Kamis, 19 Oktober 2017

JAKA CORBARA_TI_2017_PANCASILA & TEKNOLOGI

PANCASILA DAN TEKNOLOGI

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara Indonesia didirikan hingga sekarang di era globalisasi. Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang.

Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya globalisasi, batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke dalam masyarakat.

Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik maka  hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.

Perkembangan teknologi yang saat ini berkembang sangat pesat dalam masyarakat adalah teknologi informasi. Hampir semua orang sependapat bahwa teknologi informasi telah, sedang dan akan merubah kehidupan umat manusia dengan menjanjikan cara kerja dan cara hidup yang lebih efektif, lebih bermanfaat, dan lebih kreatif. Sebagaimana dua sisi, baik dan buruk, teknologi informasi juga memiliki hal yang demikian. Sebagai teknologi, kedua sisi tersebut keberadaanya sangat tergantung pada pemakainya.

Melihat kenyataan dalam masyarakat, sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik atau buruk terhadap pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut ideologi pancasila menyikapi perkembangan teknologi informasi tersebut.

Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu, Teknologi Informasi dan Teknologi komunikasi. Teknologi informasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Maka Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi.

Menurut Susanto Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah  sebuah media atau alat bantu yang digunakan  untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data atau informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.

Peran Teknologi Informasi

Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang  salah satunya yaitu Bidang pendidikan.

Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, juga mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja dan juga kompetitif.

Keberhasilan pembangunan saat ini sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek diperlukan pada hampir semua sektor pembangunan, seperti industri, pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, transportasi, dan bioteknologi. Tetapi apabila tidak dikelola dan dipahami dengan baik tentunya perkembangan Iptek ini akan menimbulkan dampak yang buruk.

Satu hal yang perlu disadari, kemajuan Iptek dapat menimbulkan dampak yang positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Penilaian tersebut tentu saja bersifat subyektif, karena tergantung kepada orang yang menilainya. Misalnya sesuatu yang dinilai negatif oleh bangsa Indonesia, belum tentu dinilai negatif oleh bangsa lain. Sebaliknya, sesuatu yang dinilai positif oleh bangsa Indonesia, bisa saja dinilai berbeda oleh bangsa lain.

Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi, dan informasi, telah membuat ruang lingkup dunia menjadi semakin kecil bahkan batas antar negara seolah-olah pudar bahkan menghilang. Sehingga orang tidak lagi berfikir hanya sebagai warga kampong atau negara saja, melainkan sebagai warga dunia.

Sisi positifnya adalah proses ini akan membuat orang tidak lagi berwawasan sempit dan lokal khususnya dalammemecahkan persoalan, manusia akan mencari referensi ke berbagai penjuru dunia guna menemukan solusi yang tepat untuk permasalahannya.  Seperti halnya juga dalam mencari pekerjaan atau ilmu, manusia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, provinsinya, atau negaranya saja.

Contoh konkret dari kemajuan Iptek yang dapat dirasakan saat ini antara lain semakin majunya tingkat kecerdasan dan kemampuan bangsa serta derasnya arus pembaharuan kehidupan, terutama  dalam bidang teknologi transportasi, komunikasi dan informasi.

Misalnya saja perjalanan yang dulu menggunakan kapal laut selama berminggu-minggu, kini sudah dapat dilakukan dalam waktu beberapa hari saja saja menggunakan pesawat terbang, pembicaraan yang dulu hanya bisa dilakukan dengan bertemu, kini manusia sudah dapat berbicara dengan seseorang di mana saja dan dari mana saja.

Demikian dengan berkirim surat/pesan yang dulunya memakan waktu berhari-hari kini sudah bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik menggunakan handphone. Teknologi juga memungkinkan manusia mampu melihat berbagai peristiwa dan informasi yang terjadi di setiap belahan bumi serta mengakses informasi, termasuk ilmu dari perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus keluar dari kamar secara cepat menggunakan satelit dan internet.

Sementara itu, sisi negatifnya adalah perkembangan Iptek tersebut dapat menggerogoti jati diri bangsa, karena inovasi di bidang Iptek kebanyakan terjadi di negara lain yang memiliki nilai sosial, politik, dan budaya yang belum tentu sama dengan nilai-nilai yang ada pada bangsa kita.

Kendati pu nteknologi itu sendiri dapat dianggap netral atau bebas nilai, namun dari segi penerapan dan budaya yang dibawa Iptek tersebut secara langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi sehingga tidak dapat dikatakan selalu bebas nilai.

Sebagai contoh, kemajuan teknologi parabola telah memungkinkan semua orang dari berbagai kalangan dan usia dapat mengakses saluran televisi (TV) luar negeri tanpa ada sensor/batasan. Dengan adanya parabola, maka film bergenre dewasa dan film kekerasan yang ditayangkan stasiun  TV asing dapat dilihat anak-anak tanpa sensor dari petugas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Hal ini perlahan-lahan juga akan mempengaruhi pertumbuhan, pemahaman budaya bangsa, dan keputusan dalam hal bersikap, berpakaian maupun berprilaku. Selain itu hal ini juga dapat mempengaruhi para pemirsanya bahwa perselingkuhan dalam kehidupan suami istri itu adalah hal yang  biasa sebagaimana nilai yang terjadi di luar negeri, kasus kekerasan akan dianggap lumrah, dan bahkan bisa dijadikan sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah. Bahkan bukanlah hal yang baru, jika  film detektif dan kekerasan sering ditiru atau dijadikan 'guru' oleh para maling di berbagai daerah di Indonesia.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak juga pada globalisasi cara berfikir, sehingga manusia menjadi tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsa dan agamanya.

Kemudahan memperoleh informasi juga telahmenyebabkan seseorang mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya, politik, maupun pertahanan dan keamanan. Di bidang ekonomi, misalnya, munculnya blok-blok perdagangan yang cenderung proteksionisme dan diskriminatif, yang menghambat pemasaran hasil produksi dalam negeri serta mendorong persaingan yang tidak sehat. 

Di bidang politik dan pertahanan keamanan berpotensi menimbulkan rongrongan terhadap ideologi Pancasila, nasionalisme, wawasan Nusantara, dan ketahanan nasional, yang dapat mengganggu kelancaran pembangunandan stabilitas nasional. Dan di bidang sosial budaya, masuknya nilai luar yang bertentangan dengan ajaran agama dan nilai luhur budaya dan jati diri bangsa yang menimbulkan keraguan dalam menentukan jati diri bangsa khususnya para generasi penerus bangsa.

Kemudahan untuk melakukan pembicaraan menggunakan perangkat handphone dan smartphone malalui social media menjadikan manusia terlena dan lupa bagaimana berinteraksi dalam dunia nyata dan cenderung autis dengan lebih mengutamakan handphone/smartphone-nya dari pada orang yang ada disekitarnya.

Kemudahan mengakses informasi yang menjadikan ruang lingkup dunia yang semakin sempit dan seolah tanpa batas seolah menjadi jalur dua arah yang memberikan akses bagi hacker, pornoaksi dan pornografi, serta transnational crime.

Dan yang terburuk adalah perkembangan iptek dengan segala kemudahannya tersebut semakin mempertebal kesenjangan di masyarakat Indonesia, antara mereka yang menguasai dan paham teknologi dengan mereka yang bahkan sama sekali tidak mengenal teknologi.

Perkembangan dan perubahan serta gejolak perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang ditandai oleh globalisasi bagaikan pedang bermata dua yang akan berpengaruh pada cara penggunanya memahami dan menguasainya. Karena perkembangan iptek tersebut mempunyai dampak yang positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. 

Oleh karena itu, sebagai bangsa yang besar dan ditakdirkan untuk menjadi salah satu negara maju harus benar-benar menguasai dan memahami Iptek  tersebut baik dari segi dampak dan penanganannya, pengembangan, penggunaan dan lain sebagainya. agar globalisasi dapat berdampak positif bagi penguatan jati diri bangsa, nasionalisme, nilai luhur budaya dan sekaligus mampu menjadi pemacu kelancaran roda pembangunan nasional dan sebagai katalisator untuk merubah bangsa yang kecil menjadi bangsa yang besar.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar