Gawai Dayak Bidayuh (Nyobeng). Nyobeng merupakan ritual penghormatan terhadap hasil mengayau (kayau) yang telah dilakukan sejak dahulu kala. Nyobeng adalah ritual memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau nenek moyang. Upacara Nyobeng dilakukan oleh suku Dayak Bidayuh, Dusun Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Sejarah
Dahulu kala suku Dayak Bidayuh yang tinggal di wilayah Indonesia dan Malaysia kerap saling berperan. Tapi sekarang lewat Gawai Dayak Bidayuh serumpun Indonesia-Malaysia, dijunjung tinggi persaudaraan dalam kemasan ritual Nyobeng untuk perdamaian. Hasil peperangan terutama Ngayau disimpan warga Dayak Bidayuh Hli Buei di rumah balug. Tengkorak musuh itu dikumpulkan didalam rumah adat yang letaknya di tengah kampung. Setiap tahunnya tengkorak hasil ngayau dimandikan dan dibersihkan. Ada penghormatan yang diberikan secara turun temurun meski tengkorak itu dulunya adalah musuh. Ritual Nyobeng yang dilakukan setiap tahun merupakan tanda perdamaian, melingkupi perdamaian Dayak Bidayuh serumpun yang ada di Indonesia maupun Malaysia. Dalam setiap kesempatan digelarnya ritual Nyobeng, ada warga Malaysia yang ikut hadir dalam acara tersebut. Memungkinkan bagi mereka (masyarakat Malaysia) untuk ikut hadir dalam upacara adat tersebut. Selain karena masih satu rumpun dari Dayak Bidayuh, juga karena kampung Hli Buei terletak dekat kawasan perbatasan. Simlog, gendang panjang yang dipasang menembus lantai balug pun bertalu. Mengikuti hentakan kenong dan empat buah gong besar yang digantung didinding. Usai istirahat siang menjamu rombongan tamu yang datang, sebuah acara seremonial pun dilakukan. Saat makan siang, hidangan yang diberikan merupakan menu netral. Artinya hidangan untuk tamu dapat disantap semua. Hanya saja, penyajiannya memang dikemas secara tradisional. Nasi dan sayur yang dibagikan dibungkus terpisah menggunakan daun. Diletakkan berjejer didepan tamu. Selain itu, ada pula lauk pauk yang disimpan didalam wadah bambu yang sudah diraut dan dibentuk memanjang seperti palung kecil. Kenikmatan santapan terasa meski berbumbu sederhana karena aura tradisional.
Pelaksanaan
Sebelum ritual Nyobeng dilakukan, setiap rumah membuat sesaji yang harus diolesi darah ayam dari sayapnya. Darah ayam dipercikkan keberbagai tempat yang dianggap sakral disekitar rumah, rumah adat, dan perkampungan. Ritual Nyobeng diawali dengan memotong bambu untuk mendirikan sangian, tempat sesajian. Ritual dianjurkan dengan memotong ayam sebagai tanda persembahan, kemudian memotong anjing untuk menolak bala.
Upacara ini dilaksanakan sela tiga hari, dari 15 hingga 17 Juni. Tradisi ini sudah ditinggalkan lama sejak tahun 1894. Upacara Nyobeng dipimpin oleh ketua adat Sebujit. Kegiatan utamanya adalah memandikan tengkorak yang disimpan di rumah adat. Upacara Nyobeng dimulai dengan tembakan senjata lantak selama tujuh kali rentetan. Letupan dari senapan tersebut berguna untuk memanggil roh leluhur, sekaligus minta izin untuk pelaksanaan Nyobeng. Setelah tembakan, kepala suku dan rombongan pengiring berjalan menuju rombongan tamu dari luar desa yang datang menyaksikan Nyobeng. Makna penyambutan tamu tersebut adalah mengikat tali silaturahmi antar Desa Sebujit dengan masyarakat luar desa. Ketua adat melempar anjing keatas. Kemudian, tamu rombongan harus menebas anjing tersebut. Jika masih hidup, maka harus ditebas ditanah. Prosesi tersebut juga dilakukan dengan menggunakan telur ayam. Ketua adat melempar telur ayam kepada rombongan tamu. Jika telur tersebut tidak pecah, maka artinya tamu yang datang tidak tulus. Sebaliknya, jika telur yang dilempar pecah, maka tamu ritual tersebut ikhlas. Selama acara Nyobeng, para tamu dihormati.
Para ketua adat memandikan batok kepala manusia yang disimpan didalam sebuah kotak, bersama kalung babi hutan. Kepala menjadi pilihan utama karena suku Dayak Bidayuh meyakini bagian leher ke atas adalah simbol jati diri manusia. Tengkorak manusia yang telah dikeringkan bisa menjadi sihir paling kuat di dunia. Tengkorak yang telah dibubuhi ramuan, dianggap memiliki sihir cukup kuat untuk menghadiri hujan sekaligus meningkatkan hasil panen, dan mengusir roh jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar