TEMA : Perbandingan Demokrasi Negara Indonesia Dengan Negara Lain
Dalam berbagai pemilihan dalam pemilu peserta bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kategori,pemilih yang idealis, pemilih yang pragmatis, atau pemilih yang politis pembagian lainnya bisa disederhanakan menjadi dua pemilih, yaitu pemilih politis dan pemilih awam. Dimana secaa sederhana bisa dikatakan pemilih politis adalah pemilih yang terdidik, menggunakan analisa politik, dan rasio untuk menentukan pilihan ini yang disebut dengan educated voters, dan pemilih awam adalah pemilih yang memilih bukan karena alasan yang politis dan logis.
Di indonesia sendiri, dalam pemilihan umum sering kali terjadi mobilisasi pemilih dan money politic dalam praktek pemilihan umumnya, dimana suatu partai atau kanididat memobilisasi suatu massa menuju suatu TPS, agar memili partainya, aau akan diberikan imbalan sebagai pengganti karena telah memilih dirinya, praktek-praktek seperti ini lah yang telah mencedrai demokrasi itu sendiri, sehingga 90%dianggap sebagai sebuah angka semu yang tidak diketauhi seberapa besar pemilih yang mengikuti pemilu atas kemauannya sendiri. Pendekatan ini jelas sangat jauh berbeda dengan pendekatan pemili h di Amerika , dimana para calon presiden lebih menggunakan pendekatan personal dibandingkan pendekatan partai, para kandidat yang datang ke setiap negara bagian dan mengadakan sebuah pertemuan langsung dengan para pemilih untuk menyampaikan dan mendengarkan aspirasinya, pendekatan dengan iklan dan email sangat lancar dilakukan di Amerika, dialog antara kandidat yang disiarkan di TV pun akhirnya memberikan gambaran jelas pada para pemilih tentang kandidatnya itu sendiri.
Kelemahan lainnya dari pemilu di indonesia adalah karena terlalu banyaknya partai dan kandidat yang maju untuk sebuah pemilihan, tidak adanya seleksi fit and proper tes yang ketat bagi para kandidat dan partai yang mencalonkan ditambah lagi para pemilih diberikan pilihan yang sangat terbatas, karena pada dasarnya partailah yang memilih kandidat untuk yang dicalonkan. Akhirnya menambah kebingungan dari para pemilih di indonesia banyaknya partai dan kandidat dan kuranya sosialisasi dan publikasi menjadikan pemilih merasa bingung, dan tidak mengenal dengan baik tiap-tiap calon. Permasalahan lainnya adalah berada dengan di Amerika dimana setiap partai mengadakan pemilihan. Dan rakyat dapat memilih siapa yang akan maju sebagai kandidat dari sekian calon yang ingin mangajukan dirinya dari sebuah partai. Di indonesia rakyat hanya memilih partai yang telah ditentukan oleh partai, sehingga rakyat sebenarnya tidak benar-benar memilih, karena hanya diberikan dengan pilihan yang telah dipilihkan oleh partai-partai tersebut.
Di indonesia sendiri sedang dihadapkan dengan kenyataan bahwa jumlah golput dalam setiap pemilihan selalu meninggi dan yang lebih parah lagi kebanyakan dari orang-orang yang memilih untuk golput berasal dari kalangan muda yang banyak diantaranya adalah akademisi yang lebih "melek" tentang realitas politik sehingga memilih di indonesia lebih banyak berasal dari kalangan tua yang sangat identik dengan partai sentris mereka tidak memilih berdasar idealime atau program-program yang di ajukan pleh kandidat tapi lebih ke fanatisme partai yang mana adalah hasil dari rezim orde baru dahulu. Berbeda dengan yang di alami dengan Amerika, walaupun dalam kenyataannya jumlah partisipasi pemilihan di Amerika jauh lebih rendah di bandingkan di indonesi, namun tren di Amerika adalah semakin banyak pemilih dari kalangan muda ini rata-rata lebih teredukasi dalam politik di bandingkan kalangan yang lebih tua.
Lalu tingginya tingkat pemilih di indonesia pun tidak disertai dengan tingginya partisipasi politik dan artikulasi kepentingan yang sehat dalam perpolitikan di indonesia. Rakyat sangat sulit untuk bertemu dan membicarakan masalahnya dengan perwakilan yang mewakili mereka, sehingga sering kali mereka harus mengaspirasikan suara mereka dalam demo-demo kurang terbukanya akses kepada para wakil rakyat dan kurang di ikuti sertakannya rakyat dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah adalah salah satu permasalahan akut Negara Indonesia, para wakil rakya itu lebih sering membawa perintah partai daripada mewakil kepentingan pemilihnya, berbeda dengan di Amerika yang akses para wakil rakyat begitu mudah, sidang-sidang sangatlah terbuka, bahkan bisa juga bersuara dalam persidangan-persidangan tersebut. Hubungan antara pemilih dan yang dipilih sangatlah terjaga dan dengan sistem yang hanya dikuasai oleh dua para. Tipisnya perbedaan ideologis kedua partai membuat para pemilih lebih fokus pada program-program yang di tawarkan dari pada ideologi paetai-partai tersebut.
Tingginya tingkat pemilih di indonesia juga tidak diimbangi dengan perubahan sistem yang lebih demokratis pula, di indonesia penduduknya dan perkembangan sangatlah tidak merata lebih dari setengah penduduknya berada di pulau jawa, sehingga bisa dikatakan bahwasanya presiden yang terpilih adalah presiden yang hanya mewakili hak-hak orang jawa. Berbeda sekali dengan Amerika yang tingkat penyebaran peenduduknya sudah mulai merata, sehingga tiap negara bagian bisa mendapatkan perwakilan yang sesuai dengan kepentingan mereka disana. Indonesia sendiri walaupun sangat demokratis tapi masih sangat bermasalah dengan moral bangsa seperti korupsi, dan juga HAM yang belum dijaga dengan baik di negara ini. Hukum yang masih tidak teratur membuat bangsa ini belum bisa memenuhi ciri-ciri demokrasi yang sesuai dengan teorinya sehingga bisa di simpulkan walaupun tingkat partisipasi dalam pemili sangat besar. Indonesia masih belum bisa menempatkan dirinya sebagai negara yang mempunyai sifat yang lebih demokratis dibandingkan pemerintahan di Amerika. Sangat lah jauh berbeda negara kita indonesia dengan Amerika warga negara mereka yang antusias dalam memilih pemimpin untuk negara mereka sendiri beda halnya dengan negara kita indonesia, yang seharusnya kita pilih sendiri yang bagus. Baik, jujur dan tidak sombong untuk dijadikan pemimpin negara malahan sebaliknya bukan yang kita harapkan tapi apa daya kita harus menerima keputusan itu siapapun pemimpin kita biarlah ia menjalankan tanggungjawab itu untuk negaranya melalui suara kita semoga bisa didengarkan oleh pejabaat-pejabat yang diatas dan kita lihat kedepannya negara kita akan seperti apa khususnya negara indonesia itu sendiri.
Bukan hanya itu saja yang menjadi perbedaan pemilihan pemimpin di Indonesia dengan Amerika, ada beberapa perbedaan yang mencolok dari perbedaan itu ialah :
1. Jumlah Partai
Salah satu yang mudah diingat, jika di indonesia kita mengenal ada banyak sekali partai yang berpartisipasi dalam pemilu maka di Amerika tidak sebanyak di indonesia. Pemilihan umum di Amerika di kuasai oleh dua partai besar, yaitu partai Demokrat dan Republik. Sebenarnya dalam konsitusi Amerika tidak ada batasan dalam jumlah partai. Namun dalam sejarah dan tradisinya hanya dua partai besar tersebut yang selalu mengusai pemilu.
2. Cara menentukan calon presiden
Di Indonesia setiap partai politik bebas mengajukan calon presidennya. Capres ini pun umumnya di tunjukan langsung oleh partai yang mengusungnya. Sementara di Amerika masyarakat merupakan pihak yang memiliki pengaruh kuat dalam pemilihan capres dari setiap partai politik. Capres akan ditentukan melalui pemilu pendahuluan, baik melalui sistem kaukus ataupun primary. Selain itu capres dari masing-masing partai akan diseleksi trlebih dahulu melalui konsesi yang ketat.
Cara menentukan pemenang pemilu
Di indonesia siapa pun yang berhasil meraih suara terbanyak dalam pemili maka langsung berhak dianggap menjadi pemenang. Namun hal itu tidak berlaku di Amrika. Kemenagan seseorang capres ditentukan oleh 538 perwakilan negara bagian (electros) yang tergabung dalam electoral college. Keberadaan electoral college ini diatur dalam konsitusi Amerika pasal 2 ayat 3 sementara itu, untuk memenangkan pilpres dibutuhkan 270 suara elector.
3. Waktu pemilu
Pemilu Amerika diselenggarakan setiap empat tahun sekali pada bulan november tahun genap. Sedangkan Indonesia kita semua tahu pemilihan presiden jatuh setiap lima tahun sekali. Uniknya lagi warga Amerika memilih calon presiden secara bersamaan mereka juga akan memilih kepala daerah di berbagai tingkatan, pemilihan hakim-hakim baru, bahkan pemilihan supervisor distrik-distrik sekolah publik.
4. Atribut saat pemilu
Tidak heran kalau sudah memesuki musim pemilu maka kita akan mudah melihat atribut parpol berserakan di eluruh pelosok indonesia. Bahkan tak jarang atribut-atribut ini dipasang secara berlebihan sehingga terlihat kotor di setiap sisi jalan berbagai wilayah. Hal semacam ini tidak akan kamu temukan di Amerika, disana jarang terlihat ada spanduk atau pamflet ajakana untuk memilih Hillary atau Trump yang terpampang dijalan. Begitulah sangat terlihat jelas sekali perbedaan pemilihan umum untuk pemimpin kita di Indonesia dengan di Amerika , sangat jauh perbedaannya.
-DITA IRIYANI-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar