DAMPAK BARANG BEKAS (LELONG) BAGI PEMERINTAH
Dalam hal ini, Kementrian perdagangan sudah megharamkan praktik jual beli pakaian bekas (LELONG) yang selama ini membanjiri pasar indonesia. Namun kebijakan itu mungkin di anggap angin lalu, sehingga membuat pemerintah gerah.
Di sini saya mengambil contoh di daerah SAMBAS (KALBAR), yang rupanya para pedagang dan masyarakat tidak merespon imbauan tersebut. Sehari-hari jumlah para pembeli tidak mengalami penurunan.
Semakin hari semakin meningkat penjualan barang bekas yang ada di daerah kalbar baik dari pontianak, singkawang, sambas dll.
Saat saya bertanya-tanya kepada seorang pedagang barang bekas di salah satu daerah sambas (tepatnya di pasar pagi sambas) tentang pakaian bekas, ada seorang pedagang berpendapat seperti ini "apa sih mas, ini kan hanya rombengan (pakaian bekas) ujar si pedagang"
Saya mengungkapkan kalau toko pakaian bekasnya untuk menyediakan pakaian bagi tukang becak dan kuli bangunan. Mereka butuh baju atau celana untuk bekerja, yang terkadang sayang kalau membeli yang baru.
Pakaian impor bekas tidak hanya melahirkan masalah kesehatan. Pakaian ilegal eks impor itu disinyalir mampu merusak industri sandang tanah air.
Dugaan kuat serbuan produk pakaian berkas impor berasal dari negara lain masuk melalui pelabuhan tikus ( laut/darat). Kemetrian perdagangan sendiri telah mengkampanyekan anti pakain bekas impor pada peringatan hari konsumen nasional. Pemerintah geram atas maraknya baju bekas tersebut memasuki indonesia secara ilegal.
Mentri perdagangan Rachmat Gobel menegaskan bahwa jika konsumtif masyarakat tanah air begitu tinggi, termasuk kepada barang bekas. Atas kondisi itu, dirinya menyindir bahwa indonesia menjadi bangsa 'bekas' pungkasnya.
Pemerintah menilai dampak (negative) dari kehadiran pakaian bekas ini banyak merugikan masyarakat indonesia. Untuk itu, pemerintah bakal melarang masuknya produk ini tahun depan.
Ada beberapa dampak negative yang di timbulkan barang bekas yaitu sebagai berikut :
1. Banyak bakteri merugikan untuk kesehatan
Berdasarkan uji laboratorium , pakaian bekas impor belakangan kian di minati masyarakat di tanah air mengandung 216 ribu koloni bakteri berbahya per gram.
Bahkan sebagian yang di jual di pinggir jalan, seperti celana pendek, dan ada bekas menstruasi wanita.
Atas dasar ini, pemerintah meminta masyarakat tidak tergiur dengan pakain bekas berlabel impor tersebut. Sebab, pakaian impor menjadi sarang bakteri itu telah melukai martabat bangsa (membawa penyakit).
2. Pakaian bekas impor kebanyakan produk ilegal
Kementrian perdagangan tidak mampu membendung derasnya arus impor pakaian bekas yang masuk ke indonesia.
Padahal, pakaian-pakaian bekas tersebut mengandung ratusan ribu bakteri yang membahayakan bagi manusia.
Kementrian perdagangan menegaskan, pakaian-pakaian tersebut di duga banyak masuk dari pelabuhan kecil. Namun dengan wilayah pesisir indonesia yang begitu luas, pengawasan yang di lakukan menjadi tidak maksimal.
3. Pakaian bekas impor timbulkan praktik mafia
Seorang pria mengaku telah berbisnis sampingan dengan perantara konsumen pembeli pakaian bekas impor dari china, koreas selatan, jepang, singapura, dan australia.
Dia mengatakan "dulu enak sebelum ada indonesia port coorporatian (IPC), barang-barang itu (pakaian bekas) di simpan dulu di gudang pelabuhan, setelah ada yang minat, baru barang-barang itu di keluarin ujar dia saat saya bertanya-tanya tentang barang bekas.
Barang bekas juga sangat besar pengaruhnya terhadap barang baru karena barang bekas yang di kenal masyarakat luas lebih bagus kualitas nya dan harga nya sangat terjangkau bagi masyarakat menegah dan kebawah.
Pada beberapa tahun yang lalu pedagang barang bekas di jakarta sempat di tutp paksa karena ada yang memgkomplain terhadap mentri perdagangan karena mereka merasa tersaingi dengan pedagang barang bekas, wajar saja karena barang bekas sudah jelas banyak barang yang berkualitas (bermerek) bagus dan tentunya harga yang sangat terjangkau, karena barang baru yang mereka jual di mall contohnya belum tentu original sepenuhnya, Maka untuk itu mereka merasa tersaingi.
Dampak barang bekas ini bagi saya pribadi ada baiknya juga untuk membantu bagi masyarakat yang ekonomi nya kelas menegah ke bawah yang tidak mampu untuk membeli pakaian baru dan ada juga yang memang hobi dengan barang bekas karena , ada yang mencari merek-merek kelas atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar