Pola hidup masyarakat terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Pada saat ini setiap aktifitas masyarakat Indonesia tak lepas dari yang namanya teknologi. Dunia maya sudah seperti dunia kedua bagi sebagian orang. Teknologi memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi sosial dengan lebih mudah dan lebih luas. Semua kemudahan dan kebebasan didalamnya tak selamanya memberi damapak yang positif.
Kemudahan mengakses informasi dan pengetahuan tanpa adanya "penyaring" dapat memberikan dampak yang cukup berarti bagi bangsa dan negara kita. Pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah dirasa masih kurang cukup untuk memproteksi masyarakat Indonesia dari ideologi - ideologi yang tersebar di dunia Internet. Sedikit tulisan yang dibaca seseorang mungkin akan berarti besar bagi sebagian seseorang tersebut. Diperlukannya proteksi dari pemerintah Indonesia untuk melindungi Ideologi Pancasila ini agar tetap bertahan, dan tak dikalahkan oleh ideologi - ideologi lain di seluruh dunia.
Pancasila telah dirancang oleh para pendahulu kita dengan sebaik – baiknya sehingga dia tak dimakan oleh zaman. Pancasila mengandung unsur - unsur terpenting dari Bangsa ini, yang semuanya telah dirumuskan sesederhana mungkin sehingga mudah untuk diingat dan dihafalkan bahkan anak – anak pun mudah untuk menghapalkannya. Kemudahan dalam menghafalkan pun salah satu strategi untuk memupukkan dasar – dasar negara ini kepada anak – anak sehingga mereka disaat besar nanti tetap mengedepankan Pancasila sebagai pedoman dan ideologi bangsa ini.
Pancasila sebagai ideologi juga berperan dalam mengatur dan menyatukan pemikiran masyarakat agar tak terpecah belah dan mudah diatur. Lalu apakah ideologi itu?
Berikut beberapa pengertian ideologi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh kenegaraan.
- Alfian :
Menurut definisi Alfian, pengertian ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
- C.C. Rodee
Menurut pendapat C.C. Rodee yang menyatakan bahwa pengertian ideologi adalah sekumpulan yang secara logis berkaitan dan mengindentifikasikan nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi dan pelakunya.
- Ali Syariati
Menurut Ali Syariati mengenai pendapat tentang pengertian ideologi yang mengatakan bahwa ideologi adalah sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati oleh suatu kelompok, suatu kelas sosial, suatu bangsa atau suatu ras tertentu.
Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:
- Drs. Moerdiono
Ideologi berarti a system of ideas, akan mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.
- Gunawan Setiardjo :
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan
Ideologi adalah studi terhadap ide – ide/pemikiran tertentu. 2 april 2004
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia. 5 mei 2004
- Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. 1 agustus 2006
- Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 23 oktober 2004
- Francis Bacon:
Ideologi adalah sintesis pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup. 5 januari 2007
- Moh. A Safaudin
"Ideologi adalah pemikiran menuju keadilan, kesetaraan dan kesejahteraan bersama yang melalui proses berfikir manusia untuk menentukan aturan-aturan dalam kehidupan."
- Karl Marx:
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 1 mei 2005
- Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya. 22 desember 2003
Dari hasil pendapat para ahli mengenai pengertian ideologi, yang disimpulkan bahwa pengertian ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.
Ideologi berlaku menyeluruh untuk setiap orang yang percaya dan yakin akan ideologi tersebut. Ideologi tidak hanya berlaku di kantor – kantor dan di acara –acara resmi, ideologi juga berlaku disetiap lapisan kehidupan kita. Ia didesain sedemikian rupa agar fleksibel dan dapat diterapkan dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada. Begitu pula di dunia teknologi, sudah seharusnya pula Pancasila sebagai ideologi bangsa ini masuk dan mengatur teknologi yang ada agar bisa menyaring segala sesuatu hal yang dapat menghancurkan keutuhan bangsa ini.
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya globalisasi, batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke dalam masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita
dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik maka hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Melihat kenyataan dalam masyarakat, sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruh
oleh perkembangan teknologi informasi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik atau buruk terhadap pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut ideologi pancasila menyikapi perkembangan teknologi informasi tersebut.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno.
Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa
sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri
negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau, suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu, islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring
agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.