Perbandingan konsep kewarganegaraan antara negara Indonesia dan negara Norwegia
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa inggris: citizenship). Di dalam pengertian ini , warga suatu kota atau kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.
Pendidikan Gratis , Bagi siapa pun di Level Pendidikan Apa pun
pendidikan gratis
sebagai pendidikan yang diberikan kepada siswa tanpa pungutan biaya. Akan tetapi, siswa mungkin tetap mempunyai pengeluaran untuk mendapatkan pendidikan gratis, seperti buku dan bahan ajar lain.
sebenarnya telah mengamanatkan bahwa bagi masyarakat yang tidak mampu, mereka di gratiskan atau tidak dikenakan pungutan biaya sampai mencapai usia wajib belajar 9 tahun. Pemerintah pun juga harus menyediakan beasiswa bagi masyarakat miskin, namun memiliki kemampuan intelektual yang baik untuk belajar di perguruan tinggi.
Di Norwegia tidak seperti itu. Pemerintah mereka benar-benar menggeratiskan sekolah. Di jenjang apa pun dan bagi siapa pun. Termasuk kita, sangat mungkin untuk menempuh pendidikan di sana dan tanpa biaya. Bahkan bagi pelajar asing , Pemerintah Norwegia juga memberikan fasilitas hidup yang sangat memadai.
Adat atau Kebiasaan
Adat di Norwegia sangat special. Warna favorit di Norwegia adalah merah. Baju wanita, kaos anak-anak maupun topi lelaki di sana selaluidijahiti dengan pinggiran merah. Orangnorwegia sangat sederhana dalam hal makanan. Malam Natal biasanya makan roti. Hari bisa mereka suka makan seafood, sosis, ikan asap, asinan sayur dan berbagai macam keju.
Saat berbicara , orang Norwegia terbiasa mengatur jarak tertentu. Biasanya jarak yang pas ketika berbicara adalah 1,2 meter. Jika kurang atau lebih dari itu akan dianggap tidak sopan oleh orang Norwegia dan membuat suasana pembicaraan menjadi tidak nyaman.
Sedangkan, adat di Indonesia sangat beragam. Orang Indonesia terbiasa makan dengan tangan tanpa menggunakan sendok atau garpu. Cara orang Indonesia yaitu dengan membenamkan sebagian jari-jari ke makanan kemudian mencengkeram makanan tersebut dengan jari-jari tersebut. Melihat hal ini banyak orang barat yang merasa jijik karena kurang higienis. Orang Indonesia kebiasaan mengkonsumsi nasi sebagai makanan utama mereka. Jadi tak heran jika mereka mengaku belum makan kalau belum makan nasi padahal mereka sudah makan beberapa makanan seperti mie dan roti yang mengenyangkan juga.
Setiap bertemu dengan orang Indonesia, mereka akan menanyakan nama, alamat, pekerjaan, keperluan, dll. Sedangkan jika bertemu dengan orang bule mereka akan berkata 'Hello… what can I do for you?' (Apa yang dapat saya bantu?). Sehingga orang bule menganggap orang Indonesia selalu ingin tahu atau kepo dan bahkan seperti menginterogasi.
Memaknai Konsep Waktu
Menepati waktu adalah kebisaan unik orang Norwegia. Tidak tepat waktu bukan hanya tidak sopan tapi juga dianggap tidak menepati janji. Jika karena satu dua hal sehingga tidak bisa tepat waktu, harus segera menelpon untuk menjelaskan segalanya.
Sedangkan di Indonesia tidak tepat waktu merupakan kebiasaan yang telah dimiliki oleh hampir seluruh penduduk Indonesia, mereka bisa terlambat hingga satu jam dari waktu yang telah dijanjikan.
Peran wanita dalam bekerja
Perempuan di Norwegia mendapatkan kesempatan pendidikan selama 18 tahun dengan harapan hidup 83 tahun, sedangkan di Indonesia mendapatkan kesempatan pendidikan gratis 9 tahun dengan harapan hidup 65 tahun saja. Oleh karena itu, wajar bila di Norwegia, hampir 40 persen kursi parlemen diduduki oleh wanita, sedangkan di Indonesia hanya sekitar 20 persen kursi parlemen diduduki oleh wanita. Jadi, status wanita dan pria dalam bekerja di Indonesia sama, begitu juga dengan Norwegia.
Budaya Bekerja
Jam kerja dalam seminggu di norwegia adalah 33 jam dengan rata-rata penghasilan tahunannya adalah US$ 44 ribu. Hukum perburuhan di Norwegia adalah yang paling longgar di dunia. Para pekerja diberikan 21 hari untuk liburan per tahunnya dan masih dimungkinkan para orang tua untuk mengajukan libur lebih untuk memberikan waktu dengan anak-anaknya. Selain itu cuti hamil dapat diberikan hingga 43 minggu. Norwegia memiliki budaya kerja untuk pegawai/karyawan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang sudah tertata rapi, terstruktur, jelas hak dan kewajiban, lebih individual, sehingga para pegawai yang memiliki kinerja yang menonjol masih berada pada koredor tugas dan tanggung jawabnya, maka reaksi Direktur Utama tentunya positif terhadap kinerja pegawai yang berprestasi selaku bawahannya, karenanya Direktur Utama tidak merasa terancam dan tersaingi oleh Direktur atau pegawai yang berkinerja positif. Oleh karena budaya bekerja yang positif maka wajar bila Norwegia adalah negara terkaya ke 4 di dunia.
Sedangkan di Indonesia menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Budaya kerja pegawai suatu organisasi/perusahaan di Indonesia, dalam pengelolaannya masih melibatkan pemilik suatu oraganisasi/perusahaan, maka apapun jabatan para pekerja atau pegawai, mulai dari staf lower manajemen, midle manajemen, top manajemen hingga jabatan Direktur Utama, masih selalu di bawah bayang bayang pemilik perusahaan/organisasi dan keturunannya, walaupun bawahan yang menonjol dalam kinerja, katakanlah dengan jabatan Direktur, akan dirasakan ancaman bagi Direktur Utama selaku atasan, karena Direktur merasa terancam kridibilitasnya di mata pemilik organisasi/perusahaan (owner), rasa terancam dari Direktur Utama tersebut akan semakin parah apabila pembagian tugas dan tanggung jawab serta struktur organisasi belum tertata rapi. Walaupun jam kerja di Indonesia lebih tinggi namun budaya kerjanya kurang baik menyebabkan Indonesia kalah oleh Norwegia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar