Minggu, 29 April 2018

Tenaga Kerja Asing Dipermudah, Mau Dibawa Kemana Negeri Kaya Ini?

Tenaga Kerja Asing Dipermudah, Mau Dibawa Kemana Negeri Kaya Ini?

Akhir-akhir ini Indonesia disibukkan dengan pemberitaan Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia yang berasal dari negara Tirai Bambu China. "Izin tenaga kerja asing di permudah" itu adalah kalimat pendek yang siapa pun membacanya akan marah dan kecewa. Berapa puluh ribu buruh di PHK dikarenakan masuknya Tenaga kerja asing? Akhir 2015 dikatakan bahwa Tenaga Kerja Asing Ditambah, Buruh Lokal Kian Terdesak, janji pemerintah yang ingin mensejahterahkan rakyat hanya omongan semata. Warga negara sebagai pendukung sebuah negara, tetapi berapa banyak pemerintah tidak memperdulikan warga negara nya. Pemerintah hapuskan subsidi, pertalite dinaikkan, pajak dibesarkan dan infrastruktur yang kiat pesat tetapi tenaga kerjanya untuk mengerjakan pembangunan itu dari pihak asing. Dimana janji pemerintah membuat 10.000 lapangan pekerjaan pekerjaan untuk buruh, tidak ada hutang, tidak akan ada import sumber pangan tetapi banyak petani merugi akibat dari import, mereka harus menjual dengan harga balik modal. Padahal petani sudah bekerja mati-matian, dimana janji mensejahterakan itu?

Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia, surat izin bekerjanya dipermudah, mereka diberi sarana prasarana dan kebebasan, gaji pun pastinya besar. Dimana letak janji pemerintah? Janjinya hanya menjadi kata-kata manis awal pemilu. Indonesia kaya akan keberagaman, SDA, dan SDM dan Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia, kita perlu bangga akan hal itu apa jika di manfaatkan dengan sebaik-sebaiknya SDM. Kita bisa menjadi negara kuat dengan menyeimbangkan semua yang ada dari Indonesia yang tidak ada di negara lain.

Banyak hal membuat Indonesia menjadi terpuruk akan perekonomian salah satunya pengangguran, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengklaim jumlah pengangguran Indonesia saat ini mencapai 5,5 % merupakan titik terendah sepanjang sejarah reformasi pemerintahan, ucap nya dalam kunjungannya di Pekanbaru, selasa (27/2/2018).

Penduduk Indonesia membutuhkan lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak. Kapan Indonesia menjadi negara yang sejahtera? Tenaga Kerja Asing saja mudah masuk di pasar Indonesia. Jangan sampai pemerintah kita dijadikan boneka politik oleh pihak asing yang bisa jadi ingin menguasai negara kaya ini. Tenaga Kerja Asing harus di basmi, biarpun tidaklah mudah tetapi jika niat untuk memajukan perekonomian Indonesia. Pokok permasalahan dari maraknya Tenaga Kerja Asing adalah mengurangi TKA, mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Dilansir dari Hasanuddin Abdurakhman seorang cendikiawan, penulis dan kini menjadi seorang professional diperusahaan jepang diIndonesia mengemukakan bahwa Tenaga Kerja Asing pada dasarnya hanya boleh bekerja selama waktu tertentu. Lama bervariasi, ada yang 6 bulan dan yang setahun. Tapi lagi-lagi itu hanya soal administrasi. Orang yang sama dapat diperpanjang izin kerja nya atau secara resmi diberikan izin baru. Secara faktual masa kerja Tenaga Kerja Asing tanpa batas, dari tulisan tersebut bisa dilihat permasalahan yang rumit dari pemerintah yang memberikan kebebasan. Kita tidak bisa tinggal diam, harus ada dorongan untuk mengubah sistem yang merusak persatuan bangsa ini. Dengan keadaan sekarang sudah melanggar aturan, karena banyak buruh kita tidak mendapat pekerjaan yang perekonomian dibawah rata-rata. Sangat terganggu dengan datang nya Tenaga Kerja Asing yang sebenar nya bisa dilakukan oleh buruh. Perekonomian kita akan semakin memburuk jika import Tenaga Kerja Asing jalan terus. Semua kembali ke politik sistem kita sudah rusak dari awal karena masuknya virus-virus asing yang dimana kita seperti kehilangan akal dalam menempatkan diri dinegara sendiri, terkunci dengan hutang. Jalan satu-satunya adalah install ulang atau ganti sistem baru.

Banyak sebenarnya cara menganggulanginya adalah kita belajar sistem kerja mereka, teknologi mereka dan kita belajar, jadi buruh bisa lebih mendidik dalam pembangunan infrastruktur jadi tidak perlu import Tenaga Kerja Asing lagi. Pemerintah ingin membuat negara maju tetapi tidak mengerti dengan kultur budaya Indonesia. Indonesia tidak cocok jika dibuat pukul rata seperti Jakarta. Setiap daerah punya ciri khas masing-masing, tidak perlu mewah, tidak butuh transportasi cepat. Cukup memperbaiki cara pandang dalam pembangunan, Indonesia bisa maju tetapi bukan dengan cara mewah, cukup mensejahterakan dan adil terhadap rakyat Indonesia. Contoh sederhana, sekolah kita punya PR matematika, bisa lihat cara kerjanya, bukan menyuruh mereka mengerjakan dan kita beri uang, dengan cara kita beri uang, kita rela tidak jajan dan biarkan perut lapar. Padahal kalau kita lihat cara kerjanya tidak harus dengan cara merugikan diri sendiri.

Dengan adanya Tenaga Kerja Asing yang bekerja diIndonesia, kita bisa belajar dari sebuah sistem awal, mau dibawa kemana negeri ini, hal-hal apa yang membuat warga Indonesia semakin sejahtera, jika kita warga Indonesia tidak bisa mengendalikan di negeri sendiri, kita akan hancur dengan sistem yang membuang waktu dan tenaga. Sistem yang sudah rusak, awal nya sistem Indonesia sudah baik, tetapi karena usernya tidak mengerti, alhasil hasilnya akan tidak bisa diharapkan, akhirnya rusak, perbaiki sana-sini dan hasil nya nihil ujung-ujung nya hutang buat memperbaiki kembali, kira-kira seperti itulah ilustrasi yang dilakukan dengan sistem sekarang ini.

Sekarang pekerjaan susah dicari, kenapa tidak proyek-proyek besar dilimpahkan ke mereka biar bisa menambah uang saku? Maka kejahatan terus marak terjadi. Berbagai modus dilakukan hanya demi perut yang lapar susahnya cari uang.di Jawa ada sesuatu yang benar-benar terjadi pemimpin hanya mementingkan Tenaga Kerja Asing, bisa dilihat pada saat waktu panen padi malah import itu sama saja merugikan negara. Pemimpin harus punya cara pandang berfikir yang cerdas bukan malah melanjutkan membuat negara maju, tetapi ingat pada tujuan Mensejahterakan, adil dan makmur, Bukan negara maju. Negara maju kerena rakyat nya hidup dengan sejahtera, adil dan makmur. Jika hutang sudah menumpuk apakah bisa Tenaga Kerja Asing yang akan menanggung hutang dan mensejahterakan rakyat Indonesia? Itu tidak akan terjadi. Rakyat yang sehat akan melahirkan penerus yang sehat pula.

Bhima Yudhistira, mengatakan alasan pemerintah untuk memperkerjakan Tenaga Kerja Asing itu akan terbentur fakta bahwa mayoritas pekerja buruh Indonesia berpendidikan rendah. Dari pernyataan Bhima Yudhistira bisa kita pahami, mereka yang berpendidikan rendah tidak adanya perubahan dengan memperbaiki sistem sama-sama dan mereka dibiarkan menganggur dengan keadaan berpendidikan rendah. Seperti nya itu akan lebih merusak perekonomian, jiak tidak mendidik buruh yang berpendidikan rendah, tidak mempunyai pekerjaan berapa banyak dampak kerugian yang didapatkan seperti, maraknya pencurian, terjadi KDRT, dan kejahatan criminal yang lainnya. Dan balik dengan pembahasan tadi kita harus memperkerjakan, mendidik para buruh bagaimana sistem kerjanya dengan itu Tenaga Kerja Asing tidak semua digunakan. Belajar teknologinya, dan terapkan dengan sistem yang ada diIndonesia. Dari hal yang kecil yaitu mengurangi angka pengangguran dan tidak ada lagi Tenaga Kerja Asing itu dan akan membuat Indonesia menjadi negara yang kuat dengan mengikutsertakan buruh.

Problematika dari pembahasan Tenaga Kerja Asing adalah;

  1. Izin Tenaga Asing dipermudah, marak nya Tenaga Kerja Asing yang masuk lebih mudah lagi pihak-pihak asing menguasai, menginvestasikan diinfrastruktur Indonesia. Indonesia akan menjadi negara yang tidak teguh pendirian dalam menjalani investasi yang bisa merusak persatuan, kesejahteraan bangs ini. Tidak perlu mewah sejahtera itu sudah cukup untuk menjadi Indonesia yang kuat tanpa pihak asing.
  2. Pengangguran yang masih tinggi, 5,5% merupakan titik terendah sepanjang sejarah reformasi pemerintah, bagaimana tidak buruh berpendidikan rendah hanya sebagai angan-angan tanpa dimanfaatkan sebaik-baiknya SDM. Ditahun 2018, indef prediksi kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, pemerintah perlu meningkatkan pertumbuhan di sektor pendukung lainnya. Selain itu perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi penting agar mampu bersaing dipasar global, akan tetapi pemerintah tidak memanfaatkan itu dengan baik. Kita perlu perubahan, bisa dilihat dari negara serumpun seperti Malaysia, Brunei dan Singapura, tidak meninggal jati diri bangsa tetapi sistem yang membuat negara itu semakin kuat dan berkurang nya angka pengangguran.
  3. Gaji Tenaga Kerja Asing lebih besar 3 sampai 4 kali lipat, angka yang sangat besar, merugikan negara, berbanding terbalik dengan buruh yang hanya cukup untuk makan sehari-hari. TKA perlu di kurangi dan menambah buruh Indonesia dengan cara belajar teknologinya, sistem nya supaya buruh juga terlatih dan bisa bersaing dengan Tenaga Kerja Asing.
  4. Sistem yang rusak, artinya sistem yang awalnya sudah baik, Cuma karena caranya salah tidak mengerti dengan sistem, alhasil rusak dan susah untuk mengulang kembali. Perbaiki sana-sini tidak bisa dan ujung-ujung hutang buat memperbaiki sistem tersebut. Ingin membuat negara maju, tetapi dengan cara yang salah tidak melihat dimana sisi baiknya untuk Indonesia dan malah merugikan negara dengan hutang yang membengkak.
  5. Hutang Indonesia, utang luar negeri Indonesia berada pada kisaran Rp. 4.000 triliun. Butuh 20 juta setiap orang warga Indonesia untuk melunasi hutang Indonesia cukup besar dikalangan bawah dan menengah. Kembali lagi kepada sistem yang salah, tidak memanfaatkan Sumber Daya Alam(SDA) dan Sumber Daya Manusia(SDM) dengan baik. Jika sistem yang benar Indonesia akan menjadi negara kaya dengan menyeimbangkan semua yang ada di Indonesia.
  6. Pengolahan lahan yang salah, ini terkait tempat mereka bekerja, di daerah pertanian dijadikan lahan pertambangan? Hal yang sangat buruk didengar, apalagi itu semua dari pihak asing yang bekerja sama dengan Indonesia. Ini terjadi di Kalimantang Timur, Kutai Kartanegara, desa Mulawarman. Pekerjaan utama mereka adalah petani, tetapi tahun- ketahun lahan mereka dijadikan tempat pertambangan yang bisa merusak panen mereka. Dan alhasil nya janji pemerintah untuk tidak ada nya import pangan tidak diperdulikan lagi. Hidup semakin keras dengan adanya pihak-pihak asing yang merugikan negara.
  7. Tenaga Kerja Indonesia sulit nya bersaing dengan negara-negara lain. Terutama negara Asia Tenggara, karena sekitar 60 persen berpendidikan rendah. Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri menyebutkan jumlah tenaga kerja Indonesia kini sekitar 125 juta orang, dan sekitar 60 persen berpendidikan rendah, setingkat dengan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Hal yang bisa lakukan adalah membuka lapangan pekerjaan, dan di mana janji Presiden untuk membuka 10.000 lapangan pekerjaan? Itu semua hanya angan-angan di awal pemilu pemilihan Presiden. Ada suatu hal yang bisa mengubah itu semua adalah kembali lagi dengan pembahasan awal, Tenaga Kerja Asing yang merugikan itu bisa diganti dengan buruh yang terlatih dan bisa dididik untuk buruh yang lainnya, bisa bersaing itu bisa membuat Indonesia bebas pihak asing, kerugian tidak akan ada lagi.

 

Dari pembahasan bisa disimpulkan bahwa Indonesia bisa rugi besar dengan adanya Tenaga Kerja Asing, mereka di permudah, di beri kebebasan, kerja tanpa batas, gaji yang besar dan di beri suatu kesempatan yang besar masuk dalam sistem Indonesia dan itu malah merugikan uang negara. Pengangguran di Indonesia sudah mencapai angka 5,5 persen titik terendah dalam sejarah reformasi pemerintah, sistem yang rusak dan membuat mudah investor masuk di pasar Indonesia, hutang Indonesia yang semakin besar, dan pengolahan yang tidak pada tempatnya.

Dengan problematika ini, kita bisa belajar dari negara lagi, rekomendasi dari bacaan lain untuk memperdalam ilmu kita bagaimana sistem yang benar, dengan cara tidak merugikan negara.

 

 

 

Penulis Artikel

Riski Amelia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar