Senin, 05 November 2018

B-181710022, Resensi buku Ayah


Diskripsi Buku

Ayah

Judul Buku      : Ayah

Penulis             : Irfan Hamka

Penerbit           : Republika Penerbit

Ketebalan        : 321 halaman

Tahun terbit    : 2013

Edisi    : cetakan I                                                                                                                                                                                                                                                                                                       

 

Sinopsis :

H. Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih dikenal sebagai Buya HAMKA seorang yang tidak tamat sekolah umum maupun sekolah agama, yang tak bergelar diploma, namun semangat keilmuannya membawanya menghasilkan begitu banyak karya serta baktinya pada agama dan bangsa.  Kisahnya diuraikan oleh penulis yang merupakan salah seorang  anak kandungnya, ia adalah Irfan Hamka, anak ke-5 dari 12 bersaudara. Buku ini menceritakan kisah Buya Hamka, semasa muda, dewasa, menajadi ulama, menjadi sastrawan, politisi, kepala rumah tangga, hingga ajal menjemputnya.

 

Ringkasan Buku :

Pada bagian satu, penulis menyajikan nasihat-nasihat bijak Hamka tentang masalah kehidupan, di bagian akhir pada bab ini penulis menceritakan kisahnya ditegur oleh Buya Hamka saat berbohong karena meninggalkan sholat, yang menjadi pelajaran sangat indah adalah cara mendidik anak yang dilakukan oleh Hamka adalah mendidik dengan hikmah bukan dengan kekerasan sehingga anak mengakui kesalahanya tanpa merasa disalahkan.

 

Bagian kedua, pembaca diajak untuk merasakan perjuangan Hamka saat menjadi pejuang kemerdekaan, yang dilaluinya dengan begitu heroik. Ada pula cerita yang mengelitik saat penulis dan adiknya Aliyah tersesat terbawa kereta api dan mereka tidak tahu nama asli Buya dan Uminya saat ditanya oleh petugas dan orang orang yang ingin mengantarkanya pulang.

Bagian ketiga, penulis menceritakan kehebatan Hamka menghadapi Jin yang menganggu pekerja dan seisi rumah, di bagian akhir di tutup dengan pernyataan Buya Sutan Mansyur (kakak ipar Buya Hamka dan Paman penulis) bahwa orang-orang alim yang menjalankan kehidupan tasawuf atau sufi, akan didekati oleh jin yang biasa disebut khadam orang alim tersebut.

Bagian empat, lima dan enam. Pada bagian ini diceritakan kisah perjalanan naik haji Hamka, Umi dan Irfan (penulis). Banyak kisah seru dan mencekam yang diceritakan pada bagian ini, tapi semua berjalan dengan baik karena Hamka selalu meyerahkan segala urusanya kepada Allah, sehingga di setiap kesulitan yang menimpa selalu ada bantuan yang tidak terduga.

 

Bagian tujuh dan delapan berisi kisah cinta Hamka dengan Umi (istrinya), kisah yang sangat mengesankan, kisah cinta yang dibingkai keimanan akan menghasilkan hubungan yang produktif, saling menguatkan dan mendukung dalam kebaikan.

Bagian Sembilan dan sepuluh mengisahkan masa kecil Hamka dan perjalananya menuntut ilmu sampai ke Makkah, beliau tidak belajar di sekolah formal tapi semangat belajarnya selalu menggebu untuk tetap menuntut ilmu, belajar langsung pada tokoh-tokoh besar seperti HOS Tjokroaminoto dan alhasil Hamka menghasilkan banyak karya, dibagian ini pula diceritakan sikap Hamka yang berjiwa besar dan pemaaf, beliau memaafkan orang-orang yang telah membuat hidupnya susah seperti Sukarno, Mr.Moh Yamin dan Pramoedya. Bagian akhir menceritakan wafatnya Hamka yang menyisakan kesedihan bagi Umat Islam Indonesia.

Kekurangan dan kelebihan buku :

Kekurangan :

Buku ini tidak mendapatkan gambaran rinci tentang Buya Hamka. Soalnya, banyak menceritakan hal-hal dari sudut pandang penulis yang kadang tidak terdapat keterlibatan Buya Hamka secara langsung di dalamnya dan alur ceritanya suka bolak-balik, yang sudah diceritakan di awal, diulangi lagi di bagian cerita yang lain. Ada sedikit kekurangan buku ini, yaitu penulisan kisah pada setiap bab yang tidak runut sehingga cerita terkesan melompat lompat, dan banyak pengunaan kosa kata daerah minang yang tidak dilengkapi dengan glosarium, sehingga menyulitkan pembaca dari daerah lain untuk memahami cerita tersebut.

Kelebihan :

Banyak banget hal yang bisa di petik hikmah dan teladan dari tulisa Irfan Hamka ini. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang ada, buku ini tetap worth it untuk dibaca. Apalagi banyak hikmah positif yang bisa kita petik. Buku ini sangat menarik dan menginspirasi, Bagaimana seorang Buya yang selama ini dikenal kancahnya di publik diceritakan kisah ia bersama keluarganya.

 

Kesimpulan :

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar