Selasa, 25 April 2017

NAMA : KERIS NEGORO

NIM : 16PR10364

TUGAS 2

 

PERBANDINGAN SYSTEM KETENAGAKERJAAN AMERIKA DENGAN INDONESIA

Perbandingan system ketenagakerjaan amerika dengan indonesia memang menarik, karena jika kita lihat system ketenaga kerjaan kita hasilnya tidak sebaik dengan amerika yang menimbulkan pertanyaan besar bagi kita semua, apa yang salah dengan system ketenagakerjaan di Negara kita sebenarnya?

Berikut ini coba saya ulas sedikit tentang system ketenagakerjaan di amerika dan indonesia kemudian kita saya selaku penulis mencoba untuk membandingkan di antara keduanya.

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (bahasa Inggris: United States Department of Labor; disingkat DOL) adalah departemen eksekutif federal pemerintah A.S. yang bertugas menangani keselamatan kerja, standar upah dan jam kerja, tunjangan asuransi pengangguran, layanan lowongan kerja, dan statistik ekonomi. Departemen ini dipimpin oleh Menteri Tenaga Kerja yang dijabat Hilda Solis sampai Januari 2013 lalu. Sambil menunggu penggantinya, Seth Harris menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja sementara sekaligus Wakil Menteri Tenaga Kerja.

Tujuan Departemen Tenaga Kerja adalah mendorong, mempromosikan, dan mengembangkan kesejahteraan para penerima upah, pencari kerja, dan pensiunan di Amerika Serikat; memperbaiki kondisi kerja; memajukan kesempatan lowongan kerja yang menguntungkan; dan menjamin tunjangan dan hak-hak kerja. Dalam menjalankan misi tersebut, Departemen Tenaga Kerja memberlakukan lebih dari 180 hukum federal. Peraturan-peraturan tersebut mencakup banyak aktivitas kerja yang dijalankan oleh 10 juta pencipta lapangan kerja dan 125 juta pekerja.

Departemen ini bermarkas di Frances Perkins Building, yang mengambil namanya dari Frances Perkins, Menteri Tenaga Kerja periode 1933-1945 dan menteri kabinet wanita pertama dalam sejarah Amerika Serikat.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar didunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Sedangkan negara kelima yang memiliki penduduk terbesar adalah Jepang. Indonesia dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia. Tentu saja hal ini menyebabkan Indonesia memiliki sumber daya manusia atau tenaga kerja yang melimpah, yang bisa disalurkan untuk mempercepat proses pembangunan Indonesia. Sumber daya manusia yang melimpah dan didukung oleh sumber daya alam yang juga melimpah merupakan modal yang sangat besar bagi bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya dari negara lain yang lebih maju dan makmur. Hal ini bisa terwujud kalau pengelolaan SDM dan SDA tadi terlaksana dengan baik, terjadi perimbangan antara pendidikan/skill yang dimiliki oleh tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja. 

Masalah akan timbul, apabila terdapat kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang besar dengan minimnya ketersedian lapangan kerja yang ada. Dengan kata lain lapangan kerja yang ada tidak mampu menampung (mempekerjakan) tenaga kerja yang ada, lebih-lebih tenaga kerja yang tidak terampil atau berpendidikan. Masalah ini akan menyebabkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran sehingga jumlah penduduk miskin juga semakin besar dan memiliki efek-efek negatif yang lain pula. 

Semua yang kita paparkan di atas tadi merupakan cerminan dari sebagian permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang coba kita jelaskan dipostingan kali ini. Berikut beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia. 

1.      Jumlah Angkatan Kerja yang Besar

Besarnya angkatan kerja yang ada di Indonesia tidak mampu diserap semuanya oleh kesempatan kerja yang ada, karena tidak berimbangnya jumlah angkatan kerja yang ada dengan ketersediaan kesempatan kerja. Hal ini merupakan pokok yang menyebabkan terhambatnya penyelenggaraan pembangunan ekonomi. 

2.      Kualitas tenaga Kerja Relatif Rendah

Kualitas tenaga kerja yang rendah ini disebabkan karena tingkat pendidikan penduduk yang rendah pula atau belum memadai dengan jenis pekerjaan yang tersedia. Tidak saja disebabkan banyaknya usia putus sekolah, namun juga disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan sehingga tenaga kerja tidak mampu menyerap atau menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Rendahnya kualitas tenaga kerja akan berpengaruh pada tingkat prduktivitas yang ujung-ujungnya menyebabkan proses produksi yang tidak efisien. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa produk Indonesia yang tidak mampu bersaing dengan produk luar terutama barang-barang yang dihasilkan negara-negara maju. Bukan karena sedikitnya modal yang disediakan dalam proses produksi, justeru sebaliknya biaya produksi tinggi tapi hasil produksi rendah.

3.      Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata

Luasnya wilayah dan banyaknya kepulauan d Iindonesia serta terkonsentrasinya penduduk di Pulau Jawa juga merupakan penyebab timbulnya permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia ini mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Daerah-daerah luas di Indonesia kekurangan penduduk sementara di Pulau Jawa kelebihan penduduk (padat). Banyaknya penduduk di Pulau Jawa ini dapat menigkatkan investasi di pulau tersebut. Berbagai usaha didirikan namun tetap tidak mampu untuk menekan jumlah pengangguran, malah sebaliknya semakin tinggi. Karena pulau jawa terutama kota-kota besar sudah menjadi daya tarik bagi pencari kerja dari luar Pulau Jawa. Padahal daerah di luar Pulau Jawa memiliki potensi alam yang melimpah dan belum diolah secara optimal. 

4.      Kesempatan Kerja Masih Terbatas

Berbagai sektor pekerjaan yang tersedia baik dibidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa tidak mampu menampung besarnya jumlah angkatan kerja yang ada. Ketersediaan kesempatan kerja dibidang-bidang tersebut sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang besar. Mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan sehingga tingkat kesejahteraan hidup rendah, karena mereka tidak memperoleh penghasilan.

5.      Meningkatnya Pengangguran

Muara dari permasalahan ketenagakerjaan ini adalah semakin tingginya tingkat pengangguran. Apalagi tingginya tingkat pengangguran ini semakin diperparah dengan adanya PHK (pemutusan hubungan kerja) besar-besaran. PHK besar-besaran biasanya dilakukan untuk efisiensi perusahaan.

Pengangguran ini akan berakibat luas dalam perspektif pembangunan ekonomi negara. Banyaknya jumlah pengangguran merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi negara dan pemicu terganggunya kestabilitasan sosial dan politik.

Dilihat dari pembahasan di atas maka perbedaan dari keduanya adalah

No

Indonesia

Amerika

1

SDM yang masih rendah

SDM sudah tinggi

2

Tingkat pengangguran tinggi

Tingkat pengangguran rendah

3

Peluang kerja sedikit

Peluang kerja banyak

 

Kesimpulan

Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah adanya kesenjangan yang begitu besar antara ketersediaan kesempatan atau lapangan pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja yang ada. Minimnya lapangan/kesempatan kerja ini mengakibatkan semakin tingginya jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia. Pengangguran berdampak sangat negatip terhadap proses pembangunan perekonomian negara.

Jika kitta bandingkan dengan amerika di atas maka masih banyak hal yang harus di perbaiki oleh Negara kita. Bannyak factor juga yang harus di perbaiki, mulai dari SDM yang harus di perbaiki, jumlah pengangguran dengan peluang kerja dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar