Kiai Haji Masjkur.

23        Agus Muhsin Dasaad

24        Liem Koen Hian

25        Mas Aris.

26        Mas Sutarjo Kartohadikusumo

27        Mr. A.A. Maramis

28        Mr. Kanjeng Raden Mas Tumenggung Wongsonagoro.

29        Mr. Mas Besar Martokusumo.

30        Mr. Mas Susanto Tirtoprojo

31        Mr. Muhammad Yamin

32        Mr. Raden Ahmad Subarjo

33        Mr. Raden Hindromartono,

34        AR Baswedan

35        Mr. Raden Mas Sartono.

36        Mr. Raden Panji Singgih.

37        Mr. Raden Syamsudin

38        Mr. Raden Suwandi.

39        Mr. Raden, Sastromulyono.

40        Mr. Yohanes Latuharhary

41        Ny. Mr. Raden Ayu Maria Ulfah Santoso

42        Ny. Raden Nganten Siti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito

43        Oey Tiang Tjoei

44        Oey Tjong Hauw

45        Bandoro Pangeran Hario Purubojo

46        P.F. Dahler

47        Parada Harahap

48        Prof. Dr. Mr. Raden Supomo.

49        Prof. Dr. Pangeran Ario Husein Jayadiningrat

50        Prof. Dr. Raden Jenal Asikin Wijaya Kusuma

51        Raden Abdul Kadir

52        Raden Abdulrahim Pratalykrama

53        Raden Abikusno Cokrosuyoso

54        Raden Adipati Ario Purbonegoro Sumitro Kolopaking

55        Raden Adipati Wiranatakoesoema V.

56        Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo.

57        Raden Asikin Natanegara

58        Raden Mas Margono Joyohadikusumo

59        Raden Mas Tumenggung Ario Suryo

60        Raden Oto Iskandardinata

61        Raden Panji Suroso

62        Raden Ruslan Wongsokusumo

63        Raden Sudirman

64        Raden Sukarjo Wiryopranoto

 

BPUPKI mengadakan siding dua kali, yaitu

a.       Sidang pertama, 29 Mei – 1 Juni 1945,membahas dasar Negara Indonesia
.
b.      Sidang kedua, 10 – 17 Juli 1945, membahas Rancangan Undang-undang Dasar.

Disamping itu, pada tanggal 29 april 1945 jepang memperbolehkan berkibarnya bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang.

1.      Sidang BPUPKI Pertama

Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada jaman kolonial Belanda.

Sidang dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema Dasar Negara. Sidang ini membahas dan merancang calon dasar Negara R.I. yang akan merdeka. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.

Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas asar Negara kebangsaan Republik Indonesia,yaitu :

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat (keadilan sosial)

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo menyampaikan lima prinsip dasar Negara yang dinamakan Dasar Negara Indonesia Merdeka, yaitu:

1. Persatuan

2. Kekeluargaan

3. Keseimbangan lahir batin

4. Musyawarah

5. Keadilan rakyat

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan lima asas dasar Negara Indonesia yang diberi nama Pancasila, yaitu :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan yang Maha Esa

Kelima asas dari Soekarno disebut Pancasila yang menurut beliau dapat diperas menjadi Trisila atau Tiga Sila yaitu :

1. Sosionasionalisme

2. Sosiodemokrasi

3. Ketuhanan dan Kebudayaan

 

Bahkan masih menurut Soekarno, Trisila tersebut di atas bila diperas kembali disebutnya sebagai Ekasila yaitu merupakan sila gotong royong merupakan upaya Soekarno dalam menjelaskan bahwa konsep tersebut adalah dalam satu-kesatuan. Selanjutnya lima asas tersebut kini dikenal dengan istilah Pancasila, namun konsep bersikap kesatuan tersebut pada akhirnya disetujui dengan urutan serta redaksi yang sedikit berbeda. Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

 

.      Masa antara Rapat Pertama dan Kedua

Setelah berakhir masa sidang BPUPKI yang pertama, belum nampak hasil kesepakatan Dasar Negara Indonesia. Maka dibentuk panitia delapan (panitia kecil) yang tugasnya untuk memeriksa usul-usul yang masuk untuk ditampung dan dilaporkan pada sidang BPUPKI yang kedua. Beranggotakan 8 orang :

1. Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)

2. Ki Bagoes Hadikoesoemo

3. Kyai haji wachid hasyim

4. Mr. Muhammad yamin

5. M. soetardjo kartohadikoesoemo

6. Mr. A.A. maramis

7. R. Oto iskandar dinata

8. Drs. Mohammad hatta

Hasil rapat panitia kecil (panitia Delapan) :

1. Supaya selekas-lekasnya Indonesia Merdeka.

2. Supaya hukum dasar yang akan dirancangkan itu diberi semacam preambule (Mukaddimah).

3. Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujudnya suatu hukum dasar.

4. Membentuk satu panitia kecil penyelidik usu-usul/perumusan dasar negara yang dituangkan dalam mukaddimah hukum dasar.

Segera selesai sidang Panitia Kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai penyidik usul-usul/perumus Dasar Negara yang dituangkan dalam Mukaddimah Hukum Dasar yang beranggotakan 9 orang yang besidang di kediaman Ir. Soekarno,di Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta.

1. Ir. Soekarno (ketua merangkap anggota)

2. Drs. Mohammad hatta

3. Mr. A.A. maramis

4. Kyai haji wachid hasyim

5. Abdul kahar muzakir

6. Abikusno tjokrosujoso

7. H. Agus salim

8. Mr. Achmad soebardjo

9. Mr. Muhammad yamin

Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:

a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

c. Persatuan Indonesia

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

 

3. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945), membahas rancangan UUD

Rapat kedua berlangsung 10-16 Juli 1945 dengan tema bahasan bentuk negara, wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan Undang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, pendidikan dan pengajaran. Dalam rapat ini dikenalkan 5 anggota baru : abdul fatah hasan, asikin natanegara, P. Surio Hamidjojo, Mr. Muhammad Besar, dan Abdul Kaffar. Dalam rapat ini pula dibentuk "Panitia Perancang Undang-Undang Dasar" beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, "Panitia Pembelaan Tanah Air" dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso beranggotakan 23 orang dan "Panitia Ekonomi dan Keuangan" diketuai Mohamad Hatta beranggotakan 23 orang. Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.

Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:

1. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)

2. Mr. Wongsonegoro

3. Mr. Achmad Soebardjo

4. Mr. A.A. Maramis

5. Mr. R.P. Singgih

6. H. Agus Salim

7. Dr. Soekiman

t.Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu:

1. Pernyataan indonesia merdeka

2. Pembukaan UUD 1945

3. Batang tubuh UUD

Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertamaPiagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.

a.      Perumusan Dasar Negara Indonesia

untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka .

a.       Rumusan Mr. Muh. Yamin

Tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk penyampaian rumusan Dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr Muh . Yamin mengemukakan lima" Ajas Dasar Negara Republik Indonesia "sebagai berikut :

1.      Peri kebangsaan

2.      Peri kemusiaan

3.      Peri ke-tuhanan

4.      PeriKerakyataan

5.      Kesejahteraan rakyat

b.      Rumusan prof. Dr .Mr. Soepomo

Pada tanggal 31 mei 1945 prof. Dr.Mr Soepomo mengajukanDasar Negara Indonesia Merdeka yaitu sebagai berikut :

1.      Persatuan

2.      Kekeluargaan

3.      Keseimbangan

4.      Musyawarah

5.      Keadilan sosial

c.       Rumusan Ir. Soekarno

Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama , itu .pada kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai "Lahirnya pancasila ".selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka ,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .

Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar negara .Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut :

1.      Kebangsaan Indonesia

2.      Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3.      Mufakat atau demokrasi

4.      Kesejahteraan sosial

5.      Ketuhanan Yang Maha Esa

b.      Piagam Jakarta

Pada tanggal 22 juni 1945 BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan dengan 9orang . oleh karna itu, panitia ini di sebut juga sebagai panitia sembilan. Anggotanya berjumlah 9orang , yaitu sebagai berikut:

1.        Soekarno

2.        Drs.Moh. Hatta

3.        Mr. Muh. Yamin

4.        Mr. Ahmad soebardjo

5.        Mr. A.A . Maramis

6.        Abdul kadir Muzakir

7.        K. H. Wachid Hasjim

8.        H. Agus Salim

9.        Abikusno Tjokrosjos

Mr. Muh. Yamin menamakan rumusan tersebut piagam Jakarta atau Jakarta Charter. rumusan rancangan dasar negara Indonesia Merdeka itu adalah sebagai berikut :

1.      Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syari'at islam sebagai pemeluk –pemeluknya.

2.      (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3.      Kesatuan Indonesia

4.      (dan) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan perwakilan

5.      (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi kerakyatan Indonesia

c.       Rancangan UUD

Pada tanggal 10 juli 1945 dibahas Rencana UUD, termasuk soal pembukaan atau preambule-nya oleh sebuah panitia perancang UUD dangan suara bulat menyetujui isi prembule (pembukaan) yang di ambil dari piagam jakarta. Hasil perumusan panitia kecil ini kemudian di sempurnakan bahasanya oleh panitia penghalus bahasa yang terdiri dari Husein Djaja diningrat , H. Agus salaim, dan Prof . Dr. Mr . Soetomo

Persidangan ke2 BPUPKI di laksanakan pada tanggal 14 juli 1945 dalam rangka menerima laporan panitia perancang UUD. Ir. Soekarno selaku ketua penitia melaporkan 3 hasil yaitu :

1.      Pernyataan indonesia merdeka

2.      Pembukaan UUD

3.      UUD (batang tubuh ) .



SIMPULAN

 Tanggal 17 agustus 1945 Indonesia memperoleh kemerdekaan, namun kemerdekaan itu tidak diperoleh dengan mudah atau pun kemerdekaan itu pemberian bangsa lain. Semua itu ditempuh dengan perjuangan yang sangat panjang dan melelah. Tidak sedikit jiwa yang berjatuh bermandikan darah dan keringat, istri yang menjadi janda ditinggal kepala rumah tangga yang berselimutkan baju berbau darah dananak-anak yang menjadi yatim kerena tubuh sang ayah dipenuhi peluru-peluru penjajah. Kemerdekaan di negeri ini tidak instan, tapi melalui tahap demi tahap. Tidak lelahnya para pejuang kita bertempur, baik melalui peperangan maupun diplomatik.

BPUPKI adalah salah satu pintu pembuka dari beberapa pintu pembuka jalan harus dilewati para pejuang kita untuk memperoleh kemerdekaan. Walaupun BPUPKI ada ikut campur Jepang, namun semua keputusan murni dari pejuang kita semata dengan tujuan yang satu yaitu kemerdekaan Indonesia. BPUPKI suatu sejarah yang perlu di tulis dengan tinta emas dalam sejarah negeri ini.


DAFTAR PUSTAKA

 

http://mustaqimzone.files.wordpress.com/2010/02/sidang-bpupki.jpg?w=300&h=194

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg/300px-Naskah_Asli_Piagam_Jakarta.jpg

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ac/Sidang_BPUPKI_-_1.jpg/300px-Sidang_BPUPKI_-_1.jpg

Buku IPS Terpadu SMP kelas /VIII/2010/pembentukan-bpupki

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar