Nama: Mita Rahmah
Nim: 181710048
Kelas: Hukum B
RESENSI FILM 9 SUMMER 10 AUTUMNS
Film ini bermula saat hari pertama Iwan tiba di New York disambut oleh dua preman yang menodongnya di Stasiun Fleetwood saat hendak melihat pesta kembang api petama kalinya di New York. Saat itu juga, ia melihat seorang anak kecil berbaju merah putih melewatinya dan bersembunyi. Anak kecil itu pun mengikutinya pulang setelah dua preman tadi kabur karena ada seseorag yang datang berteriak. Anak kecil ini kemudian akan terus menemani iwan setiap hari.
Iwan hanyalah anak dari keluarga miskin di Batu, Malang, Jawa Timur. Keluarganya terdiri dari ibu, bapak, iwan dan 4 saudara permpuannya, yaitu Mba Isa, Mba Inan, Rini, dan Mira. Bapaknya hanyalah seorang supir angkut dan truk di Batu. Berkat bapaknya lah, iwan beserta keluarganya dapat menyelesaikan sekolah hingga ke jenjang Universitas. Bapak yang awalnya memiliki sebuah mobil angkot, rela menjualnya untuk membayar biaya kuliah iwan di IPB.
Tentu saja yang paling besar adalah jasa sang Ibu. Ibu Ngatinah yang membangun ide untuk menabung, mengatur berapa liter nasi yang harus di masak tanpa tersisa keesokan harinya,yang tahu barang apa harus digadaikan untuk membeli sepatu baru untuk ananknya dan mengatur pembayaran uang sekolah mereka. Kesederhanaan dan kebijakan Ibu yang menyelamatkan dan membangun rumah kecil mereka.
Mba Inan, kakak perempuan kedua Iwan mengajarkan iwan dan adik-adiknya untuk menjaga kebersihan dan yang membuat iwan tertarik dengan dunia teater di SMA. Mba Inan adalah seorang yang aktif. Sejak kecil ,mba Inan rajin bekerja untuk membantu meringankan perekonomian Bapak dan Ibu dengan berjualan makanan saat bulan puasa maupun menjajakannya dipasar. Di sekolah pun Mba Inan selalu mengikuti berbagai lomba, dari yang cerdas cermat hingga puisi. Mba Inan yang rajin mengaji ini saat SMA aktif di OSIS dan mengikuti kegiatan teater. Saat kuliah di jurusan Perikanan Universitas Brawijaya mba inan pun ikut serta dalam lomba debat P4 dan memenangkan hingga ke tingkat Nasional dengan memberi kebanggan serta keringanan kepada orang tua mereka dalam membayar kuliahnya. Begitu pula dengan Rini dan mira yang menjadi penyemangat Iwan dalam belajar dan menjalani hidup, memenuhi impiannya, yaitu memiliki sebuah kamar sendiri.
Saat SMA, Iwan membuka diri untuk mencoba hal baru, yaitu teater dan puisi yang selanjutnya menjadi salah satu kesukaannya. Ia mudah bergaul dengan banyak orang, dan bekerja menambah penghasilan melalui privat seperti yang dilakukan mba Rini. Ia pun terus berusaha agar bisa tembus PMDK IPB jurusan Statistika, yang dikatakan jurusan ii sangat sulit untuk anak dari desa. Iwan membuktikan bahwa hal tersebut salah bahwa dengan kerja keras akan melepaskan ketakutan akan hasil yang didapat, kita mampu melewati hal tersulit seperti masuk jurusan Statistika di IPB. Begitu pula dengan nasihat Ibu yang tidak pernak dilupakan Iwan Coba dulu, belajar yang rajin, jangan takut
Di SMA pula, ia mengenal Nicolas Auclair, seorang pelajar kanada yang mengikuti program pertukaran antar pelajar ke sekolahnya. Iwan mulai belajar bahasa inggris dari Nico dan berteman dengan Nico. Awalnya banyak teman-teman iwan tidak mendekati Nico karena ia seorang bule, tetapi iwan-lah yang mengajak Nico belajar dan bermain bersama dibawah Gunung Panderman.
Keinginan iwan saat melintasi Jalan Sudirman adalah menjadi pegawai berdasi terwujudnya juga karena dukungan Ibu, Bapak dan saudara-saudaranya. Begitu pula dengan keputusannyamenerima pekerjaan di New York, yang membawanya menjadi seorang Direktur Internal Client Management di Nielsen Cunsumer Research, New York salah satu keinginan untuk melihat dunia luar seperti kak Inan yang pernah ke Jepang. Ia berhasil memiliki sebuah kamar untuknya, yaitu sebuah apartemen setelah ia bekerja selama 10 tahun di New York.
Film 9 Summer 10 Autumns ini menceritakan tentang otobiografi Iwan Setyawan. Iwan bercerita tentang diriya kepada anak kecil yang berseragam putih merah yang dia lihat saat dia di rampok dan bagaimana ia berjuang untuk menggapai mimpinya dan benar-benar menginspirasi. Film ini memberikan sesuatu yang segar baik dalam bahasa yang digunakan yang setiap katanya memiliki makna yang mendalam. Film ini memberikan gambaran dan bukti bahwa ketika kita memiliki mimpi dan berjuang maka kita akan sukses walaupun kita bukan berasal dari kalangan atas (kaya) atau pun dari latar belakang sosial apapun tidak menghalangi kita untuk menggapai mimpi. Film ini menginspirasi kita untuk tidak menyerah akan mimpi kita walaupun kita berada dalam keadaan yang tidak memungkinkan.Film ini penuh dengan kesan moral dan dapat memotivasi setiap orang. Kecintaan terhadap keluarga, tidak mau mengecewakan perjuangan orang tua, serta kemauan yang keras dapat merubah segalanya disertai restu orang tua dan memohon kepada Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar