SURAT UNTUK WAKIL RAKYAT
Saya sampaikan kepada wakil rakyat bahwa kondisi rakyat saat ini sudah di ambang kemskinan.
kemiskinan dalam perekonomian maupun moral.
Mengapa rakyat merasa belum merdeka dalam arti yang sesungguhnya?
Rakyat terasa terhimpit dalam keterpurukan di tengah persaingan hidup yang kejam ini.
Rakyat miskin seperti di cakar oleh kondisi hidupnya sendiri.
harga-harga kian menggila dan tak terkendali seperti nafsu yang berkuasa segelintir orang yang di mabuk setan.
Mengapa pak,mengapa ini semua terjadi.
Rakyat banyak yang susah cari makan, ada yang makan nasi aking,ada yang makan umbi hutan.
makanan yang tak pernah terbayangkan akan jadi pengisi perut di saat-saat seperti ini.
Padahal dulu di masa Soeharto berkuasa yang katanya kejam itu negara kita pernah mendapatkan penghargaan dunia karena swasembada pangan.
kini kita harus mengemis-ngemis kedelai (bukan keledaai)dari luar negri,ini kah buah reformasi atau mungkin salah urus yang parah.
Pak...di luar sana banyak rakyat yang antri,antri minyak tanah,berobat di rumah sakit karena demam berdarah.
apakah bapak melihat dan menyimak itu semua.
Lihatlah baik-baik pak maka bapak akan tahu bagaimana susahnya hidup rakyat sekarang.
Yang saya tau kemiskinan rakyat sekarang hanya ada dalam angka-angka statistik dangan kurve yang menunjukan kenaikan terus menerus.
Kemiskinan hanya terdengar di seminar ,rapat-rapat dan ceramah-ceramah politik.
Maafkan saya pakk...bukannya saya ikut campur dalam pekerjaan bapak tapi cobalah dengar jeritan hati rakyat kecil.
Dengar jeritan mereka..dengan begitu bapak akan merasakan bagaimana rakyat kecil bertahan hidup di zaman yang premitif ini.
Di hati dan lidahmu lah rakyat kecil berharap.
Tolong dengarkan suara rakyat kecil dari sabang sampai merauke,bapak di pilih bukan karena dilotre,meski kami tak kenal bapak tetapi kehidupan yang layak untuk rakyat ada di tangan bapak..
Jangan seperti kucing-kucing yang kerjanya molor,karena tingkah laku dan kinerja para anggota selalu di perhatikan oleh rakyat.
Kehadiranmu seperti malaikat yang datang menabur berkat hanya meminta kata sepakat untuk menjadi wakil rakyat. Jika sudah jadi wakil rakyat lalu lupa akan rakyat.
Mungkin ini hanya sesaat karena rakyat tidak buta.
Rakyat tau mana yang lebih pantas untuk menjadi pemimpin mereka dan bukan yang hanya untuk harta dan jabatan.
Entah sampai kapan rakyat akan menderita seperti ini,susah untuk cari makan.
Dan entah sampai kapan mata dan telinga mereka tertutup dengan jabatan .
Rakyat ingin mereka yang mendengar bukan yang tuli dan rakyat ingin mereka yang melihat bukan yang buta.
Rakyat rindu sosok itu,sosok yang membagakan dan yang mengayomi,bukan perampok kehidupan,rakyat rindu pembangun bangsa,bukan pecundang.
Dengarkan kami sekali saja,jangan ajari kami berbuat curang wahai wakil rakyat,ajari lah kami membangun yang benar,cara menanam yang baik dan kami tidak butuh pelajaran lempar batu,cara untuk menang dan menaklukan lawan.
Kau berjanji esok akan lebih baik dari hari ini.
Kau bilang rakyat akan sejahtera jika kau yang memimpin.
Lelah mendengar selogan mu,kami capek meliahat gaya mu.
Seribu janji yang kau umbar dan tak satupun kau tepati.
Wahai wakil rakyat mau kau bawa kemana nasip rakyat.
Bangsa kita adalah bangsa yang besar,bangsa yang kaya menjadi melarat gara-gara kau yang tak punya nurani.
Wakil rakyat seharusnya mempunyai ide maupun rencana yang baik untuk rakyatnya.
Bukan sebaliknya membuat rakyat kelapan dan tercekam dalam perekonomian.
Inikah yang di namakan wakiln rakyat yang selalu memperkosa hak-hak rakyat.
Ucapan belaka yang keluar dari bibirmu yang penuh kepalsuan.
Wahai pemimpin dengarlah jeritan kami.
Sehingga keadilan tak nampak nyata lagi yang ada hanya lah sekumpulan rakyat yang menderita.
Seharusnya seorang pemimpin menepati janji bahkan teriakan saat kampaye dengan segala cara sodara menyakinkan kami dan bahkan saat lantikan bukankah seorang pemimpin sudah di sumpah dengan kitab suci?
Apa yang sudah saudara berikan?setelah surat suara yang begitu berharga kami berikan dengan harap mendapat balasan seperti apa yang anda janjikan.
Jangankan kemakmuran bahkan sedikit ingat kepada kami saja tidak, lalu anda sebagai pengusa menganggap kami apa,seharusnya anda inagtbahwa kekuasaan itu milih rakyat, anda hanyalah seorang wakil rakyat ,mingkin saat ini anda boleh semena-mena dengan jabatan kursi yang anda nikmati tanpa memikirkan rakyat.
Ingatkah pada era reformasi
Bumi ibu pertiwi ini di dirikan oleh para pejuang yang menjunjung tinggi rakyat, bahkan empat dari nilai nilai pancasila tertera menjunjung tinggi rakyat tidak sadarkah anda .
Sekarang kinerja wakil rakyat sangatlah tidak memuaskan dan jauh dari harapan rakyat banyak.
Apa yang di lakukan wakil rakyat hanya rutenitas semata.
Lebih banyak di publik untuk berwancana,tetapi sangat miskin hasilnya.
Akibatnya banyak kasus besar yang mereka bahas tak selesai.
Rakyat terus mereka bohongi dengan wacana yang mereka ciptakaan di publik agar kelihatan seolah-olah mereka bekerja.
Padahal itu semua hanya bagian dari upaya pencitraan.
Hari ini bia begini,besok lain lagi.
Ketidak konsisten ini membuat rakyat menjadi muak dengan wakil rakyat.
Saya juga menilai wakil rakyat sekarang tidak layak lagi menjadi wakil rakyat.
Karena apriasi rakyat tidak pernah di dengar,tak ada yang lebih menyakitkan ketika harus memandang rakyat kecil yang miskin,yang jauh sekali dari kata sejahtera.
Sampai kapan membiarkan rakyat kecil kehilangan mata pencaharianya,sampai kapan rakyat kecil merintih kesakitan ataas akibat perbuatan manusia debah,jangan salahkan jika rakyat membrontak demi mempertahaankan secuil harta miliknya dan ia rela terhantam aparat bangsat yang hatinya sekeras batu hanya karena uang dan uang.
Wahai wakil rakyat yang sedang duduk di istana,dengarlah,lihatlah dengan mata hatimu bahwa dulu kau yang meronta-ronta,mengemis-ngemis suara kami,dan sekarang kau seperti hantu datang dan pergi seenaknya saja.
Suaramu yang santun dan lembut dan gayamu yang merakyat yang rela ke plosok-plosok membuat kami percaya bahwa kau lah sebenar-benarnya pemimpin kami.
Namun sekarang kami tak pernah mendengar lagi suara lembut mu,yang kami dengar adalah harga dolar yang sudah membakar rupiah kami dan kami dengar hanyalah harga BBM yang hampir mencekik kami.
Kau kemanakan janjimu yang dulu dan kau kemanakan hatimu.
Kami menunggu dan menunggu dan berharap kau mampu menyelesaikan tugas pelaksanaan dan amanah tuhan.
Kau tidak hanya merampas nasib orang miskin,kau tidak hanya merampas nasib brandal tetapi kau merusak harga diri dan semangat hidup mereka.
Diamanakah tanggung jawab anda terhadap hidup rakyatmu.
Lihatlah nasib fakir miskn dan gelandangan,apakah anda sudah bisa memberikan tempat yang layak untuk mereka berkembang.
Lihatlah kedewasaanmu,berikan contoh kepada kami jangan hanya bertengkar pada sidang DPR karena beda pendapat.
Kami tidak perlu wakil rakyat yang bagus,kami lebih perlu bukti yang baguus.
Ini adalah pesan saya
Jaya indonesia sebagai pemuda negri saya melihat negri ini seperti kapal tua, yang berlayar seperti tak tau arah arahnya ada hanya nahkoda(penguasa) kita yang tidak bisa membaca dia bisa membaca .mungkin, dia bisa membaca tetapi tertutup hasrat membabi buta. Hasrat menghidupi keluarga,sanak sodara,dan dirinya.
Indonesia itu memang seperti kapal tua dengan penumpang berbagai rupa (bineka tunggal ikka) bersatu dalam nusantara.
Enam kali sudah berganti nahkoda(pemimpin) tapi masih jauh dari kata sejahtera .
Nahkoda pertama sang peoklamator bersama hatta membangun dengan semangat pancasila ia pernah berkata mampuh guncangkan dunia.
Nahkoda kedua tiga puluh enam tahun berkuasa datang dengan program membawa pelita bapak pembangunan bagi mereka,bagi saya tidak ada bedanya.
Nahkoda ke tiga sang wakil yang naik tahta mewakili mewarisi masa terbelahnya orde baru,belum sempat menjelajah samudra ia sudah terhenti di tahun pertama, dibanggakan di eropa di permainkan di indonesia jerman dapat ilmunya kita dapat apa sebagai pribumi ibu pertiwi.
Nahkoda ke empat sang kyai dengan hati terbuka ia terhenti dalam sidang istimewa ketika tokoh-tokoh reformasi berebut istana.
Nahkoda ke lima,nahkoda(pemimpin) pertama seorang wanita di tangan ibunya bendera pusaka tercipta.
Nahkoda ke enam ,seorang penguasa dengan dua kali disumpah atas nama garuda ,tapi itu hanya awal cerita cerita selanjutnya hanya terpampang di banyak media.
Bahkan saat ini nahkoda dengan penuh kebanggan belum terasa sebuah kemakmuran.
dan yang terakhir pernyataan dari saya ini adalah bahwa wakil rakyat itu adalah orang-orang penting maka apakah mereka tau bahwa mereka orang penting atau tidak mari kita sadarkan bahwa mereka adalah orang-orang penting karena mereka adalah wakil rakyat yang terhormat.
Dari beberapa pernyataan di atas telah terbukti oleh rakyat ramai bahwa anggota wakil rakyat itu hanyalah PEMBOHONG besar,penipu,dan politis yang tidak beretika hanya sebagian kencil dari anggota wakil rakyat yang amanah.
Kini kita bisa melihat dengan kepala mata kita sendiri bahwa kinerja anggota wakil rakyat itu hanyalah mementingkan kelompoknya masing-masing.
Korupsi dimana-mana dan di cap sebagai penipu rakyat dan kepercayaan rakyat terhadap anggota wakil rakyat sudah sirna karena ulah mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar