Selasa, 23 Oktober 2018

B.181710069 - praktek budaya dan tradisi yang hidup pada masyarakat indonesia dan menjadi nilai bagi pancasila

NAMA : HANSSEN

NIM     : 181710069

KELAS  : B

 

KEBUDAYAAN YANG MENGANDUNG NILAI PANCASILA

KEBUDAYAAN TABUT PROVINSI BANGKA BELITUNG

Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacara Tabut mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi yang berangkat dari upacara berkabung para penganut paham Syiahini dibawa oleh para tukang yang membangun BentengMarlborought (1718-1719) di Bengkulu. Para tukang bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India yang kebetulan merupakan penganut Islam Syiah.

Para pekerja yang merasa cocok dengan tatahidup masyarakat Bengkulu, dipimpin oleh Imam Senggolo alias Syekh Burhanuddin, memutuskan tinggal dan mendirikan permukiman baru yang disebut Berkas, sekarang dikenal dengan nama Kelurahan Tengah Padang. Tradisi yang dibawa dari Madras dan Bengali diwariskan kepada keturunan mereka yang telah berasimilasi dengan masyarakat Bengkulu asli dan menghasilkan keturunan yang dikenal dengan sebutan orang-orang Sipai.

Tradisi berkabung yang dibawa dari negara asalnya tersebut mengalami asimilasi dan akulturasi dengan budaya setempat, dan kemudian diwariskan dan dilembagakan menjadi apa yang kemudian dikenal dengan sebutan upacara Tabut. Upacara Tabut ini semakin meluas dari Bengkulu ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meuleboh dan Singkil. Namun dalam perkembangannya, kegiatan Tabut menghilang di banyak tempat. Hingga pada akhirnya hanya terdapat di Bengkulu. Menyambut tahun baru Islam 1440 hijriah, Bengkulu memiliki tradisi budaya turun temurun yang diberi nama Tabut.

Tradisi Tabut ini digelar selama 10 hari berturut turut terdiri dari sembilan rangkaian ritual. Pertama mulai dari menggambik tanah (mengambil tanah) dari tempat khusus yang di keramatkan atau biasa disebut Gerga.

Kedua, Duduk Penja (mencuci jari-jari) Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Karenanya penja ini disebut juga dengan jari-jari.

Ketiga, Meradai atau mengumpulkan dana yang dilakukan oleh Jola (orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan). Acara Meradai diadakan pada tanggal 6 Muharam.

Keempat, Menjara (mengandun) artinya berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji/bertanding dol, sejenis beduk yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi dengan kulit lembu.

Tahap kelima adalah Arak Penja, yang mana penja diletakkan di dalam Tabut dan diarak di jalan-jalan utama Kota Bengkulu.

Tahap keenam merupakan acara mengarak penja yang ditambah dengan serban (sorban) putih dan diletakkan pada Tabut kecil.

Tahap ketujuh adalah Gam (tenang/berkabung), merupakan tahapan dalam upacara Tabot yang wajib ditaati. Tahap Gam merupakan saat di mana tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan apapun.

Tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 9 Muharam juga yang disebut dengan Arak Gendang. Tahap ini dimulai dengan pelepasan Tabut Besanding di gerga masing-masing.

Tahap terakhir dari keseluruhan rangkaian upacara Tabot disebut dengan Tabut Tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharam. Puluhan ribu Masyarakat Bengkulu akan tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilalui rombongan pembawa Bangunan Tabut dari lapangan Merdeka menuju pemakaman Syekh Burhanuddin bergelar Imam Senggolo di kawasan Karballa.

 

1.  Ketuhanan yang maha Esa

     Dalam sila pertama pada pancasila ini,dapat diambil nilai-nilai dasar tentang ketuhanan melalui pesta tabut yang merayakan pesta tabut untuk menyambut datangnya tahun baru islam.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

       Dalam sila kedua pada pancasila,dapat diambil nilai-nilai dasar tentang kemanusian. Pesta Tabut mengajak seluruh lapisan golongan masyarakat di daerah tersebut dapat berpartisipasi dalam acara tersebut tanpa memandang latar belakang masyarakat.

3. Persatuan indonesia

        Yaitu masyarakat bengkulu yang berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji/bertanding dol, sejenis beduk yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya serta ditutupi dengan kulit lembu.yang bertujuan agar mempererat persatuan

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawaratan perwakilan

         Dalam hal ini upacara Tabot disebut dengan Tabut Tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharam. Puluhan ribu Masyarakat Bengkulu akan tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilalui rombongan pembawa Bangunan Tabut dari lapangan Merdeka menuju pemakaman Syekh Burhanuddin bergelar Imam Senggolo di kawasan Karballa.

  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

        Dalam sila ini  Tradisi pesta tabut mencakup seluruh lapisan masyarakat yang juga ikut serta dalam perayaan ini dan saling membantu mensukseskan perayaan tradisi budaya tabut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar