Senin, 05 November 2018

C181710078_IDEOLOGI BOLA LAMPU DITENGAH MASYARAKAT LILIN

IDEOLOGI BOLA LAMPU DITENGAH MASYARAKAT LILIN

 

Divergent

Dalam film Divergen, diceritakan bahwa manusia dewasa atau yang sudah cukup umur akan diklasifikasikan (dipisahkan) menjadi 5 faksi menurut karakter mereka masing-masing. Ke-5 faksi tersebut adalah Candor yang memiliki sifat jujur, Erudite yang memiliki sifat genius, Amity memiliki sifat suka damai, Dauntless yakni yang memiliki sifat pemberani, dan Abnegation sebagai penolong tanpa pamrih.

Divergent hanya sebagai istilah untuk orang yang tidak masuk dalam 5 faksi karakter tersebut, dikarenakan memiliki banyak macam kepribadian yg menonjol di dalam dirinya. Sehingga membedakannya dengan manusia biasa yang hanya memiliki dan termasuk dalam salah satu penggolongan faksi yang ada.

Sebelum masuk faksi, seseorang harus melewati tes penentuan faksi (tes kecakapan) saat sudah menginjak usia enam belas tahun. Beatrice Prior atau yang lebih dikenal Tris (Shailene Woodley) adalah salah satunya. Namun ketika menjalani tes, ia merasa ada yang tidak beres. Ternyata, hasilnya Tris tergolong tingkat yang seimbang antara perpaduan faksi Abnegation, Dauntless, dan Erudite, yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang Divergent.

Seorang wanita bernama Tori (Maggie Q) yang sedang menguji dirinya menyuruh untuk merahasiakan identitas diri Tris sebagai Divergent. Karena, selain berbeda golongan, Divergent dianggap sangat berbahaya dan akan mencelakakan faksi-faksi lain.

Maka dari itulah Tris harus berjuang agar dapat diterima di faksi Dauntless yang selalu ia banggakan. Ia berusaha untuk lulus dalam tes keberanian yang sewaktu-waktu bisa mengancam nyawanya itu.

Fakta yang mengejutkan adalah ketika Tris tahu bahwa salah satu instrukturnya, Four (Theo James), juga seorang Divergent. Tris dan Four pun tetap berusaha untuk bertahan hidup di tengah persaingan politik yang ingin menyingkirkan para Divergent. Terutama menegakkan keadilan dari Erudite (yang dipimpin oleh seorang genius dan berbahaya, Jeanine Matthews (Kate Winslet)) yang mengusahakan faksinya menjadi faksi paling besar. Ditambah lagi abangnya, Caleb (Ansel Elgort) yang terpilih ke dalam faksi tersebut. Sehingga segala cara pun ditempuh untuk menyelamatkan dirinya serta keluarga dan teman – temannya yang terpengaruh dan menjadi target sasaran untuk disingkirkan oleh para penguasa.

 

 

 

Insurgent

Dalam kelanjutan film Divergen yaitu Insurgent, diceritakan bahwa Tris Prior (Shailene Woodley) dan Four (Theo James) berada dalam pelarian di tengah pemberontakan bersama 2 orang lainnya, yaitu Caleb Prior dan Peter. Mereka diburu oleh Jeanine Matthews (Kate Winslet), pemimpin faksi Erudite. Saat dalam perlindungan faksi Amity yang cinta damai, pasukan Jeanine datang mencari para Divergent yang dianggap berbahaya, namun mereka (Erudite) telah memegang kotak pesan rahasia masa depan dunia yang selama ini dilindungi oleh Abnegation. Hanya Divergent murni yang mampu membukanya. Untuk itulah Jeanine melakukan penangkapan terhadap para Divergent untuk membuka kotak pesan rahasia masa depan tersebut, hingga tak terhitung divergent yang terbunuh karena gagal dalam simulasi.

Tris dan Four yang Divergent berasal dari faksi Dauntless menghadapi berbagai ujian dalam pelarian mereka. Mulai dengan penghianatan Peter yang membelot kepada Jeanine sampai pertarungan dengan kaum tak berfaksi (Factionless) di atas kereta logistik yang berakhir dengan manis karena sesungguhnya Four adalah pemimpin yang selama ini dicari oleh kaum Factionless dalam pemberontakan kepada Jeanine.

Namun masalah masih panjang, pengejaran terhadap Divergent masih dilakukan. Tris dan Four kali ini meminta bantuan kaum Candor untuk melawan Jeanine. Namun tak mudah. Mereka harus melakukan tes kejujuran dengan disuntik serum yang menyakitkan. Four dapat melalui tes dengan mudah, namun tidak demikian dengan Tris. Pilihan-pilihan masa lalu yang ingin ditutupinya membuatnya kesakitan. Hanya kejujuran yang dapat membebaskannya dari rasa sakit, dan ia mengatakan semuanya yang berakibat buruk pada hubungan persahabatannya dengan Christina. Christina adalah kekasih Will, kekasih yang terpaksa dibunuh oleh Tris pada saat terjadi penyerangan oleh Dauntless terhadap Abnegation. Dan pada akhirnya kaum Candor pun bersedia untuk berpihak pada mereka dan melakukan pergerakan bersama - sama.

Pasukan kaum Erudite menyerang dan menembakkan serum bunuh diri kepada kaum pemberontak dengan maksud menekan Tris agar menyerahkan diri karena ia Divergent murni. Semakin mengulur waktu, semakin banyak yang bunuh diri. Tentu saja Tris tak ingin itu terjadi. Maka iapun akhirnya menyerahkan diri kepada Jeanine untuk melindungi teman - temannya.

Tris mengikuti simulasi berat yang memungkinkan dia terbunuh atau berhasil membuka kotak pesan yang diinginkan Jeanine. Namun belum selesai simulasi, Tris kehilangan kesadaran, sehingga Jeanine mengira ia mati. Karena sebelum mengikuti simulasi Peter menyuntikkan serum khusus kepada Tris. Beruntung ketika akan disingkirkan, Tris pun akhirnya bisa siuman kembali.

Four dan pasukannya saat itu telah ada di markas besar Erudite. Tris dengan bantuan Four dan Peter mencoba kembali untuk menyelesaikan simulasi terakhir agar dapat membuka kotak pesan masa depan dunia dan hal itu pun disaksikan langsung oleh Jeanine yang tidak bisa berbuat apa - apa.

Teka-teki terjawab, asumsi yang selama ini mengatakan bahwa kaum Divergent berbahaya adalah keliru. Pesan Masa Depan tersebut menjelaskan bahwa kaum Divergent justru merupakan solusi bagi semua kaum yang ada. Jeanine yang mendengar pesan ini memerintahkan agar kotak pesan dimusnahkan dan membunuh Tris serta Four, namun pasukan Factionless yang dipimpin oleh ibu Four yaitu Evelyn datang menyelamatkan dan sekaligus menangkap Jeanine yang sudah bertindak kejauhan.

Akhir cerita semua kaum bersatu membangun dunia baru dipimpin Four dan Tris bersama dengan faksi – faksi lain yang kini mulai bersatu sehingga penggolongan faksi pun akhirnya dihapuskan dan terbentuklah kesetaraan diantara mereka.

 

Allegiant

Kelanjutan dari Film Insurgent kemudian mengarah lagi kepada Film Allegiant yang mana merupakan buku terakhir trilogi yang menandai puncak dari semua fakta yang ada. Akibat video yang diperlihatkan semua orang menjadi terbagi kembali, akan tetapi Evelyn tetap berpikir jika video itu tidak benar dan menganggap orang di luar tembok adalah penjajah dan melarang siapapun keluar dari tembok tanpa seizinnya.

Evelyn (Naomi Watts) yang berambisi menjadi penguasa baru melenyapkan semua orang yang dianggap berpotensi merintangi keinginannya. Terkuaknya kotak rahasia menyadarkan warga Chicago bahwa kota yang mereka tempati selama ini tak lain hanyalah sebuah tempat percobaan. Ternyata ada dunia lain di luar dinding pemisah kota yang mengatur eksperimen ini yang disebut bertujuan mengembalikan perikemanusiaan. Selama ini warga Chicago dibuat percaya bahwa mereka adalah satu-satunya komunitas manusia yang diselamatkan dari dunia luar yang dilanda kehancuran. Para divergent seperti Tris disebut sebagai hasil sukses percobaan sehingga membawa harapan bagi kelangsungan hidup manusia. Ini membuat tris dan kawan kawan tertantang untuk pergi ke dunia baru yang belum mereka ketahui kebenaran apa yang ada di dalamnya.

Four (Theo James) harus memilih apakah ia akan mendampingi Tris atau mengikuti Evelyn, ibunya yang baru saja ia temukan lagi setelah berpisah selama belasan tahun. Perjuangan Tris menembus tembok juga tidak mudah karena Evelyn menghalangi warganya yang berusaha menyeberang ke dunia baru.

Pelarian menuju dunia di balik dinding membawa pada kenyataan baru yang mengejutkan.
Pada akhirnya, Tris beserta teman-temannya yang ingin mengetahui kebenaran nekat untuk keluar dari zona nyaman yang ada dan kemudian akhirnya mereka berhasil keluar pagar dengan sembunyi-sembunyi. Ketika sudah di luar, mereka bertemu dengan orang-orang yang dianggap oleh Tris dan teman-temannya sudah meninggal, ternyata masih hidup. Mereka dibawa ke sebuah tempat bekas 
bandara yang dijadikan pusat penelitian. Dari tempat itu Tris dan teman-temannya baru mengetahui kalau selama ini dirinya dan seluruh warga di Chicago adalah sebuah objek eksperimen pemerintah. Mereka di bagi ke dalam dua bagian yaitu genetik yang murni dan genetik rusak. Para divergent inilah yang mereka anggap genetik murni.

Tris bertemu David (Jeff Daniels), tokoh kunci di balik eksperimen. David adalah kepala Biro Kesejahteraan Genetik yang selama ini bertanggung jawab terhadap percobaan yang dilakukan di Chicago. Untuk meyakinkan Tris, David mengungkap rahasia masa kecil Natalie Prior, ibunda Tris. Kenyataan bahwa Tris merupakan gen murni 100 persen yang dicari-cari menjadi sumber konflik antara dirinya dan Four. Pasalnya, meski termasuk divergent, Four tetap dianggap sebagai gen yang rusak karena kadar divergent-nya hanya 40 persen. Tris mendapat  perlakuan paling istimewa dari David. Perbedaan perlakuan ini menuntun Four mencurigai ada ketidakberesan pada dunia baru yang semula memberikan harapan.

Mengetahui bahawa selam ini mereka hanya dijadikan sebagai objek eksperimen membuat Tris marah, selama ini mereka menonton tanpa membantu masyarakat di Chicago. Tris tinggal di area penelitian tersebut sambil melihat keadaan, di tempat itu pula tris mengetahui fakta lainnya, fakta jati diri ibunya. Fakta ibunya dulu bukanlah dari Dauntless atau dari Chicago seperti selama ini yang dia tahu, melainkan ibunya berasal dari area penelitian. Keadaan semakin parah di Chucago, sehingga membuat para ilmuwan memutuskan untuk memprogram ulang semua manusia itu dengan serum memori. Mereka akan membebaskan serum itu di seluruh Kota Chicago agar semua orang lupa ingatan dan mulai dari awal lagi. Tris dan teman-temannya tidak dapat menerima keputusan itu, sehingga memutuskan melawan para ilmuwan demi orang-orang yang dilindunginya. Akhir yang mengejutkan menjadi sebuah nilai plus dari novel ini. Pesan penulis yang mengatakan jika sejak awal, ia ingin menuliskan bahwa semua orang ingin memiliki tempat tersendiri dalam masyarakatnya.

 

V For Vendetta

V for Vendetta mengambil latar belakang Inggris di era masa depan ketika berada di bawah kepemimpinan rezim yang totaliter. Hal ini berawal setelah perang dunia ketiga yang meluluhlantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak di mana-mana, kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara, tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama lain selain satu agama yang 'direstui' oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki Al-Qur'an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.

Di tengah kondisi demikian, seorang individu yang menyebut dirinya V, dengan mengenakan kostum ala Guy Fawkes mulai mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan propaganda yang dikenal dengan istilah "propaganda by deed". V menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu saja pada para birokrat dan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya (dengan berbagai alasan, seperti ketakutan dan ketidak pedulian). Dalam satu peristiwa, V mengatakan pada publik melalui stasiun televisi yang disadap olehnya, bahwa, "Untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi, kalian hanya perlu bercermin."

Maka aksi V yang dimulai pada tanggal 5 November dimulai. Tanggal ini sendiri dipilih untuk menghormati tanggal di mana Guy Fawkes melakukan aksi peledakkan gedung parlemen Inggris pada abad ke-16 yang gagal—kisah mengenai Guy Fawkes sendiri adalah kisah yang nyata terjadi. Satu persatu para politikus, yang merupakan sejumlah tokoh penting dari partai politik yang berkuasa, menemui ajalnya. Hal ini berkaitan dengan 'dosa-dosa' para politikus tersebut pada masa lampau yang telah memilih V sebagai salah satu korbannya. Plot pemberontakan itu sendiri disusun oleh V sedemikian rupa sehingga dalam waktu satu tahun (dari tanggal 5 November ke 5 November tahun berikutnya), yang diharapkan seluruh kekuasaan fasis akan runtuh.

Dalam film, segalanya berlangsung lancar. Plot demi plot berjalan dengan mulus, bahkan hingga titik terakhirnya di mana publik dengan tenang berjalan menuju Trafalgar Squaredan berkumpul menyaksikan bagaimana gedung parlemen meledak dan runtuh. Tentara yang berjaga bahkan tak melepaskan satu tembakan. Semua orang penting partai yang dianggap berdosa pada masa lampau telah menemui ajalnya di bawah keadilan yang dibawa oleh V. Sang pemimpin negara, Kanselir Adam Sutler, tewas ditembak Creedy, komandan pertahanan. Creedy sendiri kemudian dibunuh V. Semua mulus walau V sendiri akhirnya menemui ajalnya di tangan para Fingerman, polisi khusus pemerintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Dari ke empat film diatas, diibaratkan seperti Ideologi sebuah bola lampu yang berada di tengah masyarakat lilin. Dimana bagi masyarakat lilin, satu-satunya sumber cahaya adalah setitik api kecil yang menyala dari sumbunya (Ideologi yang dibawa oleh masyarakat lilin). Ketika diantara mereka hadir satu bola lampu, maka percikan electron dari kawat wolfram itu yang kemudian menghasikan sebuah cahaya dapat memecah belah kesatuan, katanya.

Bagi masyarakat lilin, cahaya dari nyala sumbu itu adalah harga mati. Kawat wolfram berpijar itu tidak ada dalilnya. Si lilin yang bersumbu panjang, sering menuduh bahwa bola lampu itu bersumbu pendek (produk gagal), padahal memang tidak bersumbu sama sekali.

Bagi sebagian lilin yang pikirannya separuh terbuka, memang menerima bawa bola lampu adalah solusi penerangan masa depan. Tetapi peralihan dari lilin ke bola lampu itu masih lama. Nanti menunggu waktu yang sulit untuk ditentukan (tidak diperhitungkan).

Sedangkan bagi lilin yang tengah asik menikmati kekuasaan, dan mulai terganggu dengan cahaya bola lampu yang lebih terang, mereka membuat peraturan untuk menggantung (menghakimi) si bola lampu. Tapi mereka tidak pernah berhasil untuk melakukannya. Si bola lampu masih saja tetap bersinar. Apapun makar yang mereka lakukan pada bola lampu sejatinya cahaya terang itu tidak akan pernah terpadamkan. Semua akan mengakui ideologi yang dibangun dan di bawa oleh si bola lampu pada akhirnya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar