Perbandingan Konsep Kewarganegaraan antara Negara Indonesia dan Negara Thailand
Indonesia dan Thailand adalah negara yang sama-sama menjunjung
tinggi budaya dan adat ketimuran, perbedaan yang paling mencolok dari
keduanya selain bahasa dan tulisan. Tak seperti Indonesia yang
mayoritas penduduknya menganut agama Islam, di Thailand penduduknya
kebanyakkan menganut agama Budha sehingga ajaran Budha ini sangat
melekat dan banyak pempengaruhi kehidupan sehari-hari dari penduduk
Thailand tersebut. Masyarat Thailand sangat menghormati Raja mereka
sebagai kepala negara, serta menghargai biksu sebagai sosok pemuka
agama.
Thailand merupakan negara yang selalu menjaga dan mempertahankan
tradisi dan kebudayaan lokal mereka seperti rumah adat, busana, bahasa
dan tulisan huruf alphabet mereka sebai identitas bangsa. Serta ada
hal lain yang patut dicontoh oleh Indonesia dari negeri gajah putih
ini, yaitu masyarakat Thailand sangat banga atas produk lokal mereka,
sehingga produk dalam negeri mereka tidak kalah bersaing dengan produk
dari luar negeri.
Selain itu masyakarakat Thailand juga sangat menghargai waktu dan
mempergunakannya dengan sebaik mungkin, jadi ketika waktunya berkerja
mereka akan mempergunakan waktu tersebut untuk serius berkerja dengan
baik, sementara itu jika waktunya libur mereka akan benar-benar
memakainya untuk beristirahat dan tidak akan membahas masalah
pekerjaan. Jadi berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dipastikan di
Thailand jarang sekali terjadi "jam karet" seperti yang sering terjadi
di Indonesia.
Thailand sangat terkenal dalam produk pertanian dan perkebunannya,
sehingga tak heran jika sektor agraris mereka sangatlah maju,
perkejaan petani pun kini tak hanya dilakukan oleh kaum lelaki saja
tetapi perempuan pun sudah banyak yang berkerja sebagai petani
terutama pada daerah Thailand Utara. Selain dari sektor pertanian,
perempuan Thailand yang berpendidikan juga banyak berperan dalam
sektor perkerjaan yang lainnya termasuk juga dalam sektor bisnis.
Namun ada hal yang harus diingat, sama seperti kebanyakan negara
dibenua Asia lainnya tenaga kerja wanita yang berpendidikan di
Thailand juga masih harus berjuang dan bersaing untuk mendapatakan
perkerjaan yang sesuai, selain itu juga masih ada tanggapan tradional
mengenai wanita yang berkerja, seperti masih adanya tanggapan orang
tua yang melarang anak perempuannya untuk masuk kedalam dunia
perkerjaan (salah satu alasannya karena takut anak gadisnya jadi telat
menikah), serta masih kurangnya mekanisme yang mendukung untuk tenaga
kerja wanita yang sudah memiliki anak agar dapat terus berkarir dengan
baik tanpa harus melupakan tugasnya sebagai seorang ibu.
Jika masyarakat Indonesia terkenal dengan sikapnya yang ramah dan
solidaritasnya tinggi. Sementara itu masyarakat Thailand terkenal
dengan mental pekerja keras. Karena bisa dilihat dari masyarakat
Thailand yang sejak kecil diajari bahasa dan huruf Thailand yang
dikenal cukup rumit. Meski ada beberapa kesamaan dengan kultur
kepemimpinan CEO Asia lainnya, banyak gaya CEO Thailand yang sangat
khas karena dipengaruhi oleh kultur setempat.
Secara umum ada beberapa karakter utama yang diharapkan merekat pada
setiap CEO Thailand, yaitu:
1. Kreng Jai, sedikit sulit diterjemahkan secara pasti, tetapi
kira-kira intinya adalah sikap yang mana individu perlu mengendalikan
emosi, memelihara rasa kebersamaan dan kerja sama tim. Kreng Jai bisa
pula berarti menjaga perasaan orang lain dan "menyelamatkan muka"
apabila menghadapi situasi sulit atau menyudutkan.
2. Bun Khun, merupakan salah satu sikap mendasar yang diambil dari
kultur masyarakat Thailand, yang mana hidup ini merupakan sebuah
lingkaran, dan dalam proses mengarungi kehidupan, setiap individu
harus saling menolong. Yang tua atau berpengalaman menolong yang muda,
yang lebih berkuasa memperhatikan yang lemah.
3. Hai Kiad, pada individu Thailand sejak kecil ditanamkan Hai Kiad,
yakni sikap memberikan hormat kepada pihak lain, terutama yang lebih
senior, sepuh atau dituakan. Terlihat jelas pada waktu individu
Thailand memberikan Wai atau sikap hormat sambil menunduk dan
menempelkan dua telapak tangan di depan dada, ini merupakan sikap umum
yang diperlihatkan orang Thailand apabila bertemu dengan senior atau
yang lebih tua.
4. Nam Jai, yakni sikap mempunyai inisiatif atau keinginan menolong
orang lain tanpa pamrih, tidak mengharapkan balasan dari pihak yang
ditolong. Sikap ini diharapkan tersirat kuat pada setiap pemimpin
perusahaan atau CEO Thailand.
5. Hen Jai, dapat diterjemahkan sebagai kemampuan melihat dengan hati.
Inilah sikap kepada atasan atau yang lebih senior untuk berempati
terhadap bawahan atau karyawan junior, misalnya memberikan dukungan ke
bawahan yang perlu cuti mendadak untuk membawa anaknya yang sakit
ataupun mendengarkan karyawan yang merasa beban kerjanya berlebihan.
Pengaruh Hen Jai sangatlah besar, karena mampu memberikan motivasi
yang besar kepada karyawan. Tidak heranlah banyak pegawai Thailand
yang loyalitasnya cenderung kepada atasan ketimbang perusahaan. Ini
dalam arti positif, yang mana perusahaan juga diuntungkan dengan
rendahnya kinerja karyawan dan meningkatnya produktivitas kerja.
6. Sam Ruan, sikap yang diambil dari ajaran agama Budha yang merupakan
agama yang mayoritas dianut oleh penduduk Thailand, yang berarti
jalan tengah, yang mana seorang pemimpin diharapkan mampu
mengendalikan sikap emosi berlebihan seperti menunjukkan kemarahan
atau argumen keras di depan orang banyak. Masyarakat Thailand secara
umum mempunyai sifat lembut, sensitif dan sangat tidak nyaman dengan
suasana emosi dan marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar