1). a.Liberalisme adalah sebuah kebebasan tentang negara
b. Fasisme adalah ideologi yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan
dengan otoritas absolut di mana perintah pemimpin dan kepatuhan
berlaku tanpa pengecualian.
c. Komunisme adalah ideology yang berkenaan dengan filosofi,politik
sosial dan ekonomi yang tujuan utamanya terciptanya masyarakat komunis
dengan aturan sosial berdasarkan kepemimlikan bersama alat produksi
dan tidak adanya kelas sosial uang dan negara
d.Pancasila adalah ideologi dasar bagi sebuah negara
Indonesia.pancasila merupakan rumusan masalah dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seliruh rakyat Indonesia .
2). a.Teori ketuhanan menurut Thomas Aquino,F.Y. Stahl,
Kranenburg,Agustinus dan Haller adalah segala sesuatu yang terjadi itu
berdasarkan kehendak tuhan.
b.Teori kekuasaan adalah teori yang sangat penting karna negara
memiliki kekuasa dam mengatur seluruh rakyatnya dalam rangka mencapai
kesejahteraan dan keadilan sosial penduduknya.dan kekuasaan itu
menjadi kewenangan negara dalam menjalankan sistem pemerintahan.
c.Teori perjanjian menurut Thomas hobbes,John locke,J.J Rousseseau dan
Montesquieu adalah teori dimana masyarakat membuat perjanjian untuk
membentuk sebuah organisasi yang melindungi kehidupan bersama.
d.Hukum Alam menurut Plato, Aristoteles,Agustinus dan Thomas Aquino
adalah sebuah negara itu di anggap seperti seseorang yang lahir atau
meninggal karena negara memiliki faktor alamiah dan cenderung seperti
manusia sebagai mahluk sosial yangsuka berkumpul dan saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan.
e. Teori Kedaulatan terbagi menjadi 2 yaitu:
· Kedaulatan Negara menurut Paul laband dan Jellinek adalah negara
itu memengang kekuasaan tertinggi untuk menciptakan hukum demi
mengatur kepentingan rakyat bukan mementingkan kepentingan negara atau
pemerintah atau lembaga tertinggi.
· Kedaulatan Hukum menurut krabbe adalah hukum memiliki peran penting
dan memiliki kedudukan tertinggi dan kedudukan yang lebih tertinggi
dari negara karna kalau tidak ada hukum negara tidak akan bisa
berkembang.
3). Politik Etis dan Nasionalisme Indonesia
Waktu perbatasan Hindia Belanda mulai mirip perbatasan yang ada di Indonesia saat ini, Ratu Belanda Wilhelmina membuat pengumuman pada
pidato tahunannya di 1901 bahwa kebijakan baru, Politik Etis, akan
diterapkan di Hindia Belanda. Politik Etis ini (yang merupakan
pengakuan bahwa Belanda memiliki hutang budi kepada orang nusantara)
bertujuan untuk meningkatkan standar kehidupan penduduk asli. Cara
untuk mencapai tujuan ini adalah melalui intervensi negara secara
langsung dalam kehidupan (ekonomi), dipromosikan dengan slogan
'irigasi, pendidikan dan emigrasi'. Namun, pendekatan baru ini tidak
membuktikan kesuksesan yang signifikan dalam meningkatkan standar
kehidupan penduduk asli.
Politik Etis menyebabkan efek samping yang besar. Komponen pendidikan
dalam politik ini berkontribusi signifikan pada kebangkitan
nasionalisme Indonesia dengan menyediakan alat-alat intelektual bagi
masyarakat Indonesia untuk mengorganisir dan menyampaikan
keberatan-keberatan mereka terhadap Pemerintah Kolonial. Politik Etis
ini memberikan kesempatan, untuk sebagian kecil kaum elit Indonesia,
untuk memahami ide-ide politik Barat mengenai kebebasan dan demokrasi.
Maka, untuk pertama kalinya orang-orang pribumi mulai mengembangkan
kesadaran nasional sebagai 'orang Indonesia'.
Pada 1908, para mahasiswa di Batavia mendirikan asosiasi Budi Utomo,
kelompok politis pribumi yang pertama. Peristiwa ini dianggap sebagai
saat kelahiran nasionalisme Indonesia. Hal ini memulai tradisi politik
kerja sama antara elit muda Indonesia dan para pejabat pemerintahan
Belanda yang diharapkan untuk membantu wilayah Hindia Barat mencapai
kemerdekaan yang terbatas.
Bab selanjutnya dalam proses kebangkitan nasionalisme Indonesia adalah
pendirian partai politik pertama berbasis masa, Sarekat Islam, pada
tahun 1911. Pada awalnya, organisasi ini didirikan untuk mendukung
para pengusaha pribumi terhadap pengusaha Tionghoa yang mendominasi
ekonomi lokal namum Sarekat Islam ini kemudian mengembangkan fokusnya
dan mengembangkan kedasaran politik populer dengan tendensi subversif.
Gerakan-gerakan penting lainnya yang menyebabkan terbukanya pemikiran
politik pribumi adalah Muhammadiyah, gerakan reformis sosio-religius
Islam yang didirikan pada tahun 1912 dan Asosiasi Sosial Demokrat
Hindia, gerakan komunis yang didirikan pada tahun 1914 yang
menyebarluaskan ide-ide Marxisme di Hindia Belanda. Perpecahan
internal di gerakan ini kemudian mendorong pendirian Partai Komunis
Indonesia (PKI) pada tahun 1920.
Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda mengizinkan pendirian
gerakan-gerakan politik lokal namun ketika ideologi Indonesia
diradikalisasi pada tahun 1920an (seperti yang tampak dalam
pemberontakan-pemberontakan komunis di Jawa Barat dan Sumatra Barat di
tahun 1926 dan 1927) Pemerintah Belanda mengubahkan kebijakannya.
Sebuah rezim yang relatif toleran digantikan dengan rezim represif
yang menekan semua tindakan yang diduga subversif. Rezim represif ini
hanya memperparah keadaan dengan meradikalisasi seluruh gerakan
nasionalis Indonesia. Sebagian dari para nasionalis ini mendirikan
Partai Nasionalis Indonesia (PNI) pada tahun 1927 sebagai sebuah
reaksi pada rezim yang represif. Tujuannya adalah mencapai kemerdekaan
penuh untuk Indonesia.
Peristiwa penting lainnya bagi nasionalisme Indonesia adalah Sumpah
Pemuda pada tahun 1928. Pada kongres yang dihadiri
organisasi-organisasi pemuda ini, tiga idealisme diproklamasikan,
menyatakan diri memiliki satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Tujuan utama dari kongres ini adalah mendorong persatuan antara kaum
muda Indonesia. Di dalam kongres ini lagu yang kemudian menjadi lagu
kebangsaan nasional (Indonesia Raya) dikumandangkan dan bendera
nasional di masa kemerdekaan (merah-putih) dikibarkan untuk yang
pertama kalinya. Pemerintah Kolonial Belanda bertindak dengan
melakukan aksi-aksi penekanan. Para pemimpin nasionalis muda, seperti
Sukarno (yang di kemudian hari menjadi presiden pertama Indonesia) dan
Mohammad Hatta (wakil presiden Indonesia yang pertama) ditangkap dan
diasingkan.
4). a.peristiwa sebelum proklamasi:
Tanggal 6 Agustus 1945 adalah 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di
Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan
Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Tanggal 7 Agustus 1945 adalah BPUPKI berganti nama menjadi PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Tanggal 9 Agustus 1945 adalah Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal
Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju
kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24
Agustus.
Tanggal 10 Agustus 1945 adalah Sementara itu, di Indonesia, Sutan
Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah
kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai
hadiah Jepang. Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang
dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan bahwa Jepang telah menerima
ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal itu
melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita
ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para
pendukung Syahrir.
Tanggal 11 Agustus 1945 adalah Jepang melalui Marsekal Terauchi di
Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa
hari.
Tanggal 14 Agustus 1945 adalah Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman
kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur laut dari
Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu
busuk Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada
Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara
yang anti dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir
tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi
dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal
mereka akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks
proklamasi dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan
dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah
menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika
para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa
Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah
hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Tanggal 15 Agustus 1945 adalah Jepang menyerah kepada Sekutu.Soekarno
dan Hatta mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di
kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan Hatta.
Tanggal 16 Agustus 1945 adalah Gejolak tekanan yang menghendaki
pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan
para pengikut Syahrir. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah
Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda
menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio,
disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI
untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.
Peristiwa Rengasdengklok
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena
Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah
terjadi peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda pejuang, termasuk
Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan
kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik
Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan
Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal
sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Yamamotomeyakinkan soekarno
baahwa jepang telah mnyerah pada sekutu.
b. sesudah peristiwa proklamasi :
1. Bandung lautan api
Pada tanggal 17 Oktober 1945 Belanda mendaratkan pasukannya di wilayah
Bandung. Belanda kemudian mengeluarkan ultimatum pada tanggal 21
November yang berisikan agar para penduduk mengosongkan wilayah
tersebut sebelum tanggal 29 November 1945, namun ultimatum tersebut
tidak diindahkan oleh para pejuang sehingga sering terjadi perang
disana. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1946 Belanda mengulangi
ultimatumnya. Akhirnya atas instruksi dari pemerintah RI di Jakarta,
para pejuang mau meninggalkan kotanya walau dengan berat hati. Namun
sebelum meninggalkan kota tersebut, terlebih dahulu para pejuang
menyerang ke arah sekutu dan membumi hanguskan bandung wilyah selatan.
Kejadian tersebutlah yang disebut dengan bandung lautan api
2. Puputan Margarana
Isi dari perundingan Linggarjati pada tanggal 10 november 1946 adalah
Belanda mengakui secara de facto wilayah Indonesia yaitu jawa, sumtra,
dan madura, namun Bali tidak termasuk yang menyebabkan rakyat bali
kecewa berat. Kemudian Belanda membujuk I GUSTI NGURAH RAI untuk
membentuk Negara Indonesia Timur (NIT). Namun ajakan tersebbut ditolak
dengan tegas dan dijawab dengan perawanan senjata. Kemudian pada
tanggal 29 November 1946 Di Margarana,Tabanan,Bali terjadi peperangan
besar dan hebat, disana Igusti Ngurah Rai mengobarkan perang PUPUTAN.
Akan tetapi I Gusti Ngurah Rai beserta kelompoknya gugur sebagai bunga
bangsa dalam pertempuran karena kalah dalam persenjataan. Perang
tersebut akhirnya disebut dengan Puputan Margarana (Perang mati-matian
demi membela nusa dan bangsa)
3.Peristiwa Westerling di Makassar
Pada bulan Desember 1946 Belanda mendaratkan pasukannya di wilayah Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Raymond Westerling untuk
membersihkan wilayah tersebut dari orang" yang memberontak pembentukan
NIT serta pejuang" disana. Kemudian pasukannya mulia meneyran kea rah
desa pada tanggal 7-25 Desember dan pada tanggal 10 Desember 1946
wilyah tersebut dinyatakan sebagai wilayah perang. Korban peristiwa
tersebut mencapai kurang lebih 40.000 orang, coba kalian bayangkan
betapa sadisnya dia
4. Serangan umum 1 Maret 1949
Pada agresi militer Belanda yang kedua bulan desember 1948, Indonesia
berhasil ditaklukan oleh Belanda. Presiden,wapres beserta
mentri-mentrinyapun ditawan oleh Belanda. Akhirnya Belanda menyatakan
RI telah runtuh! Tanpa disadari oleh Belanda, Indonesia membentuk
Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di bukit tinggi. Karena
adanya agresi militer belanda yang kedua, TNI serta kelompok
bersenjata yang lain menjadi terpecah belah, masalah tersebut berhasil
diatasi dengan mengirim kurir, telegram, ataupun mengirim sinyal
radio. Kemudian pada tanggal 1 MARET 1949 Indonesia akan menyerang ke
arah Belanda di Yogyakarta yang dipimpin oleh LETKOL. SOEHARTO.
Serangan umum ini membawa hasil yang sangat membanggakan karena
berhasil menguasai kembail wilayah Yogyakarta selama 6 jam
(06.00-12.00).
5). Peran pemuda dan mahasiswa dalam proses pengawalan dan pengamanan
ideologi pancasila sepanjang sejarah indonesia yaitu harus menanamkan
sikap nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah
dasar. Karena jika sikap nasionalisme terlambat diimplementasikan
kepada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia telah kehilangan generasi
muda yang rendah akan sikap nasionalisme. Maka untuk menanggulangi
masalah tersebut dan untuk menambah rasa nasionalisme bangsa Indonesia
adalah dengan dilatih tentang sikap-sikap yang baik sesuai dengan
nilainilai dari Pancasila, tidak mengajarkan hal-hal yang melanggar
nilai-nilai Pancasila, menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini, dan
memberi penyuluhan kepada seluruh bangsa Indonesia akan pentingnya
nasionalisme terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Rasa nasionalisme bangsa Indonesia masih kurang dan belum menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Pengertian tentang
nasionalisme juga masih disalahartikan oleh bangsa Indonesia. Hal
tersebut dibuktikan dengan contoh-contoh diatas. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia masih perlu meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta
tanah air. Karena rasa nasionalisme dan cinta tanah air sangat
diperlukan untuk masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Memupuk
rasa nasionalisme generasi muda bisa dilakukan sejak dini, sehingga
lambat laun seiring dengan usia diharapkan rasa nasionalisme tetap
bertahan pada diri bangsa Indonesia. Bisa dimulai dari kelompok
terdekat misalnya keluarga, karena dari keluargalah rasa cinta tanah
air bisa dilatih sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar