Bom Bunuh Diri Bukan Jihad, Anak Jadi Korban.
Awal bulan Mei, tahun 2018, menjadi suatu peristiwa keji yang mengharu biru bagi bangsa Indonesia, bagaimana tidak orang-orang tak berdosa menjadi korban kekejaman Teroris yang tak punya hati. Kejadian demi kejadian semakin berlanjut, terroris semakin menampakkan kekejaman nya dengan bengis tanpa perasaan, hal yang tak seharus nya di tempatkan menjadi orang yang suci di muka bumi ini. Teroris sama sekali makhluk hina tak berperikemanusiaan. Indonesia diperbincangkan saat ini dengan masalah teroris yang meraja lela datang tak di undang di beberapa kota di Indonesia.
Yang lebih mengerikan, para teroris bom bunuh diri tidak memandang usia dan jenis kelamin. Mau anak-anak dan perempuan sekalipun ikut menjadi korban atas kekejaman teroris. Mereka yang tak mengerti apa-apa harus kehilangan nyawanya dengan cara yang keji. Sungguh tak ada rasa kemanusiaan pada diri teroris. Banyak akibat-akibat adanya bom bunuh diri tersebut contoh nya menghambat pembangunan, manghasilkan opini-opini dari pendapat yang belum tentu sumbernya, menyesatkan jalan pikiran dan memecah belah bangsa dan sikap toleransi yang sedikit menurun. Tetapi banyak juga yang mengetahui bahwa yang melakukan aksi terror bom bunuh diri bukanlah orang Islam sesungguhnya karena Islam mengajarkan kedamaian dan saling toleransi perlu di pahami tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kebencian oleh pihak manapun dan setiap agama mempunyai pendidikan kebaikan yang sama-sama baik.
Pada tanggal 8 mei 2018, terjadi kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob, yang dii lakukan oleh narapidana teroris yang membuat kerusuhan dan menyandera beberapa pihak kepolisian dan memakan korban 6 orang tewas, 5 polisi 1 tahanan. Hal yang mencengangkan karena terjadi di wilayah kepolisian Mako Brimob. Kejadian awal nya masih simpang siur. Selang beberapa setelah terjadinya kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob terjadi lagi kasus bom bunuh diri yang pelaku nya adalah satu keluarga yang berjumlah 6 orang. 4 di antara nya anak dari kedua orang tersebut. Ironi nya mereka dipaksa dan dicuci otaknya oleh kedua orang tua nya untuk melakukan hal yang berdosa seperti itu. Dan ikut dalam organisasi Jemaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan jaringan kelompok teroris. Dan lagi-lagi anak menjadi korban dalam kebengisan kedua orang tua mereka. Bom bunuh diri ini terjadi di kota terbesar di Indonesia, kota Surabaya. Setiap kejadian tak jauh dari kata rencana yang di niatkan untuk melancarkan aksinya. Seperti yang kita tahu satu keluarga ini berencana untuk bom bunuh diri di tiga gereja di kota Surabaya. Mereka meninggal di tempat kejadian, di tiga gereja dengan jarak waktu yang dekat. Jam 07:30 bom pertama meledak di Gereja Santa Maria, Ngagel, dan bom kedua meledak di GKI Diponegoro dan GPPS.
Sangat memprihatinkan, selang beberapa hari saja banyak kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Dan beberapa hari yang lalu bom bunuh diri terjadi lagi di Polrestabes Surabaya. pelaku bom bunuh diri tewas di tempat sebanyak 4 orang dan anak dari salah satu pelaku yang berjenis kelamin perempuan selamat. Anak tak berdosa menjadi korban oleh perilaku kejam orang tuanya. Anak harus di ajarkan bagaimana berprilaku baik, sopan santun dan cita-cita yang baik tetapi untuk orang tua seperti ini sangat lah memprihatinkan mengingat ini adalah suatu kejahatan yang sangat besar. Anak jadi korban lagi baik karena orang tua atau pun korban dari teroris yang meninggal karena terkena bom.
Tidak ada satupun ayat dalam al-Quran membenarkan adanya teroris, islam itu indah, cinta damai dan saling bertoleransi. Mereka yang seperti itu berpaham radikal, yang di cuci otak nya dan berpikiran bahwa mati bom bunuh diri adalah mati syahid dan jihad di jalan Allah. Dan itu adalah salah besar, mereka berpikir dengan cara itu mereka bisa mencium bau syurga. Dan sebaliknya dengan cara keji itu, mereka tidak akan pernah mencium bau syurga dan Allah sangat melaknat orang-orang yang merusak akidah apalagi membunuh manusia yang tak berdosa. Jihad itu seperti mati di peperangan, bukan bunuh diri. Yang membunuh diri nya sendiri dengan sengaja, dan sangat merugikan bagi yang berpikir. Karena kita hidup untuk bersujud kepadanya, bekerja dan sholat lah engkau selalu seakan-akan engkau kau kan mati esok. Tetapi teroris lupa akan hal itu yang diingatnya bagaimana mereka membunuh dengan sengaja, tanpa perasaan, jalan singkat menuju syurga dengan cara yang hina, itu salah.
Maraknya teroris di Indonesia, membuat orang yang baik pun dicurigai, Astaghfirullah.. sangat miris dengan hal yang seperti itu. Kita sebagai warga negara yang baik, paham radikal itu salah, itu akan merusak bangsa, cita-cita bangsa dan keadilan akan hancur dengan datang nya teroris yang hina itu. Di dunia Indonesia adalah negara, dengan islam terbesar. Kita patut bangga akan hal itu, marilah sama-sama perangi paham radikal dan sama-sama kita bangun bangsa ini, tanpa berpikir untuk menghancurkan, mempecah belah bangsa. Indonesia akan rukun dengan saling bertoleransi.
Kembali lagi dengan Bom Bunuh Diri bukan Jihad, sudah banyak kasus didunia, tentang teroris, yang mengatasnamakan islam, sebagai biang dari kejahatan teroris yang orang beranggapan itu adalah cara jihad agama islam. Itu sesuatu hal yang sulit untuk mempercayai sepenuhnya kepada orang-orang yang bukan beragama islam. Jihad yang benar bukan dengan bom bunuh diri melainkan dengan berperang dijalan Allah dan mati nya disebut mati syahid. Kejadian demi kejadian mengatasnamakan islam, sangat merugikan, mereka lupa akan azab Allah. Islam sudah tercoreng dengan sikap kekerasan dan kebengisan, tetapi sebenarnya tidak sama sekali benar, islam cinta damai dan melarang manusia untuk membuat kerusakan dimuka bumi ini. Tetapi seiring berjalan nya waktu Allah akan menampakkan wajah-wajah nyata dari terciptanya teroris, dibalik aksi teroris yang bukan dari islam yang cinta damai.
Kita bisa contoh ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria, sebuah organisasi yang terkenal dengan kekejaman nya. Kelompok Islam radikal yang berpikir ekstrim sampai keakar-akarnya, sikap radikal ini mendorong prilaku individu untuk membela secara mati-matian mengenai suatu kepercayaan, agama yang dianutnya. Mereka matian membela sesuatu yang salah dan dampak nya sangat besar dan merugikan beberapa pihak. Mereka tak segan-segan mengebom orang sipil yang tak berdosa. Yang mereka nilai ini bentuk jihad, berapa banyak anak-anak yang menjadi korban. Mereka ingin bermain seperti anak-anak sebaya nya. Tetapi akhir-akhir ini di Timur Tengah konflik tetap berlanjut. Dengan sikap isis, banyak anak-anak yang hidupnya hanya mendengar suara ledakan, dan mereka sudah kebal atas hal seperti itu, mereka yang sudah tak takut mati dan melawan isis dengan kekuatan mereka. Berita tentang teroris sudah makanan di negara timur tengah, sangat memprihatinkan, dimana mereka ingin merdeka dengan kebebasan. Bukan dimatai-matai di negara sendiri.
Pelaku bom bunuh diri sudah berani, untuk menunjukkan jika mereka tidak takut akan azab di dunia dan akhirat. Mereka beranggapan hal yang jauh dari kata agama harus di tindas dan itu salah. Anggapan yang salah jihad bukan pada tempatnya.
Bisa kita ulas kembali, hal-hal yang harus kita ketahui untuk lebih terhindar dari sikap yang berbau terorisme yang berkaitan dengan terjadinya bom bunuh diri yang dilakukan oleh terorisme dan anak-anak menjadi korban, sebagai berikut :
1. Jauhi diri kita dari sifat-sifat radikal yang pada diri orang lain, biasanya seperti ini yang mempengaruhi adalah lingkungan sekitar, teman atau orang yang baru dikenal. Kita bisa jauhi dengan sering bersosialisasi dengan orang-orang sekitar, memperdalam ilmu agama, mengenalkan kepada orang lain asal-usul kita, saling bertegur sapa dengan siapapun, dan patuhi hukum serta berani untuk menyampaikan pendapat di khalayak ramai. Biar hal-hal yang berbau radikal tidak masuk di dalam diri kita.
2. Jangan terpengaruh dengan informasi yang menyesatkan, bisa kita lihat sudah banyak di Indonesia atau pun dunia, dengan organisasi yang menyesatkan dan mempegaruhi kita untuk berbuat yang dilarang. Jaman sekarang organisasi adalah hal penting dalam kehidupan berpolitik atau pengetahuan semata, tetapi organisasi yang mencurigai, jauhi dan bisa dilapor kepada pihak yang berwajib. Banyak organisasi yang tujuan nya ingin menghancurkan dan mempecah belah bangsa yang berbau radikal contohnya.
3. Sering- sering memcari informasi dari tv, radio atau surat kabar sekali pun, dan memandang bahwa hal-hal dari mulut orang lain belum tentu benar. Bisa kita ulas lagi, dan saring lagi apa yang yang harus kita cerna dalam mendapatkan informasi. Bisa melihat sumber nya dari mana, siapa dan apa tujuan dari berita tersebut.
4. Bertemanlah kepada teman yang bisa mengubah jalan pikiran kita kearah yang lebih baik bukan sebaliknya, yang selalu memandang dengan positif, dan selalu menasehati kita. Selalu menegur dan memberi kita ilmu tentang apapun yang jauh dari sikap radikalisme.
5. Ajari anak dengan pengetahuan yang jauh dari pahal radikal, yang bisa mengubah pola pikirnya. Dan ajari bagaimana bersikap kepada orang tua, mengajarkan kasih sayang, selalu mengasihi, menghargai, dan sopan santun dengan siapapun. Dan bisa kita ulas anak-anak menjadi pelaku teroris itu karena peran orang tua yang tak seutuh nya diberi pelajaran yang positif. Dan tahun tahun sebelum nya ada mantan santri yang ingin bergabung bersama ISIS di Syria, umur nya 12 tahun dan anak tersebut mati dalam menjadi teroris dan itu bukan mati syahid di jalan Allah.
Itulah sebuah artikel sederhana yang saya buat tentang Bom Bunuh Diri Bukan Jihad, Anak Jadi Korban. Indonesia akan kuat, jika kita sama-sama membangun negeri ini dengan saling bertoleransi, menghargai dan memberi rasa aman sesama. Jauhi diri kita dari paham yang menyesatkan yaitu radikal, itu bisa merusak kenyamanan bersosialisasi apalagi kita tahu Indonesia adalah negara dengan bermacam-macam agama, bukan negara agama. Semoga tidak ada lagi terorisme di Indonesia, dan berpaham radikal yang menyesatkan. Jadikan kita senantiasa tetap berpegang teguh pada Undang-Undang 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara kita dan aturan Pemerintah.
Penulis Artikel
Riski Amelia
171710787
Tidak ada komentar:
Posting Komentar