Era Globalisasi terhadap Integrasi Nasional
Di Era globalisasi ini, pengetahuan kita untuk mengenal kebudayaaan Indonesia kurang, anak muda zaman sekarang termasuk saya lebih mengetahui tentang modernisasi ketimbang tradisional. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita terhadap kebudayaan sendiri yaitu kebudayaan di Indonesia. Misal, kurangnya pengetahuan antara hak dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia sehingga disebagian kalangan masyarakat menimbulkan hilangnya rasa persatuan terhadap sesama atau sebangsa, masing- masing individu lebih mementingkan kepentingan sendiri tanpa memiliki rasa peduli lagi. Contoh lain yang terjadi akibat kurangnya rasa satu kesatuan yaitu konflik antara suku dayak dan suku Madura. Dimana sudah terjadi dua kali kerusuhan besar antara Suku Dayak dan Suku Madura, yaitu pada peristiwa Sampit (2001) dan di Senggau Ledo (1996). Kedua kerusuhan besar ini meluas sampai keseluruh wilayah Kalimantan dan berakhir dengan pengusiran ribuan warga Madura yang hingga mencapai 500-an jiwa. Perang kedua suku ini telah menjadi masalah sosial yang me-nasional. Adanya konflik antar suku yang terjadi tersebut akan menimbulkan dampak yang bisa dirasakan secara langsung atau tidak. Dampak ini bukan hanya menimpa pada kelompok yang terlibat konflik saja, tetapi seringkali juga berdampak pada kelompok yang tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut. Untuk itu kita sebagai masyarakat paling tidak harus bisa membedakan dan menjalan antara hak dan kewajiban sebagai warga Negara sehingga nantinya mampu menciptakan rasa persatuan dan kesatuan, tanpa mementingkan kepentingan sendiri.
Seperti yang saya ketahui, dilihat dari contoh permasalahan diatas dalam usaha mencapai tujuan nasional sebagian masyarakat masih banyak yang mempunyai pandangan berbeda atau persepsi berbeda karena manusia hidup dalam realitas yang plural, hal yang sama pada masyarakat Indonesia yang majemuk (plural society). Corak masyarakat Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan budaya , melainkan keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam masyarakat. Untuk itu, saya berharap pemerintah Indonesia telah mempunyai rumusan dalam konsep pandangan nasional dalam bentuk wawasan nusantara, dimana wawasan tersebut agar dapat memberikan konsepsi pada peserta didik tentang visi ke depan bangsa Indonesia untuk menciptakan kesatuan dan persatuan, sehingga akan menghasilkan integrasi nasional. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang beraneka macam diungkapkan dalam semboyan " Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda suku bangsa, agama , budaya, daerah tetapi tetap satu bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar