Selasa, 23 Oktober 2018

A.181710080 - PESAN UNTUK PEMERINTAH ​


Bapak dan Ibu pejabat, kita marah bukan karna benci, kita aksi bukan karena ingin menjatuhkan, kita melakukan itu semua demi rakyat. Kalian semua hanya bisa berbicara kalian semua tidak menunjukan sikap simpati dan empati.Saya pernah melihat sebuah tayangan live disalah satu siaran TV disitu ada 3 masyarakat dan 2 orang pejabat DPR. Saat masyarkat menceritakan keluh kesahnya kepda anggota DPR(sorot kamera menuju masyarakat ), tanpa disadari oleh kedua pejabat tersebut ternyata kamera telah kearah mereka. Saat pejabat itu ditanyakan tanggapannya oleh pembawa acara,,sesuatu ahal yang sangat mengejutkan dari jawaban pejabat itu,"maaf tadi saya tidak mendengar karena saya sedang mengobrol

Bagaimana parpol kita setelah masa jabatan pak SBY " memang kecil dan mungkin banyak yang tidak menyimak. Saya sangat kecewa sekali ketika rakyat sedang mengadu secara langsung dan dilihat oleh jutaan mata tetapi mereka masih tetap memikirkan dirinya sendiri.Andai saja saya ada disitu saya akansangat marah sekali karana mereka tidak menganggap dan mendengarkan keluh kesah rakyat. Itu saja yang ada didepan mata mereka tidak dihiraukan bagaimana yang jauh disana.Mereka lupa terhadap janji mereka atau sebenernya mungkin saja mereka tidak pernah berjanji karena mereka hanya berpikir "jika mereka duduk di Kursi DPR mereka akan menjadi orang yang terhormat dan tentu saja harta yang melimpah, banyaknya project-project membuat mereka tetap menghasilkan pundi-pundi." Jujur saya sangat menbenci ANGGOTA DPR yang seoerti itu. Karena banyak, bahkan rata-rata dari mereka hanya mencari kesempatan bukan untuk benar-benar  membelarakyat. Bahkan adapula yang tidak hafal lagu Indonesia raya maupun pancasila, tidak mengerti pilar-pilar dari PANCASILA.Saya tambah yakin bahwa memang DPR tidak pernah memikikan rakyat dengan sungguh-sungguh, itu terbukti belum genap satu bulan memsuki tahun 2012 sudah banyak sekali pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh DPR. Mulai dari renovasi ruang rapat, pembuatan kalender, hingga toilet. Yang seharusnya uang-uang tersebut dapat dipakai untuk keperluan lain, mereka tidak pernah prihatin dengan keadaan Indonesia sebenarnya. Saya pernah melihat tayangan TV dimana rata-rata dari penduduk desa di salah satu daerah BOGOR kelainan jiwa atau cacat mental, ada pula yang hampir satu desa makan beras aking, dan ada pula didaerah pinggiran Jakarta yag masih belum mendapatkan listrik. Sumpah para anggota ini memang tidak memiliki hati. Bisanya mereka bernyanyi dan bersenang-senang menggunakaan uang rakyat. Padahal mereka sampai tidak bisa sekolah bahkan makan untuk menghidupi para-para ulat Negara.Apa perlu bangsa ini diserang habis-habisan agar mereka tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berdaya, apa perlu gedung-gedung terhormat dan kokoh tersebut hancur musnah baru mereka dapat mengerti. Dibllik semua pembicaraan para pejabat tidak ada yang murni benar-benar membela rakyat,dibalik itu semua ada kepentingan pribadi. Rakyat telah menangis, mahasiswa sudah mulai resah jagan anda pikir kejadian pada tahun 98 tidak dapat terjadi kembali, anda salah besar  itu dapat saja terjadi bahkan pada saat ini. Anda jangan mendoktrin mahasiswa, dengan aturan-aturan yang telah disepakati universitas-universitas untuk selalu belajar. Kami tahu bahwa tugas utama kami adalah belajar tapi anda jangan berusaha juga menutupi dari fungsi-fungsi kami sebagai seorang mahasiswa, salah satunya adalah agent of change. Ketika rakyat kecil ingin mengadu mereka tidak ada tempat. Mereka dibodohi oleh aparat-aparat dengan system yang sebenarnya mungkin tidak serumit itu. Karna mereka tidak mengerti banhkan mungkin mereka tidak bersekolah, menulis dan membaca. Apajadinya Indonesia apabila generasi penerus bangsanya banyak yang tidak sekolah atau melanjutkn sekolahnya? 

Sebenarnya saya setuju jika BBM itu dinaikkan karena apa??? Bisa dibandingkan motor jika ingin mengisi BBM secara full hanya membutuhkan 3-4 liter sedangkan mobil bisa sampai 50 liter, yang lebih kurang ajarnya adalah para pemilik mobil itu menggunaka BBM yang bersubsisdi (dasar ga tahu malu), ada yang mengatkan kalau yang punya mobil belum tentu juga mereka punya uang. Apa itu pantas diungkapkan bagi mereka yang memliki mobil. Lau yang memiliki mobil dapat dikatakan belum tentu memiliki uang, yang tidak punya beras mau dikatakan apa ???. Tetapi jika BBM dinaikkan lalu dialihkan uang subsidi itu untuk BLSM(bantuan langsung sementara)mau dijadikan apa rakyat ini. Tidak usah diajarkan saja banyak rakyat yang sudah bermental pengemis apa lagi adanya BLSM. Jika pemerintah bener-benar ingin membantu rakyat dengan tepat sasaran, uang tersebut dibangun untuk infrsastruktur terutama untuk sekolah-sekolah. Masih banyak rakyat kita ini yang ingin sekolah tetapi terbentur biaya. Rakyat menolak BBM naik, sebenranya satu yang mereka takuti , mereka takut tidak dapat makan. Perut..itulaah alasan pertama mereka bukan kesehatan maupun pendidikan berarti dari sini saja sudah terlihat bahwa sehat dan pendidikan adalah sebuah barang yang mewah. Bapak dan ibu pejabat janaganlah anda membanding-bandingin kami dengan Negara tetangga, secara pendapatan saja kita memang sudah kalah(walaupun saya sendiri sangat tidak menyukai Negara tetangga y tidak perlulah saya menyebutkan merek). Jika dana BLSM tetap dikucurkan saya yakin 100% pasti ada kebocoran dengan alasan, uang administrasi.

Andai saja para pejabat bangsa ini dapat dipercaya, andai saja para pejabat bangsa ini serius untuk membangun bangsa, saya yakin tidak ada mahasiswa dan elemen masayarkat yang demo sperti akhir-akhir ini. Anda saja jika rakyat percaya bahwa uang-uang tersebut tidak akan dikorupsi, andai saja mahasiswa yakin bahwa uang-uang tersebut untuk pendidikan. Tidak ada aksi-aksi yang mencekam  .

Tetapi sayang sekali mahsiswa yang sebagai lidah dari masyrakat saja tidak diijinkan untuk beraksi.,,ehm kata "tidak" sbenarnya engga juga, tetapi hanya saja mahasiswa yang aksi belum apa-apa udah dihadapkan oleh aparat dengan atribut lengakap. Contoh banyak mahasiswa dan elemen-elemen yang akan aski tapi sudah dihadang bahkan belum apa-apa sudah ditangkap(kejadian diciikini beberapa minggu yang lalu). Satu lagi contoh yang sangat mengenaskan, beberapa bulan yang lalu masih teringat dibenak kita warga dari daerah sumatera barat datang ke kantor DPR ingin mengadukkan masalahnya tetapi apa??? malah mereka ditangkap, dengan alasan yang tiak masuk akal, dan ternyta pejabat di DPR lah yang bertanggungajawab secara tidak langsung atas aksiden didaerah sumtera barat. Jika itu terusut maka mereka pula kena.

 Jika bukan kita yang mengubah kehidupan bangsa ini kelak, lalu siapa???jangan sampai kejadian ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang ingin memecah belahkan bangsa kita. Jika kita sebagai orang asli dari bangsa ini menguasai aspek SDA saya yakin deluruh duina akansegan terhadap bangsa kita. Saya tidak hanya asal bicara tetapi ini pula yang dikatakan oleh seseorang yang mengetahui akan kekuatan bangsa kita(saya lupa orangnya). Orang ini bukan dari bangsa Indonesia mereka dari luar, mereka yang hanya melihat saja yakin dengan kekuatan kita, kenapa kita sebagai penerus bangsa tidak yakin dengan kekuatan kita. Mulai dari diri sendiri dan terkecil yaitu

"BANGGA TERHADAP BAHASA DAN KEBUDAYAAN BANGSA". Saya yakin suatu saat nanti ibu pertiwi akandisegani oleh bangsa-bangsa lain didunia. 

Akan tetapi, penting juga kita sadari bersama bahwa upaya menggapai kemakmuran bangsa, memang tidak segampang kita membalikan telapak tangan. Kemakmuran atau kesejahteraan adalah suasana hidup yang sejak lama selalu menjadi dambaan seluruh warga bangsa di dunia. Akibat nya, wajar jika banyak negara yang secara sengaja menyimpan makna "sejahtera", "adil" dan "makmur" ke dalam cita-cita utama pembangunan nya. Hal yang demikian, juga dilakukan oleh negara kita. Sejak Indonesia merdeka, baik di era Orde Lama, Baru dan Reformasi, kita tidak pernah menghempaskan sedetik pun kata "sejahtera" dari kamus perencanaan pembangunan. Para perencana pembangunan meyakini benar bahwa pembangunan yang dilakoni nya mesti tetap berpijak pada terwujudnya pertumbuhan dan pemerataan yang dibungkus oleh stabilitas.Mereka berketetapan hati bahwa kerangka perencanaan pembangunan yang demikian, ditengarai bakal mampu melawan musuh utama kehidupan manusia, yakni kemiskinan dan kesengsaraan.

Setelah  69 tahun merdeka, saya yakin para pendiri bangsa akan bersyukur dan bergembira melihat transformasi bangsa Indonesia di abad-21.Dari bangsa yang sewaktu merdeka sebagian besar penduduk-nya buta huruf, rakyat Indonesia kini mempunyai sistem pendidikan yang kuat dan luas, yang mencakup lebih dari 200 ribu sekolah, 3 juta guru dan 50 juta siswa. Dari bangsa yang tadinya terbelakang di Asia, Indonesia telah naik menjadi middle-income country, menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar dunia, dan bahkan menurut Bank Dunia telah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia jika dihitung dari purchasing power parity. Dari bangsa yang seluruh penduduknya miskin di tahun 1945, Indonesia di abad ke-21 mempunyai kelas menengah terbesar di Asia Tenggara ? dan salah satu negara dengan pertumbuhan kelas menengah yang tercepat di Asia.Dari bangsa yang kerap jatuh bangun diterpa badai politik dan ekonomi, kita telah berhasil mengkonsolidasikan diri menjadi demokrasi ketiga terbesar di dunia. Pendek kata, setelah hampir 7 dekade merdeka, Indonesia di abad ke-21 terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin bersatu, semakin damai, semakin makmur, dan semakin demokratis. Kita mengatakan semua capaian ini tidak untuk berpuas diri atau menepuk dada. Kita mengatakan ini untuk mengingatkan diri bahwa semua ini berawal dari revolusi 1945 yang dirintis para pendiri republik.Perjalanan kita sebagai bangsa sudah cukup panjang, dan terlepas dari berbagai permasalahan yang masih ada, serta segala kekurangan kita, sejarah menunjukkan bahwa perjuangan dan kerja keras bangsa Indonesia selama ini telah mengangkat derajat bangsa kita ke tingkat yang lebih tinggi. Jangan pernah lupa bahwa yang paling penting kita bangun adalah sistem - sistem demokrasi, sistem politik, dan sistem ekonomi.Demokrasi kita tidak boleh bergantung pada figur seseorang, namun harus bergantung pada lembaga, pada peraturan, pada hukum dan normaSejarah mengajarkan kita, selama sistem itu kuat, maka negara akan kuat, rakyat juga kuat. Tetapi, jika sistem itu lemah dan keropos, demokrasi kita akan kembali labil dan mengalami kemunduran. Kita semua wajib menjaga momentum bangsa yang baik ini, dan bahkan meningkatkannya.Jangan lupa, dunia penuh dengan contoh bangsa yang sedang naik daun kemudian tersandung dan jatuh seketika. Jangan sampai hal itu terjadi pada bangsa kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar