Jumat, 31 Maret 2017

(161310876-013) Pengangguran Meningkat Sebab Ekonomi Melambat

Badan Pusat Statistik (BPS) RI melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2015 hanya mencapai 4,71 persen atau melambat dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mampu mencapai 5,17 persen. BPS melansir terdapat sejumlah persoalan yang membuat ekonomi Indonesia melambat.

Kutipan dari ITB (Indeks Tendensi Bisnis) “JAKARTA - Naiknya tingkat pengangguran pada Februari 2015 menjadi salah satu indikator buruknya perekonomian Indonesia. Hal ini juga ditunjukkan dari melambatnya pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015.
Terjadi kenaikan pengangguran ini indikasi yang berbahaya bagi rakyat," kata pengamat ekonomi dari Mecode Studies, Augustinus Mangasa Sipahutar kepada Okezone di Jakarta, Kamis (7/5/2016)
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data kenaikan pengangguran sebesar 300 ribu jiwa pada Februari 2015 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, jumlah pengangguran sebesar 7,45 juta orang.
Mangasa menuturkan, tidak mudah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar itu. Sebab, dilihat dari kuartal pertama tahun ini sangat jauh dari harapan.
"Perbedaan satu persen ini luar biasa sekali. Harus menggelontorkan beberapa triliun," kata dia.
Untuk itu, pemerintah diminta segera berbenah dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi. Salah satunya untuk tidak menyalahkan kondisi ekonomi global saat ini yang memang hampir mengalami pelemahan pada setiap negara.”

Dampak dari lambatnya ekonomi di Indonesia menyebabkan angka pengangguran setiap tahun nya meningkat
Masalah-masalah ekonomi yang semakin membuat pemerintah kewalahan sehingga mengabaikan SDM yang semakin banyak tidak dapat diserap oleh lapangan kerja.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi tidak terkait langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Terutama jika diukur dari tingkat pengangguran dan kemiskinan. Hal itu terlihat di Tanah Air, dimana pertumbuhan ekonomi tinggi kurang berkorelasi dengan penurunan angka pengangguran dan kemiskinan.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yangluar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik,sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggur terbuka atau setengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dansebagainya. Diharapkan ke depan kebijakanketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi)kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran
Kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus merupakan salah satu kesatuan yang saling mendukung untuk menciptaan dan perluasan kesempatan kerja
Selain mengharapkan bantuan dari pemerintah sebaiknya secara pribadi juga harus berusaha memperbaiki kualitas sumber daya agar tidak menjadi seorang pengangguran dan menjadi beban pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar